It Hurts❦︎

8 1 0
                                    

A story based on:
Heartbreak

----

Bila bisa ia pinta suatu hal, akankah dikabulkan oleh pemilik semesta? Bila bisa ia mohon suatu hal, akankah didengar oleh pemilik semesta?

Teruni itu peluk kedua lutut di sudut kamar temaram. Berat sudah kepalanya seakan hendak meledak. Kelu sudah lidahnya, bahkan bicara pun sudah tak lagi bisa. Surai kelam tutupi hampir seluruh wajah, kalau-kalau salah lihat, bisa saja ia dikira bukan manusia.

Asmara bukanlah diciptakan untuknya. Terbukti sudah dengan kembalinya kandas hubungan yang ia bangun jua jaga untuk sekian waktu lamanya. Kala masih ia genggam erat ekspektasi yang ia lukis di angan, lekas terhempas jatuh sebab realita datang menghadang; runtuhkan semua bayangan; singkap tirai seakan mengatakan bahwa yang ia pertahankan selama ini bukanlah kenyataan.

Nyatanya, teruna yang berhasil hancurkan ia untuk sekian kali amat pandai kenakan topeng hingga tertipu dia. Senyum serta lidah manis yang jadi aksesoris telah buat nona itu jatuh telak ke dalam pelukan seraya berfikir bahwa tiada yang akan berubah sebanyak apa pun waktu melangkah nantinya. Namun, semua hanyalah sandiwara belaka.

Terucap dari bilabial tuan itu, "Tidak akan ada yang berubah, janji. Aku akan tetap sama walau kita bukan lagi sepasang kekasih."

Bodoh, bodoh sekali nona itu langsung menelan mentah-mentah serta hiraukan logika yang acap kali berusaha susupi relung guna peringatkan dirinya sendiri.

Lantas, pada pagi itu, lelaki yang sama malah lontarkan aksara yang tampaknya bertolak belakang dengan memori yang tercetak segar di ingatannya. Beginilah katanya: "Aku tidak bisa berjanji karena jika berurusan dengan janji itu terlalu berat."

Lalu, hanya sebatas bualankah apa yang ia ucapkan selama ini? Bilamana bukanlah janji yang terucap secara langsung dari ranumnya yang manis, lantas apa makna dari perkataannya?

Lagi-lagi, semua hanya sandiwara.

Tak tau dia apa maksud tuan itu di belakang layar. Mungkin, dirinya hanya terbalut dengan rasa kasihan akan nasib sang nona yang tampak merana. Ya, dia hanya merasa kasihan belaka.

Cinta telah pudar, sayang telah sirna.

Tiada lagi yang tersisa selain sengsara, jua patah yang tak akan bisa disembuhkan dalam waktu yang singkat.

---

Setelah hampir satu tahun tidak kelihatan hilalnya, aku kembali. Tidak mengharapkan apa pun sih. Aku hanya ingin menulis untuk mencari distraksi sekaligus meluapkan apa yang aku rasakan yang tidak bisa aku katakan kepada orang lain.

Buku yang berisi cerita pendek berdasarkan prompt ini akan kembali aku lanjutkan. Selamat membaca, dan salam jumpa lagi semuanya!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 03, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Just WriteWhere stories live. Discover now