2. Kejutan

235 128 149
                                    

"Kevin?!" Ya, ternyata si pemilik sepatu itu adalah Kevin, kekasihnya Stella.

"Tadi Aryo kesini? Ngapain dia nyamperin lo?" tanya Kevin keheranan.

"Ngajak aku pulang bareng." jawab Aghni dengan suara pelan tapi dapat didengar oleh Kevin.

"Terus kenapa lo nggak pulang? Mau di sini sampai sekolah tutup?!" tegas Kevin padanya dan Aghni hanya menggeleng karena takut dengan suara tegas Kevin.

"Sekarang gue anterin lo pulang! Dan nggak ada penolakan!" lanjutnya. Sementara Aghni yang ingin mengelak tidak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti langkah Kevin.

Di sisi lain seorang gadis tengah mengawasi dua orang yang berada di taman belakang sekolah dengan mengepalkan tangannya karena tidak suka melihat kedua orang di depan matanya.

"Awas aja lo Aghni! Tunggu pembalasan gue!"

***

"Makasih udah nganterin aku!" ujar Aghni pada Kevin.

"Hm. Gue pulang dulu, Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

Setelah tak melihat motor Kevin lagi, Aghni memutuskan masuk kerumahnya. Dan dia disambut hangat oleh ibunya.

"Tadi siapa yang antar kamu nak? Pacar kamu?" tanya ibunya karena pasalnya Aghni tidak pernah cerita apapun tentang sekolah, teman, termasuk pacar.

"E-enggak lah bu. A-aghni n-ggak punya pacar... tadi itu teman Aghni, tapi nggak satu kelas sih." jawab Aghni dengan gugup takut ditanyai lebih dalam lagi.

"Ohh ibu kira itu pacar kamu. Kelihatannya cocok tuh!" Ibunya dapat melihat kegugupan Aghni jadi ia berniat menggoda Aghni.

"Ibu kok gitu, Aghni kan malu. Lagi pula Kevin itu udah punya pacar! Jadi ibu nggak boleh gitu!" jelas Aghni yang mulai kesal dengan pernyataan ibunya. Dia tidak boleh jatuh cinta pada Kevin, bisa-bisa dia disiksa oleh Stella.

"Tapi kok dia nganterin kamu? Padahal kan dia udah punya pacar?"

Oh iya kenapa Kevin maksa banget ya nganterin Aghni. Aghni mulai berpikir apa yang membuat seorang Kevin mengantar Aghni, gadis yang selalu dibully oleh kekasihnya. Apakah karena kasihan atau karena hal lainnya. Yang pasti Aghni tidak ingin memikirkannya terlalu jauh.

"Nggak tau juga sih bu. Yaudah Aghni mandi dulu ya. Udah bau asem nih." Aghni terkekeh pelan. Sementara ibunya hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah putri semata wayangnya.

Di kamar, setelah Aghni mandi dia langsung menghadap meja sakral yang selalu menemaninya belajar. Setelah selesai mengerjakan semua tugasnya dia mengambil buku berwarna lilac. Lilac adalah warna favorit Aghni. Diary lilac yang setia menemani dan mendengarkan setiap curhatan Aghni.

Dear Today

Tuhan aku selalu menerima apa yang kau rencanakan. Aku bahagia bila ada dirumah, Ayah dan Ibu selalu membuatku tersenyum. Tapi mengapa berbanding terbalik saat aku di sekolah. Dan kejadian di taman belakang tadi. Apa maksudnya itu?

Sungguh aku tidak pernah tau rencanamu untukku. Aku akan menanti hari-hari bahagia yang kau berikan padaku. Jika takdirku memang seperti ini maka bimbinglah aku menuju jalan yang benar.

Mengingat senyuman yang terukir di bibir ayah dan ibu membuatku terharu. jagalah mereka, bahagiakan mereka, ukirlah senyuman di bibir orang tuaku. Jika perlu aku akan berusaha mati-matian untuk membuat mereka bahagia.

BEDA TAKDIRWhere stories live. Discover now