I'm Done |12| •Back Home•

284 40 18
                                        

"Semua pekerjaan sulit menurutku. Tidak ada yang mudah. Dan hanya orang itu sendiri lah yang bisa melakukan sebaik mungkin." ujar Seokjin. Yoongi yang tadinya hanya mendengarkan kini terbangun lalu duduk.

"Sejak kapan otak mu bekerja lancar Hyung?" tanya Yoongi yang langsung merebahkan tubuhnya lagu ke sofa.

"Sialan kau Yoon!"

***

Jungkook sampai di bandara Seoul. Tidak tahu kenapa, setelah 6 bulan menenangkan diri di Australia, saat kembali Jungkook merasa sedikit gelisah. Menurutnya bandara adalah kenangan terbaik dan terbanyak.

Jungkook menggeleng beberapa kali demi mengusir segala memori yang menghampiri otak nya.

"Kenapa?" tanya Sana yang melihat gelagat aneh dari adik nya. Jungkook menggeleng.

"Tidak. Hanya saja--"

"Lupakan okay? Jangan terlalu di ingat, Noona takut kau kembali sakit." Jungkook menurut, dia mengangguk paham.

Mereka berjalan keluar dari bandara, mencari kendaraan untuk mengantar mereka ke rumah.

"Unnie, aku pegal." Yuna mengeluh setelah menahan beberapa menit. Sana mengerti, adik bungsu nya ini akan selalu mengeluh.

"Itu taksi nya, kajja!" Sana mengajak kedua adiknya untuk ke arah taksi.

Sepanjang perjalanan Yuna tertidur, begitu pun dengan Jungkook karena merasa lelah. Sana sendiri ingin tidur tapi dia urungkan saat melihat adik pertama nya-- Jungkook. Tidur dalam kondisi gelisah.

"Hey, Kook. Bangun dulu," Sana mencoba membangunkan sang adik yang sudah mengigau tidak jelas.

"Kook! Dengar Noona? Bangun dulu, kau tidak bisa tidur dengan kondisi seperti ini." Sana menepuk-nepuk pipi sang adik dengan pelan. Jungkook sedikit menggeliat di tidurnya, detik berikutnya dia terbangun.

"Minum dulu okay,"

"Mau pakai sedotan atau langsung?" tanya Sana lembut.

"Langsung," Mendengar jawaban adik nya, Sana segera memberi botol minum nya kepada sang adik. Tangan nya dia jadikan tatakan agar tidak tumpah mengenai baju.

"Sudah?" Jungkook mengangguk.

"Perlu Noona usap-usap tangan nya?" Jungkook mengangguk, dia memang butuh itu sekarang. Dia butuh orang untuk menenangkan nya sekarang.

Sana segera mengusap tangan adik nya. Menyalurkan segala kehangatan dan ketenangan agar adik nya tidak kembali gelisah. Sedangkan Jungkook mulai menutup kembali matanya, mencoba untuk tidur.

"Tidurlah. Noona akan usap-usap," Jungkook mengangguk pelan. Sana sedikit tersenyum melihat adik nya mulai tertidur kembali dengan keadaan lebih tenang.

***

Mereka sampai di rumah sejak 1 jam yang lalu. Kini mereka bertiga sedang melakukan kegiatan masing-masing.

"Unnie! Selai strawberry dimana?" tanya Yuna sedikit berteriak dari arah dapur.

"Ada di lemari atas!" jawab Sana dari ruangan tengah.

Di dapur Yuna membuka lemari atas, tangan nya meraba-raba barang di lemari itu. Beruntung keluarga Park tinggi, jadi tidak masalah.

"Ah! Ini dia!" monolog Yuna setelah menemukan selai strawberry nya.

Yuna mengoleskan selai strawberry itu pada roti nya, namun pergerakan nya terhenti kala kedua netra nya tak sengaja menangkap sosok kakak nya.

"Oppa? Kau sedang apa?" tanya Yuna saat melihat kakak nya juga berada di dapur.

Jungkook menutup pintu kulkas nya, lalu beralih menatap sang adik. "Minum. Wae? Kau tidak suka?" tanya Jungkook balik. Yuna menggeleng ribut.

"Ani. Aku hanya kira Oppa sedang apa disini." jawab Yuna dengan santai.

"Oppa, apa nanti malam kau akan menjenguk kakak mu??" Jungkook mengangguk atas pertanyaan Yuna.

"Ah begitu. Kalau begitu titip salam ku, semoga dia cepat sembuh." ujar Yuna, yang dibalas anggukan lagi dari sang kakak.

Sekitar satu menit terjadi hening di antara Yuna dan Jungkook. Akhirnya Jungkook memilih membuka suara lebih dulu.

"Em... Kemana Sana Noona?" tanya Jungkook.

"Di ruang tengah. Tidak tahu sedang apa," jawab Yuna sembari memakan roti nya.

Tanpa banyak kata, Jungkook pergi ke ruang tengah, meninggalkan Yuna sendiri di dapur. Tapi sebelum pergi, Jungkook sempat menjahili Yuna dengan mencolek pinggang nya, hingga Yuna tersentak kaget.

"Oppa!!"

Jungkook sudah berlari keluar dapur sambil terkikik geli. Tidak bisa dia bayangkan ekspresi adik nya itu, pasti sangat kesal.

***

Sana yang sedang menyapu harus dibuat sabar dengan tingkah kedua adik nya.

"Oppa!!"

Sana memejamkan kedua matanya. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan.

Mendengar teriakan keras dari Yuna membuatnya harus banyak bersabar. Apa lagi Jungkook datang ke ruang tengah sambil tertawa pelan.

"Jahil sekali!" Sana memukul lengan atas Jungkook sedikit keras.

"Dia sangat menyebalkan Noona," jawab Jungkook sambil melirik-lirik ke arah pintu, takut-takut aja Yuna datang lalu menerjangnya.

"Kalian berdua tuh sama saja," cibir Sana membuat Jungkook memandang sinis kakak nya.

Mereka terlarut dalam kegiatan nya. Sana mengepel, dan Jungkook ikut membersihkan lemari-lemari.

"Jung. Bagaimana sekolahmu?" tanya Yuna memecahkan keheningan yang ada di ruang tengah.

"Aku akan kembali ke sekolah. Besok, sekalian memberi kejutan pada yang lain." jawab Jungkook enteng.

Sana memandang Jungkook dengan sendu, entah kenapa perasaan nya sedikit gelisah hari ini setiap melihat Jungkook.

"Apa geng mu itu akan terkejut?"

"Tentu saja. Jika tidak aku akan patah kan leher mereka satu-satu!" jawab Jungkook dengan antusias nya.

"Geurae. Terserah kau saja lah Kook,"

_______________________________________

Halo aku back sama cerita ini.

Maaf ya kemarin gak update.

Nanti bakal up sesuai jadwal lagi deh, In Syaa Allah ya.

I'm Done ✓ {Hiatus Lama}Where stories live. Discover now