4. Teman Pertama

220 120 113
                                    

Hari ini Aghni tidak berangkat sekolah karena libur nasional. Jadi Aghni membantu ibunya membersihkan rumah. Ayahnya juga ada di rumah. Sekali-kali kumpul bersama keluarga.

Ibunya membersihkan bagian dalam rumah. Ayahnya memotong rumput di halaman depan. Sementara Aghni menyiram bunga-bunga yang mekar.

"Ayah.. sini Aghni bantu potongin rumputnya!" ucap Aghni lalu mengambil gunting lain.

"Iya itu tuh yang di sana belum dipotong." tunjuk Ayahnya pada rumput liar yang belum dipotong. Aghni dengan semangat 45 nya segera memotong rumput liar itu.

"Ayah sama Aghni udah selesai belum? Ibu udah selesai nih!" sahut ibunya.

"Iya Bu bentar lagi selesai!" jawab ayahnya. 5 menit kemudian mereka berdua selesai memotong rumput dan menghampiri ibunya yang duduk melihat kegiatan suami dan putrinya itu.

"Sekarang enaknya kita ngapain ya? Potong rumput udah, bersihin rumah udah, nyiram bunga juga udah. Yang belum apa?" tanya Ibu Aghni.

"Masak! Iya masak! Gimana?" celetuk Aghni tiba-tiba.

"Bukan ide yang buruk. Ayoo sama ayah juga!" suruh ibunya.

"Loh ayah kan laki-laki masa ikut masak juga?" protes ayahnya karena ia tidak pernah memasak selama ini.

"Iya dong yah! Biar seru. Pleaseee!!!" bujuk Aghni supaya ayahnya mau.

Dan benar saja bujukan Aghni ampuh mengetuk hati ayahnya, "Yaudah demi putri ayah yang cantik ini."

Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat donat. Mulai dari memasukkan bahan-bahan membuat donat. Mereka mempunyai bagian masing-masing.

Dengan jahil Aghni berpura-pura memanggil ayahnya dan saat ayahnya menoleh, tepung mendarat di pipinya. Sedangkan ibunya terkekeh melihat kelakuan mereka.

"Kamu ini ya! Rasain nih ayah balas!" timpal ayahnya lalu melempar kan tepung pada Aghni. Tapi bukan hanya Aghni saja yang terkena, melainkan ibunya juga.

"Stop! Kalian ini bukannya buat donat malah lempar-lemparan." tegur ibunya dengan kedua tangan dipinggang.

Yang dimarahi hanya diam saja sambil menunduk. Sesekali melihat satu sama lain. Karena mereka dalam mode bahaya. Ibunya pasti akan marah!

"Kenapa diam? Baju ibu juga kena nih! Jadi kalian harus dihukum! Hukumannya adalah......"

1 detik
2 detik
3 detik
10 detik

Mengapa ibunya tak kunjung bersuara. Mulutnya saja yang menganga. Aghni yang geram dengan ibunya lantas bersuara.

"Ibuuuuuu nanti ada lalat masuk!"

Setelah sadar ibunya langsung mengatupkan mulutnya, "Oh iya ibu lupa nutup mulut!"

"Jadi ini dia hukumannya! Hiyaaa rasain kalian."

Ibunya secara tiba-tiba melemparkan tepung kearah suami dan putrinya itu. Mereka yang mendapat serangan tiba-tiba hanya bisa lari mengitari meja makan berulang kali.

Alhasil kini tubuh mereka dibaluri tepung putih. Sudah seperti patung hidup saja. Dan dapur seperti kapal yang dihantam ombak. Hancur tak tersisa.

Mereka melongo seketika melihat keadaan dapur. Jadi mereka harus membersihkan dapur yang seperti kapal pecah.

"Oh okey. Mari kita bersihkan!" ucap Aghni sambil mengangkat spatula.

Selama 2 jam mereka membersihkan dapur yang berantakan, dan juga menyelesaikan kue donat.

BEDA TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang