TF: 17

106 7 0
                                    

༶•┈┈⛧┈♛happyreading♛┈⛧┈┈•༶

Makin hari Singto makin dekat dengan Namtan, bahkan ia mulai melupakan Krist sang kekasih. Kalian tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Singto, karena Krist beberapa hari kebelakang sangat sibuk akan sesuatu yang tak bisa ia beritahu ke Singto. Krist tidak memberitahunya apa yang sedang ia lakukan, ya sudah hampir sebulan ini Krist selalu sibuk. Tak ada lagi Krist yang dijemput oleh Singto dan tak ada lagi Singto yang mengantar Krist. Krist hanya berada di dekat Toptap.

Kekosongan itu tidak sama sekali dirasakan oleh Singto, karena setiap harinya ia akan mengisi kekosongan itu dengan Namtan kekasihnya. Ya ia tau kalau itu salah karena telah memiliki kekasih lain dibelakang Krist, tapi ia juga mulai ragu dengan pertemanan antara Krist dan Toptap. Karena ia tak sengaja melihat Toptap yang hampir mencium bibir yang bahkan tidak pernah Singto cicipi. Kalau Krist saja bisa berselingkuh kenapa ia tidak? Itulah yang ada dipikiran Singto ketika meminta Namtan menjadi kekasihnya.

Apakah Namtan tau kalau ia hanya menjadi yang kedua? Jawabannya tidak karena Singto memberi tau kalau ia telah putus dengan kekasihnya sebulan yang lalu.

Singto tau hubungan dengan Krist sudah tak sehat lagi, tapi ia tak mau melepaskan Krist begitu saja. Ia ingin Krist melepaskan Toptap dan saat itu juga ia akan melepaskan Namtan. Singto brengsek? Ya Singto tau itu, ia memang brengsek tapi ia hanya mau semuanya seimbang. Kalau Krist bisa melakukan hal itu maka ia juga bisa.

Sekarang Singto sedang berada di restoran mewah bersama Namtan, mereka sedang kencan romantis. Singto sedikit sadar kalau ia tak pernah melakukan ini bersama Krist, karena pemuda manis itu akan menolak dengan ajakan Singto dengan alasan itu pemborosan. Padahal Singto sangat yakin ia bisa membayar semua pesanan Krist tanpa berpikir 2 kali.

Oke mari lupakan Krist sejenak dan fokus ke Namtan yang sedang memakan makanannya. Hal itu berhasil membuat Singto tersenyum melihat Namtan. Kemudian tangannya terulur untuk menggenggam tangan Namtan yang bebas yang terdapat cincin hadiah darinya, cincin yang ia berikan ketika ingin meminta Namtan menjadi kekasihnya.

"Sing" Panggil seseorang yang sangat Singto kenal. "Kita perlu bicara" Lanjut pemuda itu sambil berjalan keluar dari restoran.

"Sebentar ya sayang" Ujar Singto sambil mengusap kepala Namtan kamudian keluar mengikuti 2 orang sahabatnya.

"Apa maksud lo sialan? Siapa cewek itu?" Tanya Tay ia tau kalau sahabatnya ini berubah beberapa hari ke belakang tapi ia tak habis pikir mengapa Singto bisa berselingkuh dibelakang Krist.

"Dia pacar gue" Tepat setelah Singto menjawab sebuah tinju melayang ke wajahnya dan itu diberikan oleh Off yang tak habis pikir dengan jawaban dari Singto.

"Cepat putusin Krist, atau lo akan habis ditangan gue" Ancam Off dengan dada yang naik turun.

"Gue nggak akan putusin Krist" Ujar Singto tak peduli dengan ancaman Off.

"Kalau gitu putusin cewek sialan itu brengsek" Ujar Off dengan emosi yang sangat tinggi.

"Gue nggak akan mutusin Namtan sebelum Krist jauh dari Toptap" Balas Singto.

"Lo harus milih salah satu Sing, lo nggak bisa punya keduanya" Ujar Tay mencoba menjadi penengah.

"Gue memang nggak mau punya keduanya, yang gue mau Krist menjauh dari tuh cowok sialan" Balas Singto yang masih tetap dengan prinsipnya.

"Krist nggak mungkin jauh dari Toptap Sing, Toptap itu--" Perkataan Tay terpotong oleh Off yang sudah emosi dengan Singto.

"Jangan jelasin ke dia Tay, biarin aja dia tau sendiri nanti!" Potong Off. "Kalau lo mau sembunyikan hubungan lo sama tuh cewek silakan gue sama Tay akan diam dan nggak akan ikut campur sama hubungan lo ini" Lanjut Off kemudian pergi sambil menarik Tay meninggalkan Singto dengan kebingungan. Masih dengan kebingungan Singto memilih masuk menemui Namtan yang menunggunya di dalam restoran.

"Singto wajah kamu kenapa?" Tanya Namtan saat Singto duduk dihadapannya.

"Cuman ada sedikit masalah aja tadi" Jawab Singto. "Kalau gitu ayo pulang" Ajak Singto dan dengan menurut Namtan mengikuti Singto.

Sepanjang perjalanan sangat terasa hawa hawa sepasang kekasih yang baru menjalin hubungan. Merka terus melemparkan canda satu sama lain, tak ada rasa canggung diantara mereka.

Saat sampai di rumah Namtan, gadis itu langsung menawari untuk mengobati luka dibibir Singto. Entahlah ini sangat menarik untuk Singto, ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh Krist. Namtan berbeda dengan Krist, itulah yang Singto tanam dikepalanya.

"Ada apa hm?" Tanya Namtan karena Singto hanya memandang wajahnya tanpa berkedip.

"Kamu cantik" Ujar Singto berhasil membuat pipi Namtan memerah.

"Ck apasih" Balas Namtan lalu beranjak dari duduknya. Namun, dalam sekejap ia sudah duduk diatas pangkuan Singto karena pemuda tampan itu menarik tangannya.

Kemudian terjadilah ciuman panas, ciuman yang tak pernah Singto coba dengan Krist. Ciuman itu makin menjadi, hingga membangkitkan nafsu keduanya.

"Namtan boleh kah?" Tanya Singto dengan tangan berada dipinggang gadisnya dan bibir yang mulai mengerjai lehernya jenjang Namtan.

"Ahh lakukan Singghh" Jawab Namtan dengan mendesah.
















Kemudian yang terjadi sesuai dengan apa yang ada dipikiran pembaca 😁😁.

Disebuah ruangan terdapat 2 orang pemuda yang sedang menggunakan headphone, mendengar percakapan disebrang sana hingga suara desahan terdengat membuat salah satu diantaranya melepas headphone kemudian mengatur napasnya.

"Hahaha sesuai dengan rencana lo" Ujar pemuda lain sambil melepaskan headphonenya. "Ya sayang sekali, padahal gue kira dia bisa setia kkkk" Lanjutnya dengan kekehan diakhir.

"Ayo keluar" Ujar pemuda yang sedari tadi diam.

Two Faces (END) Where stories live. Discover now