1. Hantu Bersepatu

284 129 241
                                    

Aghnia Muraisya Nawas, gadis yang menginjak usia 17 tahun yang memiliki wajah cantik nan putih bersih. Dia memang bukan anak orang kaya tetapi Aghni menghargai pekerjaan ayahnya yang hanya supir angkot itupun untuk membiayai sekolah Aghni. Ibunya mengajar anak-anak mengaji setiap sorenya dengan bayaran seikhlasnya. Tetapi Aghni tak kekurangan kasih sayang dari orang tuanya.

Kebanyakan anak sekarang karena kekurangan kasih sayang orang tua, mereka terlibat pergaulan bebas. Aghni merasa beruntung karena memiliki orang tua yang perhatian dengannya.

"Ibu, aku sama ayah berangkat dulu ya. Assalamualaikum!" pamit Aghni lalu melambaikan tangan pada ibunya.

"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan!" sahut ibunya yang sedikit berteriak karena angkot ayahnya sudah mulai berjalan.

Aghni memang selalu berangkat sekolah diantar ayahnya menggunakan angkot. Jika ditanya apakah Aghni malu? Jawabannya adalah tidak karena ia merasa tidak ada yang salah dengan pekerjaan ayahnya selagi halal untuk dilakukan. Aghni sekolah di SMA Exland, itu bukanlah sekolah biasa karena SMA Exland adalah sekolah elite. Rerata murid disana anak dari konglomerat.

Aghni dapat sekolah disana karena mendapatkan beasiswa tetapi hanya setahun saja saat kelas 10. Sekarang semua biaya harus ditanggung sendiri. Sebenarnya Aghni sudah bicara kepada ayahnya untuk dipindahkan ke sekolah biasa karena biaya disana mahal, tetapi ayahnya menolak dan bilang bahwa Ayahnya akan berusaha untuk mencari uang yang banyak agar Aghni tetap sekolah di SMA Exland.

Setibanya di sekolah, Aghni hanya menundukkan kepalanya. Sampai di kelas dia hanya duduk dan membaca materi yang sudah dipelajari tadi malam. Mau bagaimana lagi, dia tidak mempunyai teman sama sekali. Apalah dayanya yang hanya anak dari supir angkot sedangkan semua temannya dari kalangan atas.

BRAK

Suara gebrakan meja menggema didalam ruangan. Siapa lagi kalau bukan Stella. Lebih lengkapnya Auristella Lesham Shaenette. Putri dari pengusaha kaya yang terkenal. Tapi sayang tingkahnya tak secantik namanya. Stella yang angkuh, sombong , dan suka membully.

"Nih kerjain tugas gue! Nggak boleh ada yang salah sedikitpun! Awas aja kalau ada yang salah!" serkahnya sambil menunjuk wajah Aghni.

Tetapi yang ditunjuk hanya diam membeku tak berani angkat bicara. Dia akan melakukan apa yang diperintahkan Stella tanpa berani membantah. Aghni mulai mengerjakan tugas yang seharusnya Stella kerjakan. Hanya dalam waktu 10 menit tugas tersebut selesai. Dengan sejengkal keberanian yang Aghni miliki, dia berdiri dan melangkah menuju meja Stella yang bersebelahan dengannya untuk memberikan buku tadi.

"I-ini buku kamu." Singkat, padat, jelas karena Aghni takut salah bicara dihadapan Stella bisa-bisa dia akan habis. Sedangkan yang dipanggil langsung menyahut bukunya tanpa berterima kasih.

"Yaudah sana balik!" sentaknya yang membuat Aghni kaget. Lalu melanjutkan obrolannya yang terpotong bersama kedua sahabatnya Emily dan Cindy.

Tak lama bel pun berbunyi, disusul guru yang akan mengajar di kelas XI IPA 1. Selama pembelajaran berlangsung hanya ada keheningan dan suara guru yang menerangkan. Hingga suara bel berbunyi menandakan jam istirahat tiba.

Semua siswa bersama dengan temannya menuju ke kantin untuk mengisi perut yang keroncongan. Berbeda dengan Aghni yang masih duduk di kursinya. Dia tidak pernah ke kantin dan merasakan masakan khas kantin sekolah karena harganya yang mahal. Jadi Aghni setiap hari selalu meminta ibunya untuk membawakan bekal makanan dan sebotol minuman untuknya.

Satu persatu mereka telah kembali dari kantin. Tiga cowok masuk ke kelas XI IPA 1 dan menghampiri tempat hidup Stella. Salah satu dari mereka adalah pacarnya. Ya! Namanya Kevin Geraldo, dan kedua temannya Aryo Saddam serta Jarrel Vidor. Tidak ada yang berani mendekati mereka karena takut akan habis di tangan Stella.

"Kevin kapan kamu datangnya?" tanya Stella pada kekasihnya itu.

"5 menit yang lalu."

"Stell dayang-dayang lo mana? Tumben kagak ngikutin lo." tanya Jarrel pada Stella.

"Bentar lagi juga datang bawa camilan."

"Hai guys Emily dan Cindy bawa oleh-oleh dari kantin!" sahut mereka yang datang tiba-tiba.

"Baru juga diomongin udah datang aja kalian. Widih banyak banget makanannya!" sahut Jarrel dengan mata berbinar karena banyak makanan ke depannya.

"Kalau mau ambil, ambil aja nggak usah banyak basa-basi!" celetuk Cindy.

Sebenarnya Kevin berpacaran dengan Stella karena paksaan dari orang tuanya. Orang tua Kevin bekerja sama dengan orang tua Stella. Demi menjalin bisnis yang lancar, apa Kevin menyuruh anaknya untuk mendekati Stella. Kevin hanya menurut tanpa membantah perkataan papanya karena dia tahu pasti sifat papanya.

Waktu pulang sekolah tiba, semua siswa SMA Exland bergegas pulang ke rumahnya masing-masing. Berbeda dengan Aghni yang duduk di taman belakang sekolah untuk menikmati hembusan angin sore dan menenangkan pikirannya sejenak.

"Huh... Rasanya capek ya di bully terus, Tuhan kapan penderitaan ini berakhir." keluhnya sambil menatap langit biru.

"Astagfirullahaladzim, apa yang aku ucapkan! Seharusnya aku nggak boleh ngomong gitu. Tuhan pasti punya skenario indah untukku." ucap Aghni setelah sadar bahwa apa yang dikatakannya salah.

"Aghni." panggil seseorang dibelakang Aghni.

"Aryo, Kenapa masih di sini?" Ternyata orang yang memanggil Aghni adalah Aryo, sahabatnya Kevin.

"Seharusnya gue yang tanya. Kenapa lo masih di sini? Kenapa nggak pulang?"

"Aku masih pengen di sini, menikmati hembusan angin. Kamu pulang aja duluan!" tutur Aghni.

"Gue anterin lo pulang. Ayo!" ujar Aryo menggandeng tangan Aghni.

Tetapi Aghni melepas tangannya dari genggaman Aryo, "Kamu pulang aja dulu!"

Akhirnya setelah lama membujuk Aghni untuk pulang bersama nya dan tidak membuahkan hasil, Aryo pun menyerah dan berinisiatif untuk pulang. Tetapi saat Aghni menunduk melihat kearah sepatunya tiba-tiba ada sepatu lain di sampingnya.

"Aryo kan udah aku bilang, kamu pulang duluan aja!" ucap Aghni tanpa melihat si pemilik sepatu.

"Aryo? Tadi Aryo Kesini?" tanya si pemilik sepatu.

Tapi tunggu! Kenapa Aryo bicara seperti itu? Apakah yang ada di sampingnya ini bukan Aryo? Lantas kalau bukan Aryo siapa lagi,  masa iya hantu pakai sepatu. Dengan hati-hati dan merapalkan segala macam doa Aghni memberanikan diri melihat si pemilik sepatu. Dengan menghitung angka satu sampai tiga didalam hatinya.

Satu..

Dua..

Tiga..




***

Hayo kira-kira siapa ya?
Apakah Aryo balik lagi?
Ataukah memang hantu pakai sepatu?

Ikuti terus ya kisahnya!
Jangan lupa Vote!

BEDA TAKDIRWhere stories live. Discover now