7

572 76 26
                                    


Hoseok mematung di tempatnya seraya menatap Yoongi tak percaya. Jadi benar kan firasatnya selama ini, kalau Yoongi ingin menjebak Hoseok makanya dia selalu berpura-pura menolongnya? Yoongi balas menatap Hoseok dengan santai.

"Kau ingin menjebakku ya?" sela Hoseok asal. Yoongi mendecih setelah mendengarnya.

"Katamu ingin mengganti uangku secepatnya, ya sudah lakukan sekarang."

"Tapi bukan seperti ini Min Yoongi!" suara Hoseok mulai meninggi.

"Aku tidak ingin ribut sekarang. Kau hanya tinggal melaksanakan, tidak sulit kan? Uang yang sudah kuberikan banyak loh." Yoongi meluruskan kakinya, membuat punggungnya terlempar ke belakang. "Bagaimana? Aku juga tidak akan terima uangmu jika kau ganti sekarang pun."

Hati Hoseok bergemuruh. Bagaimana bisa dia mencium seorang lelaki yang notabene sudah punya kekasih ini? Tapi si Min Yoongi gila ini juga yang memintanya. Dan juga di samping membayar uang Yoongi, dia juga harus memikirkan uang pengobatan Jiwoo sekaligus. Gajinya bulan depan mungkin bisa dia kumpulkan untuk uang obat Jiwoo.

Jadi ... argh, dia harus mencium Yoongi sekarang?

"Y-ya sudah, menghadap ke arah lain sekarang," ucap Hoseok membuat Yoongi mengernyit bingung.

"Kemarikan pipimu," ucapnya dengan kesal. Yoongi tertawa kecil. "Bukan di situ, tapi di sini." Yoongi memajukan bibirnya dengan santai. Hoseok geram sekali rasanya. Kalo saja bukan karena utangnya, dia akan tinju si Min ini. Kau hanya perlu mengecupnya saja, Seok. Lalu masalah kelar, batinnya.

Dengan gugup dia mendekat pada yoongi. Menangkup wajahnya dan mendaratkan kecupan di sudut bibirnya. Hoseok mulai menghitung dalam hati satu sampai lima. Cium dia lima detik saja, pikirnya. Tepat dia ingin melepasnya, tangan Yoongi menahan tengkuk leher Hoseok. Membawa Hoseok dalam ciuman dalam.

Yoongi kini ambil alih. Dia melumat bibir tipis Hoseok. Hoseok membelalak. Ia berusaha melepaskan diri tapi Yoongi menahannya. Menarik satu tangan Hoseok dan menggenggamnya kuat. Yoongi benar-benar kelewatan saat ini. Rasa menggebu di hatinya menolak logika yang dari tadi meneriakinya. Bibirnya bergerak menghisap dan menggigit kecil labium Hoseok.

Lima menit saling bertautan, Hoseok mendorong Yoongi menjauh. Bibirnya memerah dan bengkak. Hoseok menatap Yoongi tak percaya. Darahnya berdesir hebat. Jantungnya berdetak lebih cepat. Refleks Hoseok menyentuh bibirnya. Gerakan bibir Yoongi masih terasa. Sangat.

"Yoongi...."

Wajah Yoongi tak kalah bersemu dari Hoseok. "Utangmu lunas, Seok," ujarnya lalu memasang earphone-nya kembali. Jangan tanya bagaimana keadaan Yoongi. Ia mencoba menutupi gugupnya.

Hoseok berjalan mundur lalu pergi segera. Yoongi menoleh setelah Hoseok pergi. Spontan dia meraba dadanya yang rasanya ingin meledak. "Apa-apaan aku?" Yoongi merutuki dirinya. Apa Hoseok masih ingin menemuinya nanti?

Air mata Hoseok jatuh setelah dia menjauh. Ia mengepalkan tangannya kuat. Kenapa dia harus melakukan itu? Kenapa dia membuat Hoseok semakin meyakinkan diri untuk menyukainya? Dan lagi, apa itu? Membayar utangnya dengan menciumnya. Bukankah ia sama saja seperti jalang yang memberikan tubuhnya untuk dicicip orang lain.

Kenapa dia baru menyadarinya? Harusnya dia meninju Yoongi saja tadi. Namun Hoseok juga menginginkannya. Kenapa hati Hoseok jatuh padanya? Dia sudah punya kekasih! Sadarlah, bodoh! Rutuknya berkali-kali dalam hati.

Sementara sosok yang tak sengaja melihat keduanya berciuman tadi, berlari tak tentu arah. Ia meremat baju di bagian dadanya. Sakit sekali. Ia menangis sejadinya. Ia terserang panik tiba-tiba. Menoleh ke sana kemari mencari hal yang bisa dia jadikan pelampiasan sakit di dadanya.

Can't Take My Eyes Off YouOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz