50

15 2 6
                                    

Hyoje pov
Udah tiga hari sejak gue pulang dari rumah sakit, tapi gue belum boleh kemana-mana dulu sama mama, katanya masih harus istirahat.

Ternyata lumayan bikin lega ya marah-marah sambil keluarin uneg-uneg gue.

Padahal Gongchannya juga ga denger, ck tolol.

Tapi gapapa, gua lumayan merasa lega.

It's finally over, Hyo.

You just need to move on.

Sejak saat itu, seenggaknya gue bisa tidur sedikit lebih cepet dan lebih nyenyak.

Memang belum sepenuhnya kembali seperti semula, tapi gue yakin kalo waktu bisa bantu gue kembali kayak dulu lagi.

°°°

"Nghh." Gue terbangun karena udah pagi, dan gorden gue terbuka sedikit jadi cahaya matahari yang silau masuk ke kamar gue.

Eh?

Baru kemarin gue bangga ceritain kalo gue udah membaik, tapi bayangan Gongchan muncul lagi hari ini.

Ternyata emang sesulit ini ya...

Ada Gongchan lagi tidur di hadapan gue atau ini sebenernya... "Mimpi?"

Gongchan membuka matanya perlahan, kemudian lengannya bergerak memeluk pinggang gue, namun gue langsung berusaha buat ngelepasin badan gue darinya, tapi Gongchan yang jelas lebih kuat daripada gue ga berkutik.

"Lo ga mimpi." Katanya, suaranya serak.

Gue kaget, dan langsung menjauhkan tubuh gue darinya, kali ini dia ga berusaha buat nahan gue.

"Hyo." Panggilnya.

Gue yang masih kaget dan belum bisa mencerna situasi bergerak ganti posisi dan membelakangi Gongchan.

"Ya udah, denger dari situ aja."

Gue ga bales.

"Gue denger semuanya di rumah sakit di hari lo pulang. Pendengaran gue balik malam sebelumnya."

Gue kaget setengah mati, malu.

Kenapa ga ada yang bilang sih?!

"Gue minta maaf."

"Gue ga sadar kalo ternyata lo nanggung itu semua."

Gue pikir gue beneran udah memutuskan untuk ikhlas, tapi air mata gue malah keluar lagi.

"Gue minta maaf banget, Hyo."

"Maaf gue ga terlalu mikirin perasaan lo."

"Maaf gue egois."

"Maaf gue ga sadar akan effort lo buat hubungan kita."

"Maaf kalo perilaku gue nyakitin lo."

"Maaf bikin lo jadi nanggung semuanya sendiri, dan takut buat berekspresi ke gue yang seharusnya jadi orang terdekat lo."

"Tapi... Biar lo tau aja kalo gue juga pernah ngalamin hal yang sama, Hyo. Gue juga sering takut kehilangan lo, kadang gue overthinking dan berusaha to let it go aja, kadang gue juga sakit. Tapi kayaknya memang ga se-menyakitkan apa yang lo rasain, Hyo. Maafin gue."

"Kita... Bener-bener ga bisa balik kayak dulu lagi?"

Gue terdiam sebentar dan menghela napas biar bisa tetap terdengar tenang, "Hubungan kita toxic, Chan. Ga bisa. Kenapa lo bisa disini?"

"Gue mau berubah kok Hyo, asal lo juga bisa kerja sama. Kita bisa mulai dari awal, tingkatin komunikasi, dan belajar dari yang sebelumnya. Kita perbaiki diri bareng-bareng. We can rely on each other. Lo berhak kok marahin gue, minta supaya gue perbaikin diri gue. Lo juga berhak cemburu atau ngelarang gue selama masih dalam batas wajar, Hyo. Gue bakal berusaha buat hubungan kita."

Neighbor × gcs [FIN]Where stories live. Discover now