Rigel 22

47 4 0
                                    

Holla sobat Rigel

Dii sedih banget nih, ada yang tau gak ?
Nanti yah, diakhir cerita ini dii kasih tau deh wkwk

*******

"ASSALAMUALAIKUM" salam Rigel saat sudah sampai dirumah mereka.

"Waalaikumsalam." Rigel mengernyitkan alisnya bingung, kenapa semua orang tua berkumpul diruang tengah dan....

Ya, semuanya memandang Rigel datar, kecuali para abangnya yang santai santai saja dan tentunya Umi El, karena kan Umi pakai cadar.

Mommy Tania menghampiri mereka, "Ayo! kalian duduk dulu disana!" Titahnya yang hanya diikuti Rigel.

"Sampai kapan kalian akan dibully?" tanya Papi Bram menatap kelima gadis perempuan dihadapannya ini. Rigel yang mengerti arah pembicaraan yang akan dimulai pun langsung menatap tajam para abang mereka, sedangkan yang ditatap hanya menampilkan wajah tanpa dosanya.

"Sampai negara api menyerang negara air Pi," jawab Vey santai yang dihadiahi tatapan tajam Papinya. "Papi serius Vey," Vey hanya menyengir saja.

"Besok kalian buka identitas!" titah Papa Fergio yang membuat kelimanya mendelik terkejut.

"Terlalu cepat Pa," balas Grey menatap Fergio. "Mau sampai kapan kalian seperti ini, apa nunggu kalian harus masuk rumah sakit kayak kamu kemarin, Grey, Iya?" tanya Ayah Gold kepada anak-anaknya ini yang diakhiri dengan nada ya tegas.

Bunda Rain menghembuskan nafas lelah, "Kami udah nurutin permintaan kalian, tapi kita nggak bisa diam aja kalau kalian di bully lagi dan lagi, bisa-bisa kalian semua sekarat dan berakhir di tanah, mau kalian seperti itu?" Cercanya pedas menatap kesal putri-putrinya ini. Bisa dilihat kan dari siapa mulut pedas Grey berasal. wkwkwk

"Kita masih butuh waktu bund," jawab Sya lembut. "Tapi sampai kapan?" kesal Mama Lana yang sudah tidak habis fikir dengan anak-anaknya ini.

"Satu bulan lagi!" Final Rae yang membuat semuanya membolakan mata tidak percaya, terutama Rigel, yang sangat terkejut dengan keputusan sepihak Rae.

"Satu bulan atau nggak sama sekali," potong Rae saat melihat semua orang tuanya yang hendak protes. Mereka hanya menghela nafas pasrah dan menyetujui tawaran Rae.

*****

"Rae, lo gila ya? satu bulan itu bukan waktu yang lama, sedangkan kita masih belum berhasil," Sentak Grey pada Rae yang saat ini mereka sedang berkumpul didalam kamar Sya.

"Iya Rae, kita bahkan 50% aja belum ada dari usaha kita," ucapan Sya diangguki setuu oleh yang lainnya.

"OMEGA MIGO Rae, gatau deh kita harus gimana kalau misalnya belum berhasil,"

"Iya Rae. Apa Rae udah gak mau bantuin mereka lagi?" pertanyaan yang lolos dari mulut Lentera langsung menjadi atensi mereka, dan mereka menatap Rae seakan meminta jawaban.

"Dengerin gue! gue ingin masalah ini cepat selesai, selama ini kita terlalu banyak watu luang untuk masalah ini, maka dari itu gue nargetin untuk bulan depan kita buka identitas, supaya kita juga bisa cepat-cepat nyelesaiinnya, paham?" jelas Rae yang diangguki mereka. "Iya aku setuju, menurutku juga akhir-akhir ini terlalu banyak ngasih waktu luang untuk "masalah" ini," timpal Sya yang lagi lagi diangguki yang lainnya.

"Pokoknya gimanapun caranya, kita harus cepat nyelesaiin "masalah" ini biar kita juga tenang tanpa sembunyi-sembunyi lagi." Ujar Grey semangat.

"Kita kan nggak lagi main petak umpet Grey, kok pakai sembunyi-sembunyi segala," huufft Lentera mulai lemot lagi deh guyss, semuanya hanya menepuk jidatnya dan memutar bola mata malas.

RIGEL [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now