109. Season 2 : Forum Arkananda

4.1K 347 90
                                    

─── ・ 。゚☆ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─── ・ 。゚☆ : .☽☽☽. : ☆゚• ───

APA sebaiknya kita pindah rumah aja, ya?”

Tuhan dan segala mahakarya indahnya sangat mutlak bertebaran di seluruh penjuru muka bumi. Tak ketinggalan angkasa dengan pekatnya senja menawan nyaris separuh permukaan bumi. Hingga kepongahan tersebut di junjung begitu tinggi di temani kicauan koloni burung. Yang mana bermanifestasi menjadi sirine dalam mengakhiri hari nan melelahkan. Di harapkan mereka-mereka yang terlahir dengan tulang punggung kuat untuk bertahan sampai pemberhentian bus terakhir. Sesuai rencana takdir.

Begitu pula terhadap predestinasi dalam gelaran rapat keluarga mini satu ini. Huft! Sungguh melelahkan sebab selalu saja ada topik permasalahan yang di angkat tiap minggunya. Tidak berkesudahan walau telah membacakan putusan forum berkali-kali.

Grizelle melepas kacamata berbingkai beningnya kelewat dramatis kemudian menghela napas penat. “Baru pembukaan, tuh, kata salam dan mukadimah, Pimpinan Forum. Jangan langsung di ulti begitu, dong.”

“Minimal skill satu dulu,” timpal Rheanja, memasang raut serius dari balik kacamata bergagang hitam kepunyaan Grizelle; hasil rampasan, omong-omong.

“Ada baiknya di segerakan saja, Saudari.” Arka menyahut cepat. “Bila di tunda-tunda lagi, anggaran yang didistribusikan ke kalian bisa terkendala. Skenario terburuknya bisa saja terpotong di pertengahan jalan.”

“Bukan berarti bisa langsung mengambil keputusan emosional begitu saja, Pimpinan. Kita tetap harus menimbang-nimbang segala plus serta minusnya,” tandas Kaluna, 100 persen tidak terima. “memangnya Pimpinan Forum tidak merasa sayang dengan kenangan-kenangan kita belasan tahun di rumah ini?”

Sang pemimpin mulai meragu, telapak tangan pun menyatu di depan wajah. Tergoyah sudah keteguhan yang sempat di ajukan tadi. “Tetapi bila menimbang-nimbang resiko dam kerugian, rasanya kita masih bisa bernostalgia di tempat baru ataupun merancang kenangan baru. Biar fresh, Saudari.”

Balqis memukul meja dua kali guna menarik atensi, ia melirik sembilan manusia di sekeliling sebelum berkata. “Saudari-saudari sekalian keberatan dengan rencana pindah rumah Pimpinan Forum. Jadi saya punya satu ancang-ancang di mana selain menghemat biaya, juga bisa meminimalisir resiko di masa depan.”

“Apa itu, Saudari?”

Selagi suasana makin menegang antara Arka dan kembar empat. Noella menelengkan kepala sejenak sebelum berbisik pada Narsha. “Kita … emang harus sedramatis ini, ya, Mbak?”

Mendengarnya hembusan napas kasar Narsha datang sebagai respon. “Ikut aja. Gini-gini keluarga kita. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau memaklumi keanehan ini? Sing sabar,” jawab sang puan kucing sembari mengangguk meyakinkan.

Tersenyum lebar berbalut indikasi licik sempurna atas keyakinan hati. “Ada baiknya Saudari Rhean dan Maula kita transfer dari parlemen SMA biasa menuju parlemen pesantren saja, Pimpinan Forum!” usul Balqis di bumbui gebrakan semangat.

Arkananda's Girl [ AESPA × ITZY ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang