🌶🍭SCR-14🍭🌶

126 37 5
                                    

Anyeong, Yeorobun
Masih setia sama Belva 'kan?
Menurut kalian, sampai bab kemarin gimana konfliknya?
Udah berasa belum?
Mau ditambah nggak?
😁😁😁

Follow Instagram-ku juga di @tikaputri1512 atau akun tiktok-ku @tikaputri50
Di sana banyak video yang mendukung kehaluan kita ....

Jangan lupa vote ⭐ dan komentar, yaaa ....

Borahae
💜💜💜💜💜💜💜

* * *

Sudah sepuluh menit sejak mobil Belva meninggalkan rumah Carol, tapi kedua orang itu masih saja betah untuk berdiam diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah sepuluh menit sejak mobil Belva meninggalkan rumah Carol, tapi kedua orang itu masih saja betah untuk berdiam diri. Bukan tanpa alasan Belva menjemput Carol sekolah pagi ini. Seminggu sejak kejadian di gudang itu, Carol selalu membolos. Awalnya Suprapto membiarkan, mungkin Carol butuh waktu untuk menenangkan diri.

Namun, di hari ketujuh, Suprapto merasa perlu menyelesaikan masalah Carol. Gadis itu sudah duduk di kelas 3. Sebentar lagi harus menghadapi ujian. Jadi tidak mungkin kalau terus-terusan izin.

Carol mengatakan kepada Suprapto bahwa dia ingin pindah sekolah. Tentu saja siapa yang tahan mendapat perlakuan sepertinya. Berkali-kali ia memohon pada Suprapto untuk kembali ke Semarang saja. Rasanya Carol sudah tidak sanggup untuk menginjakkan kaki di Wijaya Kusuma. Namun, pasangan yang telah membesarkan Carol itu tidak memberi izin. Melarikan diri bukanlah solusi. Mereka tidak akan melepaskan begitu saja pelaku perundungan pada Carol. Oleh karena itu, Suprapto memutuskan untuk menghubungi Belva.

"Aku turun di sini saja," ucap Carol lirih sambil memandang ke luar jendela.

Belva tetap melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Jarak ke sekolah masih cukup jauh. Jika ia menurunkan Carol di sini, bukan tidak mungkin gadis itu akan membolos lagi. Padahal hari ini ada hal yang harus mereka lakukan.

"Va, aku mohon," pinta Carol dengan suara bergetar.

Belva mengembuskan napas panjang. "Lo mau bolos lagi?"

Terdengar isak lirih dari bangku penumpang. Belva menyugar rambut, merasa bingung harus bersikap bagaimana. Mau berlaku lembut, Belva tidak tahu caranya. Kalau menanggapi seperti biasa, Belva khawatir membuat Carol sakit hati.

"Va, aku mohon." Carol menggeser duduk hingga menghadap Belva. Tampak jelas lelehan air mata di sepanjang garis pipi.

"Lo tahu 'kan hari ini kita mau apa? Kalau lo bolos, semua yang sudah gue sama pakde lo lakuin seminggu ini bakal sia-sia."

Carol menangkup wajah dengan kedua telapak tangan. Isak kembali terdengar, kali ini lebih keras. "A-aku ... takut, Va."

Belva mengurangi kecepatan saat memasuki gerbang sekolah. Dari jauh terlihat Cristal dan Bella berdiri di tempat parkir. Semalam, Belva sudah meminta tolong kedua gadis itu untuk membantunya melancarkan rencana hari ini. Dengan antusias mereka bersedia membantu Carol.

Sweet Carolina ReaperWhere stories live. Discover now