InDieGo Koplak

27. berbicara tentang perpisahan

Berpisah memang selalu tidak mudah. Tapi yang namanya hidup selalu ada pertemuan dan perpisahan, itu sudah menjadi tata kehidupan

-Ael-

Hai long time no see?

Gimana kabar baik?

Akhir-akhir ini seminggu sekali update ya?
Iya masih sibuk urus beberapa pekerjaan jadi lumayan deh.

Nanti kalo udah selesai bakal tiap hari update kayak biasa.

Stay tune terus ya💓 jangan lupa komen setiap paragraf kayak biasanya.

👻👻👻👻👻

Laura sibuk menumpuk kertas berkas ketika tiba-tiba Ken dan Yuri mengejutkannya.

"Mau banget ya liat Lau mati muda?"

"Kalo udah takdirnya gue ikhlas Lay," celetuk Yuri. Ken mengangguk iya sembari mengacungi jempol.

"Laknat amat, tapi daripada bawel mending bantu Lau sama si Siti,"

"Panggil gue Sisi, Lau!" Siti mengingatkan. Tidak suka dipanggil Siti.

"Lah kan nama lo memang Siti, Siti Maemunah. Atau mau gue panggil Mumun?" ujar Ken.

"Sembarang lo, lo kira gue hantu lo panggil Mumun?!"

"Ya gue bener dong panggil lo Siti,"

"Tapikan gue pengen buat nama gue jadi lebih estetik gitu,"

Yuri menatap malas melihat perdebatan Ken dan Siti. Keduanya selalu seperti itu ketika bertemu. Dulu mereka sempat dekat ketika duduk di bangku SMP, yah. Bak kucing dan tikus yang dendam karena cinta Siti ditolak membuatnya sangat kesal. Dan sialnya lagi mereka kembali di pertemukan ketika SMA.

Laura mendengus sebal, "udah kalian gak usah berantem. Nanti jadi jodoh repot,"

"Ogah!" teriak mereka serentak kemudian saling bertatapan sinis.

"Gue tolak kok gak terima. aneh!" cibir Ken sembari berlalu menghampiri rak yang masih berantakan.

Laura terkikik pelan melihat perdebatan mereka berdua.

"Lo tumben mau disuruh sama Bu Rika?" bisik Yuri.

"Yurican, Lau kan anak baik-baik. Ya harus nurut kecuali Bu Rik ngajak gelud,"

"Najis!"

"Lau tau kalo Lau cantik, makasih Yurican!"

Yuri tidak lagi menanggapi, gadis itu memilih untuk membantu Siti daripada menanggapi ocehan Laura yang sampai saat ini belum juga reda.