🌶️🍭SCR-48🍭🌶️

142 22 5
                                    

Buat yang penasaran ada apa sebenarnya 10 tahun lalu, di bab inilah semua terungkap.
Lalu apakah Carol akan memaafkan Belva?
Enaknya gimana, ya?
😁😁😁

Lalu apakah Carol akan memaafkan Belva?Enaknya gimana, ya?😁😁😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apalagi yang mau diomongin?"

Tak masalah Carol belum mau menatapnya. Tak masalah jika nada suara Carol masih judes. Tak masalah jika Carol tidak mau memaafkannya. Yang terpenting saat ini ada lampu kuning bagi Belva. Entah nantinya akan berubah merah yang artinya Belva harus menyerah. Atau dengan keajaiban akan menjadi hijau.

"Banyak hal yang harus kita luruskan."

Carol mendengkus kesal. "Kita?" Diliriknya Belva dengan sinis. "Setelah semua tuduhanmu yang seenaknya ke aku, sekarang apalagi yang mau diluruskan? Lurusin dulu pikiranmu itu."

Belva menarik napas panjang. "Gue salah. Gue bener-bener minta maaf atas semua hal yang gue tuduhkan ke lo. Semuanya nggak berdasar. Tapi, gue juga butuh kejelasan dari lo. Gue butuh tahu apa yang sebenarnya terjadi malam itu."

"Kenapa baru sekarang?" Carol menggeser posisi hingga kini kembali berhadapan dengan Belva. "Kalau malam itu kamu lihat aku sama Pak Anthony, harusnya kamu tanya langsung ke aku, Va."

Belva memicing sejenak. "Gue terlalu pengecut buat dengar langsung jawaban dari lo."

"Karena kamu mikirnya udah negatif."

"Karena itu ... tolong biarin gue memahami semua ini. Tolong jangan bikin gue tersiksa lagi dengan semua pikiran gue yang nggak benar."

Carol menimbang sesaat. Cristal pernah mengatakan kalau keluarga Belva yang tidak harmonis sangat berpengaruh pada pola pikir lelaki itu. Bella yang setiap hari menelepon Carol juga tak pernah berhenti memohon untuk memberi Belva kesempatan.

"Malam itu aku memang ketemuan sama Pak Anthony." Carol melempar pandangan ke hamparan sawah di balik rerimbunan pohon. Otaknya mencari timbunan memori yang sudah lama ia simpan. "Memang aku yang pesan kamar di sana. Aku juga yang menghubungi Pak Anthony untuk datang ke hotel."

Belva mengetatkan rahang. Mencoba mengatur napas agar lebih tenang. Dia harus bisa menahan diri sampai Carol selesai bercerita. Jangan sampai pikirannya mempengaruhi emosi saat ini hingga mengakibatkan timbulnya perilaku atau ucapan yang akan Belva sesali.

"Tapi di sana nggak cuman ada aku sama Pak Anthony."

Kalimat yang Carol ucapkan membuat kening Belva berkerut. Sama sekali tak ada bayangan orang yang memiliki hubungan dengan Carol dan Anthony. "Siapa?"

"Tante Puspa."

Belva tidak pernah menyangka nama wanita itu yang muncul. Walau setitik lega muncul karena ternyata Carol memang tidak seperti pikirannya, tapi ada hal baru yang mengusik Belva. "Lo kenal sama Puspa? Kenapa kalian bisa berada dalam satu ruang? Apa hubungan kalian?"

Carol menggeleng. "Sebelum malam itu aku sama sekali nggak kenal sama beliau. Aku juga nggak tahu kalau Tante Puspa ada hubungan sama Pak Anthony."

"Tapi kenapa lo—"

Sweet Carolina ReaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang