⁰⁷ - dekat, akrab dan hanya itu

1.5K 219 25
                                    

"kangmin, pulang sama siapa?"

yang mempunyai nama segera menoleh. "sendiri sih, woo. kenapa, mau nebeng kah?" jeongwoo, sang lawan bicara, mengangguk.

"iyaa. boleh?" tanya jeongwoo.

"boleh, boleh... santai aja, woo. sama temen ini.."

jeongwoo terkikik pelan. "makasih,"

berhubung saat itu sudah waktunya pulang, kangmin pun lekas memasukkan buku-buku yang tadi ditaruhnya di laci meja ke dalam tas. jeongwoo yang berdiri di sebelah kangmin pun hanya memperhatikan, menunggu sang teman. setelah kangmin selesai, keduanya segera pergi keluar meninggalkan kelas.

di hari-hari biasanya, jeongwoo sering pulang bareng haruto. namun hari ini tidak, sebab haruto harus mengikuti remedial. hasil ulangan fisika laki-laki itu di bawah KKM jadi harus mengulang lagi guna memperbaiki nilai.

ketika jeongwoo dan kangmin berjalan di koridor, secara kebetulan keduanya berpapasan dengan haruto yang hendak menuju ruang guru.

haruto yang melihat kawan baiknya tentu saja langsung teralihkan. dia segera berhenti, berdiri berhadapan dengan jeongwoo dan kangmin.

"mau pulang, woo?" tanya haruto.

pertanyaan retoris barusan mendapat dengusan dari jeongwoo. "iya, kan sudah waktunya pulang."

agaknya jawaban dari jeongwoo membuat haruto tak puas. laki laki itu mengerutkan alis. "pulang sama siapa? kan hari ini gak bawa motor. dijemput papa mu?"

menggeleng cepat, "nebeng sama kangmin." yang disebut namanya mengulas senyum pada haruto, namun tak digubris. haruto hanya melirik sekilas lalu kembali menatap pada jeongwoo.

"ku antar aja woo-"

"lah, gamau. kau kan ada agenda." jeongwoo menahan tangan haruto yang telah memegang lengan kanannya.

"gak apa-apa, kau ku antar dulu. nanti baru balik lagi kesini." sahut haruto.

kangmin yang berdiri di samping jeongwoo hanya memperhatikan perdebatan keduanya dalam hening. tak ada niatan untuk menyahut. sedang malas untuk berbicara. pada akhirnya debat singkat dua orang itu berakhir dengan keputusan jeongwoo yang mutlak.

"nggak perlu, kau pergi ulangan aja. biar aku pulang sama kangmin. gak bakal kenapa-kenapa kok, janji."

tak dijawab, haruto diam. jeongwoo terlalu paham bagaimana perangai haruto yang keras kepala dan terkadang sangat protektif pada dia, itu terkadang terasa seperti bagaimana protektif seorang ayah pada anak kecil mereka. setidaknya itu yang jeongwoo rasakan. mengetahui benar bagaimana sikap haruto, maka jeongwoo segera memasang wajah melas.

"haruto, nyaut dong, jangan diam aja. boleh ya? janji bakal langsung pulang, gak mampir kemana dulu." tangan kanan haruto jeongwoo goyang-goyangkan guna membujuk sang teman.

melihat usaha jeongwoo dengan wajah memelas itu, membuat haruto menghela nafas. pada akhirnya dia mengalah dan mengiyakan.

jeongwoo segera tersenyum lebar. untuk sebuah alasan yang ia tak tahu kenapa, jeongwoo berterima kasih pada haruto sebab telah diizinkan. jeongwoo mengatakannya secara sadar, namun tak mengerti pula mengapa dia harus berterima kasih pada haruto. itu aneh, tapi sebenarnya, sudah biasa. kedekatan antara dia dengan haruto menyebabkan terlalu banyak hal-hal aneh.

"semangat ulangannya ruto, pulang duluan!" ucap jeongwoo sebelum akhirnya pergi dengan kangmin.

untuk sesaat haruto diam melihat dua temannya itu. berdiri membisu di tengah koridor yang sepi. ketika punggung jeongwoo dan kangmin sudah tak terlihat lagi, haruto lekas mengeluarkan ponsel. mengusap layar, membuka aplikasi pesan dan mengetik sesuatu disana. setelah mengirim pesan tersebut, benda berbentuk kotak itu kembali di masukkan ke dalam kantong celana. haruto kembali meneruskan langkahnya menuju ruang guru, dia sudah terlambat beberapa menit.

❲✓❳ 𝐀𝐍𝐓𝐈-𝐑𝐎𝐌𝐀𝐍𝐓𝐈𝐂 ; 𝐇𝐀𝐉𝐄𝐎𝐍𝐆𝐖𝐎𝐎Where stories live. Discover now