45

8 2 14
                                    

Gongchan pov
"Hmm. Chan." Panggil Hyoje ragu.

"Kenapa?"

"Apa kita putus aja ya?" Gue membeku, kaget setengah mati karena gue ga nyangka bakal jadi kayak gini.

"Soalnya—" Hyoje kembali angkat bicara pelan-pelan, sedikit tersekat, dan matanya mulai berkaca-kaca.

"—gue ga ngerasa bahagia akhir-akhir ini." Lanjutnya, mata gue memanas.

"Ga, Hyo. Kalo soal yang kemarin itu lo salah paham." Gue raih kedua tangannya, namun dia lepas pelan-pelan.

"Bukan yang kemarin doang, Chan. Udah lumayan lama gue mikirin ini." Dia paksa bibirnya tersenyum, tapi air matanya tetep ngalir di pipinya.

"Yang kemarin itu—lo salah paham. Gue berani sumpah gue ga ada perasaan apa-apa sama Koeun. Kemarin dia mabuk Hyo, dan akhirnya narik kerah gue. Demi Tuhan gue ga—" Jelas gue langsung, air mata gue akhirnya keluar.

"Ga, Chan. Gapapa."

"Hyo, gue minta maaf." Entah kenapa gue ga berani natap matanya sekarang.

"Gapapa, mungkin gue yang belum layak pacaran. Overthinking terus, hehe." Kekehannya disusul sama isak tangisnya.

"Ga, Hyo. Tolong dengerin gue dulu. Gue ga ngerti kenapa lo bisa segampang itu ngomong kayak gitu."

"Ga gampang, Chan. Sama sekali ga gampang." Hyoje menunduk, air matanya netes untuk kesekian kalinya.

"Hyo, gue ga ngerti kenapa—"

"Kalo emang lo ga mau, kita coba dulu aja. Kita break dulu ya?" Napas gue berhenti sesaat.

Mungkin sekitar tiga menit, seisi ruangan jadi hening, kita berdua tenggelam di pikiran masing-masing.

Ga ada yang ngomong, ga ada suara apa-apa, hening.

"Lo—beneran ga mau lanjut sama gue?" Gue tatap wajahnya hati-hati.

Hyoje ga bales pertanyaan gue dan tetap nundukin kepalanya.

Gue berpikir sebentar lagi.

"Hyo, gue tanya ke lo. Kalo jawaban lo jelas—gue—gue terima kita putus." Gue tersendat, namun akhirnya berhasil selesaiin kalimat gue.

Hyoje masih diem.

"Hyo, jawab pertanyaan gue. Kalo gue salah, gue bisa berubah, tolong kasih tau gue."

"Ga ada, gue yang salah." Hyoje mulai ngalihin pandangannya.

"Hyo, percaya sama gue, gue—"

"Ga, Chan."

"Hyo, tolong perca—"

"If you want to gain my trust, then act like you deserve it, Gong Chan Sik." Katanya lemas, kemudian berdiri dan bawa kopernya keluar rumah gue, ninggalin gue yang masih mencerna situasi sekarang.

Gue kembali membatu, mati kutu karena satu kalimat yang entah kenapa berhasil menyayat hati gue.

Sial.

Seketika badan gue panas dan perlahan air mata gue keluar, kemudian gue mulai terisak.

Kenapa jadi begini sih?

Gue—ga pantes ya buat Hyoje?

°°°

"Eh, Chan? Kamu udah pulang? Kok ga bilang mama? Mau mama masakkin apa?" Pekik mama bangunin gue yang ketiduran di sofa, mungkin mama habis dari luar.

"Ga usah ma, aku mau tidur aja, cape."

"Oh ya udah, maaf ya mama bangunin kamu." Gue ngangguk sambil senyum tipis, kemudian melangkah ke kamar.

Neighbor × gcs [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang