🌶🍭SCR-29🍭🌶

141 28 4
                                    

Belva melempar jas sembarangan ke sofa di ruang tengah

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Belva melempar jas sembarangan ke sofa di ruang tengah. Dasi yang sudah ia longgarkan sedari tadi pun menjadi sasaran kemarahan, dengan membuangnya entah ke arah mana. Dia butuh suatu hal untuk melampiaskan amarah, minimal bisa mendinginkan kepala. Rasanya dia bisa meledak kalau dibiarkan begitu saja.

Gegas ia menuju kamar mandi, melucuti seluruh pakaian, lalu menyalakan shower. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, sebenarnya bukan pilihan bijak untuk tidak menggunakan air hangat.

Sentuhan air dingin di tubuhnya terasa menusuk. Apalagi saat perlahan kulit kepalanya mulai basah. Disekanya tetes demi tetes air yang mengalir ke bagian wajah. Dingin, tapi segar. Panas yang ia rasakan di wajah dan kepala perlahan luntur.

Seharusnya hari ini ditutup dengan senyum. Rencana dan to do list yang Belva buat, dilakukan dengan memuaskan. Pun tak ada masalah berarti di GWS. Namun, hanya karena satu orang, hati Belva dibuat kalang kabut. Keributan yang Carol ciptakan di Itaewon tidak bisa diterima akal sehat. Sebagai pimpinan, Belva jelas tersinggung. Sikap Carol tadi cukup kurang ajar.

Dia tidak menyangka, Carol berani memojokkannya di hadapan Kirana dan Marsya. Bahkan dengan tersirat mengungkap permasalahan di antara mereka sejak jaman SMA. Jujur, pembelaan diri Carol tadi membuat Belva penasaran dengan hubungan Carol dengan beberapa lelaki. Baik itu pasangan Adit, tamu hotel berkumis tebal tadi pagi, dan hubungan Carol dengan Anthony.

Di satu sisi, Belva yakin Carol memang berusaha menggoda Adit. Carol juga berhasil menggaet Joko, mungkin dari kencan satu malam mereka. Bahkan Belva tidak heran kalau ternyata malam ini Carol akan menyusul Joko ke kamarnya.

Bisa saja sikap Carol tadi pagi hanya kamuflase agar orang-orang tidak curiga. Tentu aksinya dalam merayu pria hidung belang lebih lancar. Walau sebenarnya, dengan melihat postur tubuh, tingkah, serta raut wajah polosnya, tidak ada yang bakal menyangka kalau ternyata Carol bisa di-booking. Belva sendiri pernah tertipu.

Namun, satu bagian dari pikiran Belva menolak. Ia tidak ingin percaya bahwa Carol benar-benar wanita panggilan yang menjadikan nafsu sebagai jalan pintas mencari pundi uang. Belva merasa tidak ada kepalsuan dari sikap yang ditunjukkan Carol selama ini. Jadi ... untuk menerima kenyataan ini rasanya sulit.

Sial! Kenapa cewek murahan itu masih saja ganggu hidup gue? Belva meninju tembok kamar mandi. Guyuran air dingin rupanya belum mampu mengenyahkan Carol dari pikirannya.

Setitik rasa bersalah karena terus-terusan mengatai Carol wanita nakal, membuat hati Belva risau. Dia bisa melihat luka dari manik mata Carol. Dan Belva lah penyebabnya.

Belva meraih bathrobe, mengikatnya asal. Dengan langkah lebar, Belva menuju ruang makan. Membuka lemari pendingin untuk mencari keberadaan kaleng bir.

Nihil. Belva lupa kalau sudah menghabiskannya beberapa waktu lalu, saat insiden lift dengan Carol. Sedangkan untuk membuka botol sampanye rasanya kurang bijaksana. Besok dia masih harus bekerja, bisa gawat kalau malam ini sampai mabuk.

Sweet Carolina ReaperHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin