Battle 𖦹︎

13 8 0
                                    

A story based on;
"You know I'll win."

"And you know I'll fight."

---

Porak poranda sudah sejauh manik memandang. Tak ada yang berdiri tegap lagi. Lelaki muda itu bahkan sudah lemas, terperosok jatuh, memegang kedua lutut. Peluh membanjiri, pikiran buruk menghantui. Ia harus menghentikan semua ini, dan menyadarkan orang itu kembali.

Dengan sisa tenaga, bangkitlah ia walau sulit sekali. Manik birunya tampak berkobar, segala asa terpendam di dalamnya.

"Kau masih bisa bangkit rupanya, Eiji."

Eiji terkekeh pelan, mengusap sisa darah di bibir ranum. Ia mengangkat kepala, menatap lamat orang yang di depannya.

"Kau tau, aku tak akan menyerah semudah itu 'kan, Zinan?"

Zinan balas menatap, "Tentu saja tidak. Akan tetapi, kau tau kalau kau tak akan bisa menang melawanku."

Eiji tau betul memang. Tak mungkin menang walau melawan sekuat tenaga. Namun, hal itu tetap tak akan membuatnya gentar sampai kapanpun jua. Ia tidak akan mati tanpa melakukan perlawanan yang berarti.

Tak menjawab ia, akan tetapi langsung dilontarkan sebuah jurus pada Zinan. Bukan jurus yang kuat memang, tapi berhasil membuatnya sedikit terperanjat.

"Jurus yang lemah. Kau tau kalau kau tak setara denganku bukan?"

"Aku tau." Jeda sejenak sebelum ia melanjutkan, "Tapi aku akan tetap melawanmu."

Zinan menertawai kebodohan Eiji. Melawan katanya? Bodoh sekali. "Kau cari mati? Baiklah akan aku penuhi keinginanmu itu!"

Zinan melesat maju, melempar sebuah jurus petir. Belum satu detik, sudah berpindah tempat dia dan melempar jurus petir yang lain. Eiji tak bisa mengelak, tapi salah satu dari jurus Zinan berhasil ia tangkis. Yang satunya lagi menghantam punggung hingga jatuh ke atas tanah.

Tidak, belum. Eiji kembali bangkit walau luka menganga di punggung. Sekuat tenaga ia melesat, melontarkan jurus api yang dapat menghanguskan siapapun jua. Masih dapat mengelak, tapi terlukis juga luka bakar di lengan atas Zinan.

Zinan berdecih. Bagus juga, pikirnya. Namun, tetap saja dia tidak setara, kawan!

Manik keduanya saling melempar tatap. Bersamaan pula bergerak, dan saling menghantam jurus andalan masing-masing. Bertabrakanlah kedua jurus, menimbulkan ledakan besar yang melempar kedua orang itu jauh dari tempat.

Lengan bajunya terkoyak dan menampakkan luka bakar, Eiji meringis tapi berusaha untuk bangkit kembali. Dengan terseok-seok ia pergi mencari Zinan.

Didapatinya Zinan yang terbaring. Eiji setengah berlari menghampiri, menggucang tubuh kawannya itu. Hendak membantu tapi malah ditikam ia. Eiji memuntahkan darah, menatap tak percaya pada Zinan.

"K-kau ... mengapa?"

"Maafkan aku, tapi kau menghalangi rencanaku. Sudah kubilang bukan, bahwa aku yang akan memimpin. Bila masih ada kau disini, tak akan terlaksana angan milikku."

Manik Eiji membelalak, perlahan memburam penglihatan. Hingga jatuh ke tanah ia, membeku disana. Zinan membersihkan percikkan darah, menatap kawannya, lalu meninggalkan begitu saja.

Kini, tak ada lagi yang jadi halangan. Akan dibuatnya negara ini sesuai kehendaknya. Manik Zinan sekali lagi menatap sekeliling, porak poranda dan hancur. Tenang, akan segera diubahnya pemandangan ngeri tersebut.

---

Mungkin hari ini akan update lebih dari satu guna membayar hutang. Belum tau juga, lihat saja nanti.

Cerita terinspirasi dari battle Naruto dan Sasuke. Sedang tergila-gila dengan mereka, entah kenapa.

Selamat menikmati, dan sampai jumpa!

Just WriteWhere stories live. Discover now