The Beast𓁹︎

16 11 2
                                    

A story based on;
Fairytale retelling, dark version.
Request by michihako

---

"Kurang ajar."

Surai coklatnya dibelai angin. Zirah perak memeluk tubuh. Maniknya menatap lurus tajam. Digenggamnya erat pedang di sisi tubuh. Tidak akan dia biarkan monster itu menyakiti sosok yang ia kagumi. Gadis itu memacu cepat kudanya.

Kabar burung mengatakan kastil tua di depannya merupakan tempat itu. Masih dengan awas, gadis itu menarik langkah. Baru ia hendak mendorong pintu, pasukan musuh muncul mengepung. Gadis itu berdecih.

"Kau telah terkepung, Nona. Menyerahlah."

"Aku tak akan menyerah, aku akan menghabisi kalian," teriaknya.

Gadis itu melesat, menebaskan pedang ke segala penjuru. Lalu ia menarik langkah masuk, mencari monster itu. Didapatinya di sebuah ruangan besar, terduduk ia menyantap makanan.

"Dimana ayahku?"

Monster itu menatap balik, terkekeh sejenak lalu menjawab, "Kau lihat daging ini? Ini adalah daging ayahmu."

Lemas kakinya bagai tak bertulang. Merosot jatuh gadis itu, berkaca-kaca pula matanya. Tak sanggup menerima kenyataan, ditusuk dirinya sendiri biar menyusul sang ayah ke alam baka.

---

Ini requestmu michihako, maaf jelek karena aku bingung mau nulis gimana.

Maaf karena bab ini terlalu pendek. Sejujurnya aku masih belum bisa menulis karena masih berduka. Tetapi aku paksakan karena sudah kewajibanku untuk update cerita kan?

Untuk besok diusahakan dapat menulis lebih panjang dan lebih baik.

Maaf juga karena sudah dua hari tidak update. Nanti hutang tidak update akan dibayar nanti, yang artinya mungkin bisa mempublish tiga cerita pendek sekaligus dalam satu hari---yang tak mungkin hari ini.

Sampai jumpa nanti!

Just WriteWhere stories live. Discover now