TF: 20🔞

168 13 4
                                    

Happy Reading



"Mari kita akhiri hubungan ini" Ujar Krist dengan wajah yang menunduk.

Singto yang mendengar itu, langsung membatu. Ia tidak menebak hal ini akan terjadi, ia sudah mempunyai rencana untuk mengakhiri hubungannya dengan Namtan besok setelah mengantar Krist. Tapi apa ini? Mengapa tiba-tiba Krist meminta untuk mengakhiri hubungan mereka.

"Kenapa Kit? Kenapa Kit mau putus?" Tanya Singto mencoba meredam emosinya.

"Kit tau semuanya Phi hiks... Kit tau kalau Phi selingkuh dibelakang Kit hiks..." Jawab Krist dengan terisak.

"Nggak Kit nggak, kita nggak boleh putus hm kita nggak boleh putus" Perkataan Singto membuat Krist takut.

"Ta...tapi P'Sing--" Apa yang ingin Krist katakan langsung terpotong oleh Singto.

"Nggak Kit Nggak!!" Teriak Singto makin membuat tubuh Krist gemetar.

"Nggak boleh Kit, dengerin Phi kita nggak akan putus sampai kapan pun" Ujar Singto sambil meremas bahu Krist.

"Tapi Phi udah ada yang lain hiks hiks..." Ujar Krist sambil menatap Singto takut-takut.

Brugh!!

Tubuh Krist didorong oleh Singto hingga berbaring diatas kasur dan berada di kukungannya. "Ingat ini Kit, kamu yang buat Phi ngelakuin ini" Ujar Singto lalu mengikat tangan Krist dengan dasi yang entah dapat dari mana.

"Lepas Phi hiks... Phi mau ngapain" Krist mulai memberontak mencoba keluar dari kukungan Singto. Dan dasi kedua Singto gunakan untuk menutup mata Krist. "Phi hiks... Phi mau ngapain hiks" Ujar Krist saat masuk ke kegelapan.

Tanpa memperdulikan Krist yang tengah menangis, Singto langsung mengoyak baju yang sedang dipakai oleh Krist membuat baju itu tak berbentuk lagi. Krist merasa dingin di kulitnya setelah pakaian yang menutupi tubuh bagian atas nya terlepas.

"Lihatlah ini kulit putih yang sangat menggoda" Ujar Singto sambil memandangi tubuh Krist dengan napsu.

"Phi mau ngapain hiks..." Tanya Krist saat merasa sebuah tangan menjalar ke celananya. "Tunggu Phi, Kit mohon jangan ngelakuin itu Phi hiks hiks..." Mohon Krist mencoba untuk menahan Singto. Tapi itu tak berhasil sama sekali, Singto tetap menjalankan apa yang ia mau dan dalam sekejap kain yang melekat ditubuh Krist ditanggalkan.

"Hiks hiks Kit mohon Phi" Mohon Krist dengan berderai air mata.

Bukan jawaban yang didapat oleh Krist, tapi malah bibir Singto yang mencium dan melumat dirinya bibirnya dengan kasar. "Mmhh.. Mmhhh" Isak tangis dan desahan tertahan dibibir Krist.

"Hiks hiks hiks" Isak tangis dapat Krist keluarkan ketika Singto melepaskan lumatannya.

Singto tak peduli dengan tangisan Krist sekarang, ia hanya peduli mencicipi tubuh Krist tubuh yang pastinya akan membuatnya puas. Dengan segera Singto menjilat dan menggigit leher Krist hingga meninggalkan bekas yang sangat ketara.

"Ahh Phi hiks" Desahan Krist masih tercampur dengan isak tangis.

"Sshh nikmati aja Kit" Ringis Singto ketika penisnya tak sengaja bergesekan dengan penis Krist yang terhalang handuk yang melilit pinggangnya. "Ahh gue udah nggak tahan sialan" Ujar Singto lalu membuang handuk yang melilit pinggangnya.

Tanpa persiapan apapun, Singto langsung memasukkan batang beruratnya ke lubang Krist. "Aakkhh Sakit hikss Sakit hiksss!!" Teriak Krist saat menerima benda tumpul di lubangnya yang masih kering.

"Ahh sial sangat sempit" Umpat Singto saat merasakan jepitan di penisnya. Saat Krist hanya terisak kecil Singto langsung menggerakkan pinggulnya yang awalnya lambat lama kelamaan makin cepat.

Two Faces (END) Where stories live. Discover now