111. Season 2 : Kepanitiaan?

1.3K 174 23
                                    

JANGAN LUPA BACA NOTE!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA BACA NOTE!

─── ・ 。゚☆ : .☽☽☽. : ☆゚• ───

SELAKU orang yang paling di "tuakan" tatkala kedua orang tua sedang tidak berada di tempat, Kaluna sudah terbiasa memantau keadaan rumah lantaran telah menjadi rutinitas sehari-hari hingga ia mudah menyadari bahwa ada sedikit hal janggal di rumah dua tingkatnya tatkala ia pergi ke kampus. Sang gadis berambut panjang bergelombang itu mengerutkan dahi sampai-sampai alisnya menyatu. Ia sendiripun tidak fokus menyantap makanan di kantin bahkan setelah Balqis pamit undur diri karena sebentar lagi kelasnya akan segera berlangsung. Dan dia tidak sempat berbagi pemikirannya dengan sang saudari kembar; terlalu sibuk menelaah isi kepala yang terlampau ribut.

"Sebagai anak tengah sebenarnya gue udah biasa aja diabaikan begini. Udah makanan sehari-hari,"celetuk Olivia sembari mengunyah potongan pempek nan dilumuri kecap serta saus. Iris si empu menatap jengah luar biasa, "tapi nggak bestie gue juga dong yang ngacuhin gue. Gila lo! Gue cerita panjang lebar, lo diem mulu. Ada apakah gerangan, Saudari Luna?!"

Kaluna mengerjap, sejenak seperti orang linglung sebelum meringis dan tertawa kecil agar Olivia tidak begitu gondok. Ia menyeruput kopi susunya dan menyahut, "Gue kepikiran rumah aja. Tadi kayak ada yang janggal sebelum gue pergi."

"Lo belum jemur kain?"

"Udah. Tugasnya Jijelnya hari ini."

"Belum matiin kompor?"

"Udah juga. Balqis yang masak bareng bunda hari ini."

"Belum nyuci piring dan peranakannya sebelum pergi?"

"Udah dicuciin juga sama Lia. Sekalian tadi soalnya pagi-pagi udah bikin cookies."

Sudut bibir lawan berkedut, ingin murka tapi masih sadar bahwa mereka berada di lingkungan kampus. Menarik napas dalam-dalam dan mencoba untuk tetap tenang. "Terus kenapa dong? Belum nyapu? Ngepel? Nyuci baju yang lain? Adek lo rusuh lagi? Atau apaaa?! Gue ikut kepo jadinya ini, woi!"

"Gue juga bingung. Tapi kek merasa janggal aja gitu pas ninggalin rumah. Kayak nggak mau pergi, maunya di rumah aja begitu." Kaluna menjawab, ia sendiri frustasi bagaimana harus menjelaskan satu garis abstrak yang ia rasakan di hatinya kini. Puan tersebut menjatuhkan kepala menuju tepian meja sebelum mengerang pelan tertahan. "Apa dong?! Bingung gue! Perasaan nggak ada dari kami bersembilan yang berantem, deh."

"Yakin lo? Perang dingin gitu?"

Kaluna kembali menenggakkan tubuhnya. Si puan menggeleng yakin. "Enggak. Dari dulu sama orang tua diajarin ngomong kalau ada masalah bukannya diem-dieman terus perang dingin. Jadi udah kebiasaan buat obrolin semua halㅡgue ngomong gini bukan karena sok-sokan buat denial, tapi keadaan yang lain aman kok. Kami kembar empat masih tukar jadwal masing-masing hari ini buat nyempetin makan bareng di tempat yang viral kemarin ini. Berarti aman tanpa ada slengekan apapun. Kembar tiga tadi pagi belajar bareng karena musim ujian udah mau mulai lagi. Narsha sama Noella juga baik-baik aja, mana pernah mereka berantem dari kecil. Apa-apa berdua melulu udah kek anak kembar. Di mana ada Acha, jelas di situ ada Nula. Jadi gue bingung banget apa yang salah sekarang, huft!"

Arkananda's Girl [ AESPA × ITZY ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang