Zombie Apocalypse 2 𖣘︎

13 7 1
                                    

A story based on;
"I have a solution."

"Thanks goodness."

"It involves fire."

"Absolutely not."

Part satu bisa dibaca di bagian kedua buku ini.

---

Setelah nyawa mereka berdua selamat, Harley dan Gior memutuskan untuk bergabung dalam komunitas ini. Bersama dengan Rhea, mereka bertugas untuk membasmi para zombie yang berada di sekitar serta mencari manusia yang kemungkinan masih hidup.

Namun, bukan Harley dan Gior bila tidak naas nasibnya. Kini mereka bertiga sedang terjebak dalam sebuah gedung yang terkunci dan dikerumuni zombie. Entah sudah berapa lama, mungkin dua hari?

Untunglah di dalam gedung terdapat sebuah ruang yang bersih. Tidak ada zombie, juga Raja zombie. Jadi setidaknya mereka bisa mendaratkan bokong dengan tenang sembari memikirkan jalan keluar.

Seperti yang sebelumnya, Gior terlelap tanpa rasa khawatir sedikitpun. Rhea mendengus, wajar saja bila kawannya terbunuh bila Gior dengan santainya terlelap seperti itu.

Kala mereka masih memikirkan jalan keluar, pintu ruangan didobrak.

"Oi, Gior! Bangun!" hardik Harley.

Gior yang masih setengah sadar hendak bertanya, tapi segera ia mengatupkan mulut saat melihat gerombolan zombie mulai menapakkan kaki ke arahnya.

"Dasar bodoh," umpat Rhea sembari menarik Gior menjauh.

"Kita dikepung juga dari luar, akan sia-sia kalau kita meloncat dari sini."

"Kalau begitu kita akan melawan, siapkan senapan kalian duo bodoh."

Harley mendengus tak terima dikatakan bodoh. Hei, yang bodoh itu Gior bukan dia. Mengapa dia turut diikutsertakan?

Rhea, Harley, dan Gior merangsek maju sembari melontarkan peluru ke arah para zombie. Dua orang itu telah berlatih menggunakan senapan, hingga mereka tak terlalu jadi beban untuk Rhea.

Di tengah perjalanan Gior mengumpat, "Sial, pelurunya habis."

Manik Rhea memicing, mencari tempat persembunyian baru. Indranya menangkap sebuah gedung kosong yang hancur bangunannya. Cukup baik untuk bersembunyi sejenak.

"Kita bersembunyi dahulu di rongsokan bangunan itu! Ayo cepat, bodoh!"

Mereka menarik langkah cepat menuju bangunan hancur tersebut. Nafas mereka terengah-engah. Saat kesunyian masih mendekap, Gior tiba-tiba membuka mulutnya dan berkata, "Aku ada ide."

Rhea menoleh. "Baguslah, apa idemu."

"Tapi ideku itu menggunakan api."

Harley membalas, "Tidak."

Gior mendengus. "Kau ingin mati dimakan zombie?"

Harley menggeleng.

"Kalau tidak dengarkan saja aku. Sebelum pergi sebenarnya aku membawa beberapa granat. Kita bisa menggunakannya dan kembali ke markas dengan selamat. Aku rasa sudah tak ada lagi manusia yang hidup."

Rhea mengangguk dan berkata, "Ide bagus, cepat lakukan."

Gior melemparkan granatnya kearah kerumunan zombie yang kelaparan. Beberapa detik kemudian terdengar sebuah suara ledakan. Mereka bertiga menyelinap diantara bara api, memanfaatkan keadaan.

Lalu apakah mereka akan selamat?

---

Yha saya gantung wkwkkw. Gimana menurut kalian? Apakah kisah mereka mau dibuat dalam sebuah buku khusus atau tidak? Jika kalian ingin kisah mereka ditulis dalam buku khusus, nanti akan aku tulis setelah Iustitia selesai.

Baiklah, sampai jumpa besok (kalau ingat), hehe!

Just WriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang