28

9 2 8
                                    

Hyoje pov
Gongchan menjulurkan tangan kanannya sambil senyum dan menghadap ke arah gue, "Ya udah, ayo kenalan. Gue Gongchan, orang yang suka sama lo."

"Hah?"

Apa katanya?

Wah sinting nih orang.

"Lo gegar otak abis ditonjok Jungkook?"

"Ga tuh."

"Ih lo kenapaaa?" Khawatir dia gila asli, gimana gue tanggung jawabnya ya kan?

"Ck." Dia berdecak, ngalihin pandangannya.

Gue yang masih ga ngerti situasinya, cuma diem ngeliatin dia.

"Gue suka sama lo. Ayo pacaran."

The f—

"Terserah, nanti cuci piring lo." Dia beranjak dari sofa dan cuci piringnya, setelah itu balik ke kamarnya.

Sedangkan gue cuma natap dia ga percaya.

Tapi kayaknya ada sesuatu yang aneh sama tubuh gue.

Badan gue mendadak panas, perut gue kayak ada kupu-kupunya, lagi.

°°°

Siang ini gue pergi ke café mama, suasana café lagi rame, jadi gue ga pesen apa-apa dulu.

Sampe akhirnya café udah lumayan sepi, Minhyun samperin gue, "Ga pesen?"

"Mau minum aja." Jawab gue langsung, dia ngangguk dan balik ke pantry buat bikin caffe latte gue.

Ga lama, minumannya jadi, dia anterin ke meja gue duduk dan duduk di depan gue.

"Hyun, lo pernah nembak cewek ga?"

"Pernah lah." Jawabnya enteng. Oh iya, dia punya pacar.

"Gimana?"

"Ya kayak biasa."

"Langsung, "Ayo pacaran" gitu?"

Minhyun tersentak, "Ya ga lah! Ahahah, kalo kayak gitu mah ga niat kali."

"Hm."

"Kenapa? Lo ditembak orang kayak gitu?"

Gue ngangguk kemudian minum caffe latte gue.

"Akhirnya ada yang nembak lo, Hyo." Dia nepuk pundak gue pelan beberapa kali.

"Heh! Pernah juga tau!"

"Yang dulu kan cuma dare." Katanya sambil cengengesan, Minhyun memang udah lumayan lama kerja disini, dan secara otomatis dia jadi sahabat gue yang sering gue ajak cerita juga  begitu pun sebaliknya.

"Ish." Gue pukul lengannya pelan.

"Terus lo gimana ke dianya?"

"Ga gimana-gimana."

"Lo ga ngerasain apa-apa gitu?"

"Emang harusnya gimana?"

"Males ah ngejelasin ke orang yang ga berpengalaman, ga bakal ngerti."

"Enak aja, bisa ngerti kok."

"Lo pernah suka sama cowok kan?" Tanyanya pake tampang yang serius.

"Pernah lah, gue normal." Jawab gue pasti tanpa mikir.

"Gimana rasanya?"

"Pengen ketemu, terus auto jaga image di depan dia, pencitraan, suka aja gitu kalo bareng dia."

"Gitu doang?"

"Iya, emang gimana?"

"Dasar anak kecil." Cicitnya.

Neighbor × gcs [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang