Rentangan kisah panjang dalam keluarga kecil mereka yang dikepalai oleh Ayahanda Arka dan Bunda Nanda terkasih serta sembilan putri-putri cantik mereka. Bersama seutas benang merah takdir yang menuntun masing-masing dari mereka memulai sebuah cerita...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
“DEMI ALEX! AKHIRNYA KITA LIBURAN! YEAAAAAAAY!”
“RHEANJA! MAYONES KENAPA LO CEMILIN ANJRIT?!”
“NGAKU LO-LO PADA, SIAPA YANG MINDAHIN CHANEL DORAEMON GUE, HAH?!”
“BUNAAAA! BIKINI JIJEL ILANG! LIAT NGGAK?!”
“MAKSIAT HIDUP MBAK LO, CAAA! STRES GUE!”
“TIDAAAAK! KIM MINHYUK-KU MATI! ANDWAEEEEEEEE!”
Ayahanda pulang lebih cepat dibandingkan perkiraan dan setelah membiarkan sang kepala keluarga tidur selama dua jam barulah mereka berangkat siang itu juga. Formasi akan di bagi menjadi dua mobil dan big sisters line alias kembar empat di mobil Balqis sementara little sisters line bersama Ayahanda dan Ibunda Ratuㅡdi tengah Maula, Narsha kemudian Rheanja, dilakukan demikian agar menghindari konflik persaudaraan dan di belakang diisi oleh Shaletta sekaligus Noella.
Mungkin cuma Narsha dan Maula yang tengah berduet mencabut rumput di pekarangan. Wajahnya suram, mendung seolah dunia akan runtuh sebentar lagi. Keduanya menghela napas berat serempak.
“Mbak?”
“Iya, Dek?”
Narsha menoleh sejenak dan berikutnya kembali melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. “Doi gue berengsek parah.”
“Doi gue juga. Bajingan sialan.”
Narsha mengerang sebal dan bangkit dengan sorot mata berapi-api. “Mbak! Ayo berhenti galau! Di perdesaan biasanya banyak babang-babang ganteng, rajin sholat dan berkebun di sana. Mungkin ada yang anak tuan tanah. Berdiri! Kita harus semangat mencari cogan baru, sepakat?!”
Sang kakak berdiri kilat dan mengepalkan tangannya penuh semangat. “Iya! Yang nggak berengsek! Cuih! Gue cantik ya, mon maap! Cantik banget sampe laki-laki modar gue sapai 'hai' doang. Cuih-cuih! Gue mau potong rambut, buang sial! Ayo, Caa! Kita udah lama nggak cogan hunter. Let's go, babyㅡ”
“Maula, boleh minta waktu bentar?”
Suara berat itu menginterupsi dan sontak menoleh gesit ke sumber suara guna mendapatinya Aresh di seberang rumah. Narsha berniat meninggalkan akan tetapi Arka terlebih dahulu datang entah darimana. Biasa, radarnya ketika anak-anak didekati lelaki aktif. “Kamu! Mundur teratur sejauh lima belas meter kalau mau ngomong sama anak saya. Mohon maaf, anak saya harus lulus SMA dan kuliah dulu. Permisi! Ayo Mbak, masuk mobil sana.”