Kalau ada typo sorry, karena typo manusiawi :)
                              Selamat baca
                              ***
                              Pagi hari yang cerah mengawali hari yang baik. Jungkook dan Sana sudah bersiap. Koper dan yang lainnya juga sudah di masukkan kedalam mobil semua.
                              "Sudah siap?" Sana melirik pada sang adik yang terdiam. Ia menghampiri sang adik lalu menepuk bahu nya, "Are you okay?" Jungkook yang sadar langsung mengangguk dengan senyum kecil.
                              Mereka pergi meninggalkan rumah yang di Seoul untuk pergi ke Australia -- tempat dimana Papa dan Mama nya Sana tinggal dan sekarang adalah Papa Mama nya Jungkook juga.
                              Disepanjang Jungkook hanya diam memandang keluar jendela, entah apa yang ada di pikiran nya tapi itu jelas membuat Sana khawatir.
                              "Apa kabar hyungdeul? Aku rindu kalian..." batin Jungkook, perlahan dirinya meneteskan air matanya yang langsung dihapus kasar olehnya.
                              Namun, sedetik berikutnya Jungkook mengeluarkan ponsel hitam nya dan mencari kontak seseorang.
                              Setelah mengirim pesan, Jungkook memasukkan kembali ponsel nya ke saku celana nya. Dirinya mengantuk dan memilih untuk tidur.
                              Sana yang melihat adik nya tertidur itu tersenyum kecil, "Semoga dengan membawa mu bertemu dengan Mama dan Papa kembali, kau bisa seperti dulu." tangan nya mengusap kepala Jungkook dengan lembut, dia tidak ingin menganggu tidur pulas sang adik.
                              ***
                              "Kookoo ireona. Kita sudah sampai bandara Saeng," Jungkook sedikit menggeliat, matanya yang bulat itu terbuka perlahan. "Sudah sampai?"
                              Jungkook dan Sana keluar dari mobil. Tidak lupa barang-barang mereka turunkan sebelum masuk ke dalam bandara.
                              "Penerbangan nya masih satu jam lagi, kau lapar tidak?" tanya Sana yang diangguki Jungkook dengan antusias. "Kau mau makan apa? Biar nanti Noona belikan saja,"
                              "Ani. Aku ingin ikut juga, kita cari bersama" Sana tersenyum lalu mengusak rambut Jungkook. 
"Geurae. Terserah apa katamu saja" Sana dan Jungkook akhirnya berjalan mencari makanan yang enak di sekitar bandara.
                              ***
                              Di tempat lain, tepatnya di sekolah. Lima belas anak sedang berkumpul di meja kantin dengan beberapa pesanan mereka.
                              "Jungkook sudah memberi kabar?" tanya Rose pada teman-teman nya yang sedang asik melahap makanan mereka. 
                              "Belum, baru pesan yang tadi pagi." jawab Minghao sembari menyeruput es jeruk nya. Rose mengangguk saja, tangan nya tidak bisa diam untuk tidak mengaduk-aduk minuman nya.
                              "Ck! Rose, minumlah! Jangan hanya di aduk-aduk seperti itu!" sungut Jiho risih. Rose hanya menyengir tidak berdosa, "Mian Jiho-ya. Aku khawatir dengan Jungkook." 
                              "Jungkook aman bersama Sana Unnie, santai saja." timpal Lisa. "Iya juga sih," Rose mulai meminum minuman nya yang sempat cuma di aduk-aduk tadi
                              "Btw kalian sudah selesai belum dengan tugas Choi Ssaem?" tanya Rose pada teman-teman nya yang berada di meja. Yang lain justru menggeleng bersamaan.
                              "Rasanya tidak ada Jungkook sangat sulit, aku kehilangan mood belajarku" Bambam ikut menimpali dengan sedikit drama. 
                              "Kau terlalu berdrama Bam. Jungkook saja bisa tanpamu, masa kau tidak bisa tanpanya." 
                              Bambam memandang orang yang baru saja bersuara, Mina Myoui. "Kau ini pedas sekali Mina-ya. Bisa-bisanya aku mempunyai sahabat sepertimu."
                              "Karena pada dasarnya anak 97 line itu tidak bisa jauh-jauh dariku, Bam." jawab Mina dengan pede. Bambam langsung memandang Mina dengan bibir terangkat satu. 
                              "Terserah kau saja Mina-ya." 
                              ***
                              Jungkook dan Sana sudah berada di dalam pesawat dan sebentar lagi mereka akan terbang ke Australia.
                              "Tidur saja jika merasa mual, okay?" ujar Sana pada Jungkook yang terlihat pucat. Jungkook hanya mengangguk sebagai jawaban.
                              Tidak lama mereka mulai terbang, Sana mulai memposisikan dirinya untuk tidur, Jungkook pun juga melakukan hal yang sama. Mereka tertidur untuk menghilangkan rasa lelah karena menunggu di bandara tadi. 
                              "Permisi saya mengantar makanan"
                              Jungkook dan Sana terbangun saat pramugari menghampiri mereka dengan makanan di nampan nya. 
                              "Kamsahamnida atas makanan nya." ucap Sana dengan lembut. Pramugari itu tersenyum lalu pergi ke kursi penumpang lain.
                              Sana melirik Jungkook yang kembali menutup matanya, "Mau di suapi atau makan sendiri?" tanya Sana membuat Jungkook kembali membuka mata nya. 
                              "Lebih baik aku makan sendiri. Aku sudah besar Noona." Sana memasang wajah julid nya, "Sudah besar tapi muka tetap seperti bayi." sindir nya membuat Jungkook merengut kesal. Melihat wajah kesal adik nya, hal itu sukses membuat Sana tertawa.
                              "Aku heran Mama kenapa bisa melahirkan kakak yang menyebalkan sepertimu Noona." tanya Jungkook membuat Sana memandangnya bingung. 
                              "Diamlah mulutmu itu atau ku lempar kau dari pesawat." ujar Sana yang sudah tidak kuat berdebat lagi.
                              ***
                              Mereka sampai di Australia. Jungkook dan Sana segera menaiki taksi untuk segera sampai di rumah nya.
                              "Australia berubah ya Noona," 
                              "Tidak. Menurutmu saja kali,"
                              "Aku serius. Saat kecil aku kesini, bangunan nya tidak sebagus ini" 
                              Mendengar hal itu membuat Sana geram sendiri, alhasil dia menjitak adik nya cukup keras.
                              Pletak!
                              "Awh! Kenapa kau menjitakku?!" kesal Jungkook.
                              "Kau pabbo! Itu kan waktu kau kecil, sekarang kau sudah 19 tahun jika kau lupa." Jungkook tidak membalas, dia sibuk mengusap kening nya yang sedikit memerah karena jitakan dari sang kakak.
                              15 menit kemudian....
                              "Thankyou sir." Sana memberi satu uang lembaran lalu keluar dari taksi. Disusul Jungkook dan barang-barang nya.
                              Mereka berjalan memasuki rumah yang cukup besar itu dengan koper ditangan mereka.
                              "Mama, Papa, aku pulang!" teriak Sana saat memasuki rumah itu.
                              "Anak Papa dan Mama sudah pulang? Baru sampai apa sudah daritadi?" tanya Park Joon-Ho ; Papa dari Sana, Jungkook, Tzuyu, dan Yuna. Seorang pengusaha terkenal di Australia, Park Corp, yang sangat berpengaruh di Australia.
                              "Baru sampai Pa. Yasudah Sana ke kamar dulu, nee?" tanya Sana yang diangguki oleh Joon-Ho. 
                              "Jungkook kau istirahat dulu di kamar, nee? Nanti kita makan malam bersama."
                              "Baik Pa. Aku ke kamar dulu. Selamat sore Pa," Jungkook ikut menggeret koper nya ke kamar untuk istirahat. 
                              _______________________________________
                              Halo, segini dulu ya. Maaf kalo kepanjangan ^^
                              See in next chapter!
                              TBC OR END?
                                      
                                          
                                  
                                              ВЫ ЧИТАЕТЕ
I'm Done ✓ {Hiatus Lama}
ФанфикBTS fanfic [Brothership] Sejak kejadian itu, Min/Park Jungkook tidak pernah merasakan bahagia. Dirinya selalu dikelilingi rasa bersalah. Bahkan senyum manis dengan gigi kelinci nya sudah jarang sekali terlihat sejak kejadian itu. Entah bagaimana akh...
