🌶🍭SCR-22🍭🌶

125 32 7
                                    

Annyeong, Yeorobun
Semoga kisah Belva kali ini bisa melengkapi hari kalian jadi lebih yang indah ....

Annyeong, YeorobunSemoga kisah Belva kali ini bisa melengkapi hari kalian jadi lebih yang indah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Istilah 'i hate monday' tidak berlaku untuk Belva. Karena baginya lebih tepat 'i hate all day'. Hari-hari pasca kepulangannya ke Indonesia sama sekali tidak terasa menyenangkan. Rutinitas hariannya begitu membosankan. Bangun pagi, bersiap ke kantor, menghadapi tumpukan berkas, rapat ini itu, menghadapi keluhan dan permasalahan karyawan, pulang, makan, dan tidur.

Itupun kalau berhasil masuk ke alam mimpi, karena 5 hari dalam seminggu ini dia terus-terusan begadang. Aneh kan? Dewa tidur malah terkena insomnia. Baru kali ini ia kehilangan nikmat hidup. Jadi wajar kan kalau Belva merasa jenuh. Namun, satu hal yang paling membuatnya benci pulang ke Indonesia, yaitu bertemu Carol di hotel ... se-ti-ap ha-ri.

Bukan mau-maunya Belva bertemu dengan gadis itu. Dia sudah berupaya untuk selalu memarkir mobil di lantai empat. Sehingga dia tidak perlu melewati pintu utama. Akan tetapi, hidup tidak semudah itu. Selalu saja ada suatu masalah yang membuatnya harus turun. Membuatnya mau tidak mau, suka tidak suka, baik sengaja maupun tidak disengaja harus bertemu dengan Carol.

Padahal sebenarnya, Belva hanya lewat depan meja resepsionis tidak lebih dari 5 detik. Itu pun Carol selalu menundukkan wajah saat Belva melenggang. Bisa dipastikan mereka tidak pernah bertatap muka. Bukankah seharusnya Belva bisa mengabaikan persense gadis itu?

Kenyataannya tidak se-simple itu.

Entah kenapa Belva bisa menyadari kehadiran Carol dalam radius 10 meter. Seolah di atas kepala Belva ada antena super kuat yang bisa menangkap sinyal keberadaan Carol. Menyebalkan bukan?

Hasilnya tentu saja membuat mood Belva naik turun. Di saat hatinya mulai tenang,  mendadak sosok mungil itu membayang di balik meja resepsionis. Dan yang membuat Belva marah bukan pada Carol, karena gadis itu sama sekali tidak terlihat mencari perhatiannya. Justru bola mata Belva yang dengan kurang ajar selalu mencari sosok Carol.

"Pak Belva, ini daftar kandidat untuk mengisi posisi Manager Keuangan." Malik meletakkan map biru ke atas meja.

Pada akhirnya Belva memecat Beni dengan tidak hormat. Bahkan dia memutuskan untuk mengusut kasus korupsi yang dilakukan mantan manager keuangannya. Tidak ada alasan untuk sok berbuat baik pada orang yang sudah menusuk dari belakang. Dengan memproses Beni secara hukum, Belva berharap tidak ada lagi Beni-Beni lainnya. Mereka akn berpikir ribuan kali untuk berbuat curang di bawah kaki Belva.

Belva membuka lembar demi lembar CV yang diberikan oleh Malik. Untuk saat ini tidak memungkinkan jika harus membuka lowongan manager baru. Sehingga Belva menyarankan untuk mengambil beberapa calon dari Grand Wijaya lain. Ada 3 kandidat kuat, 1 orang perempuan dan 2 lainnya laki-laki. Sebelah alis Belva melengkung ke atas saat matanya tertumbuk pada sebuah foto.

Marsya Cinta Ramaniya.

Nggak mungkin dia kan? Belva memijit pelipisnya pelan. Dibacanya keterangan yang terlulis di curriculum vitae. Harapannya lenyap begitu membaca latar belakang pendidikan wanita yang ada di foto.

Sweet Carolina ReaperOnde histórias criam vida. Descubra agora