15. Dress Lilac

114 52 40
                                    

Saat ini Aghni duduk di depan rumahnya sembari menunggu kedatangan Aryo untuk menjemputnya. Salma yang tadinya berada di dalam rumah sekarang menghampiri Aghni dan duduk di pangkuannya. Dia merasa bosan saat Aghni pergi ke sekolah.

"Kak Aghni nanti pulang jam berapa?" tanya Salma sambil memainkan rambut hitam Aghni.

Aghni tampak berpikir, "Nanti kalau kakak nggak pergi ya pulangnya jam 2 siang."

"Tapi kemarin-kemarin kok kakak pulangnya sore sih. Aku kan nungguin kakak!" tanya Salma cemberut membuat Aghni gemas lalu mencubit hidungnya. "Maaf deh. Lain kali kakak pasti pulang tepat waktu. Emang kamu mau apa biar nggak bosen?"

Salma mengetuk-ngetuk dagunya menandakan dia sedang berpikir, "Ah iya! Kita jalan-jalan yuk kak sama kakak ganteng!" bujuk Salma dengan mata berbinar.

"Nanti deh coba kakak tanya dulu ya sama kakak ganteng." ucap Aghni lalu diangguki Salma.

Tak lama kemudian Aryo datang dengan mobilnya. Mungkin dia kapok memakai motor untuk menjemput Aghni karena dikatai motor butut oleh Salma. Alhasil kini dia memakai mobil yang biasa dia pakai untuk menjemput Aghni. Tanpa berlama-lama mereka pergi ke sekolah menggunakan mobil Aryo.

***

Saat Aghni tiba di kelasnya, dia melihat setumpukkan buku yang sepertinya novel berada di atas mejanya. Dia melihat sekitar dan hanya ada satu orang yaitu Rey (ketua kelas) yang sedang membaca buku.

Dengan inisiatif Aghni berjalan menuju di mana tempat Rey berada. Rey yang tersadar dengan kehadiran Aghni lantas menoleh.

"Lo perlu sesuatu?" tanya Rey berdiri dari duduknya. Aghni menggelengkan kepalanya, "Aku cuma mau tanya aja, kamu tahu nggak siapa yang naruh novel-novel itu di atas meja aku?" ucap Aghni sambil menunjuk setumpukkan novel itu.

Lantas Rey mengikuti arah tunjuk jemari Aghni. Yang Rey lihat memang ada banyak setumpukkan novel di atas meja Aghni tapi dia tidak tahu siapa yang menaruh novel-novel itu disana. Karena saat dia datang pagi tadi keadaan kelas masih sepi dan belum berpenghuni. Dia juga sudah mendapati novel di atas meja Aghni. Rey kira itu memang milik Aghni tapi ternyata tidak.

"Maaf Agh gue nggak tahu siapa yang naruh. Tadi pagi udah ada disitu kok." ujarnya membuat Aghni berpikir siapa yang menaruh novel-novel itu di atas mejanya.

"Yaudah makasih ya Rey." ucap Aghni mendapat balasan senyum dari Rey. Kemudian Aghni kembali ke tempat duduknya.

Aghni menatap novel yang ada didepannya lalu mulai menghitung satu persatu novel yang masih bersegel dengan berbagai genre itu.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Wah banyak banget mana masih baru lagi. Siapa yang punya sih?" gumam Aghni lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Masih dengan tanda tanya besar dipikiran Aghni. Sekarang dengan senyum gembiranya Ailee datang dan memeluk sahabatnya itu.

"Selamat pagi Aghni 'ku sayang." sapa Ailee memperlihatkan deretan gigi putihnya. Aghni mengedipkan matanya berkali-kali karena heran dengan tingkah sahabatnya itu.

"Woyy Aghni melamun wae lo, ngapa lihatin gue kayak gitu ha?" tegur Ailee lalu memutari tempat duduk Aghni dan kemudian duduk di bangkunya.

Aghni sadar dan sedetik kemudian tersenyum canggung, "Ee enggak kok. Cuma heran aja tiba-tiba kamu meluk kayak tadi apalagi udah dibuat bingung sama novel-novel ini. Siapa yang naruh sini sih?" ucap Aghni memperhatikan tumpukan novel itu.

BEDA TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang