TF: 11

194 28 3
                                    

Happy reading~

Kembali ke keadaan sekarang Krist sedang duduk dengan angkuh di kursinya sambil menatap maneger dari bagian keuangan yang sedang berlutut ketakutan.

"Kenapa hal ini bisa terjadi?" Tanya Krist dengan aksen dinginnya.

"Di..a membawa lari sebagian uang perusahaan Tuan muda"

"Saya tau akan hal itu, saya bertanya kenapa dia bisa membawa lari uang perusahaan!!" ujar Krist sambil mengambil sebuah senjata api dari laci meja kerjanya. "Dan saya juga tau bahwa..." Jeda Krist sambil memainkan pistol ditangannya dengan mata yang menatap sang manager dengan senyum miring tercetak di bibirnya.

"Saya mohon ampun Tuan muda, jangan bunuh saya" pinta sang manager sambil bersimpuh dengan berderai air mata.

"Kembalikan uang yang dia bawa kabur sekarang maka nyawa anda selamat" ujar Krist sambil menodongkan senjata api kearah sang manager.

"Ha..harus..kah se..karang Tuan?"

"Harus karena anda juga membantu dia untuk mengambil uang perusahaan saya" jawab Krist. "Kalo tidak, maka dua timah panas akan bersarang di kepala anda" lanjut Krist.

"Ta..pi saya ti..dak punya ua..ng sekarang Tuan muda"

Dor..

"Aakhh!!" Teriak sang manager saat satu buah peluru tertanam di bahu kanannya.

"Kembalikan uang saya sekarang" ujar Krist.

"Ta..pi saya be..nar be..nar ti..dak ad..da ua..ang seka..rang tu..an" Ujar sang manager sambil memegang bahu kanannya.

Dor
Dor

"Maka dari itu bayarlah dineraka" ujar Krist setelah menembakkan 2 buah peluru tepat di kepala sang manager. Setelah melihat sang manager sudah tak bernyawa Krist memanggil orang kepercayaannya untuk membawa mayat sang manager keluar dari ruangannya.

"Keruangan saya sekarang" perintah Krist melalui panggilan telepon. Tak sampai 5 menit 2 orang pemuda sudah ada didepan ruangan Krist.

Tok
Tok
Tok

"Masuk"

"Iya tuan muda?" Tanya salah satu diantara mereka.

"Urus dia" ujar Krist sambil menunjuk tubuh sang manajer. "Kemudian cari orang yang membawa kabur uang perusahaan, pastikan di temukan hari ini juga. Jika tidak nyawa kalian berdua sebagai gantinya" lanjut Krist sambil memainkan pistol ditangannya.

"Ba..baik Tuan muda"

"Kami permisi tuan muda" pamit salah satu diantara mereka dan hanya di balas oleh Krist dengan anggukan kepala.

"Suruh seorang OB keruangan saya" perintah Krist Intercom dimeja kerjanya.

"Selagi gue disini ada baiknya gue ngurusin berkas yang menumpuk ini" monolog Krist sambil menatap berkas yang menumpuk di meja kerjanya.

Tok
Tok
Tok

"Masuk" ujar Krist sambil memeriksa berkas bermap berwarna kuning.

"Permisi tuan ada yang bisa saya bantu?"

"Bersihkan noda yang berada di lantai itu sampai bersih!" perintah Krist.

"Baik Tuan"

Dengan gemetar sang OB membersihkan darah yang masih basah di lantai ruangan Krist. Sambil sesekali melirik Krist yang sedang membaca beberapa berkas.

"Dia terlalu muda untuk memimpin sebuah perusahaan" gumam sang OB yang masih bisa didengar oleh Krist.

"Memimpin perusahaan tidak tergantung dengan umur" ujar Krist yang masih fokus dengan berkas ditangannya. Sang OB yang merasa dirinya disindir oleh bosnya langsung berkeringat dingin takut jika nyawanya tak terselamatkan seperti manager tadi.

Two Faces (END) Where stories live. Discover now