Kalau ada typo sorry, typo itu manusiawi :)
Selamat baca.
***
Jungkook merebahkan tubuhnya di kasur, rasanya tubuh nya sekarang seperti remuk.
"Ah... rasanya tubuhku ini akan remuk." gumam Jungkook sembari memandang langit-langit kamar nya. Berbeda memang, tapi sangat nyaman untuk dipandang.
Baru saja dirinya akan menutup mata kembali, tiba-tiba suara pintu diketuk.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu itu membuat Jungkook mengurungkan niat menutup matanya. Dia terduduk kembali di ranjang nya.
"Masuk saja pintunya tidak dikunci!" jawab nya sedikit berteriak. Setelah nya muncul seorang gadis cantik dengan rambut yang diikat dua.
"Ada apa?" tanya Jungkook datar. Tapi wajahnya terlihat sangat santai.
"Ani. Hanya ingin lihat saja. Aku kira Oppa sudah tidur," jawab gadis itu dengan santai. Jungkook justru memutar bola matanya malas.
"Tadinya ingin, tapi kau keburu ketuk pintu kamar ku" gadis itu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Hehe mian. Habisnya aku penasaran." Jungkook hanya manggut-manggut saja.
"Sudah makan?" tanya Jungkook yang dibalas gelengan ribut dari gadis itu. "Makan, nanti kau sakit."
"Aniyo. Aku akan makan jika Oppa juga makan," Jungkook menghela nafas lelah, "Makan Tzuyu-ya. Nanti kau sakit. Siapa yang repot?" gadis itu tetap menggeleng dengan wajah yang lucu.
"Geurae, aku akan makan. Tapi kau harus makan, arra?" gadis bernama Tzuyu itu mengangguk antusias. Jungkook terpaksa turun dari ranjang nya dan keluar dari kamar.
"Sore, Ma. Sedang apa?" tanya Jungkook pada sang Mama yang sedang sibuk dengan panci-panci nya.
"Eh sayang? Ini Mama sedang buat pasta kesukaan kamu, Sana, Yuna, dan Tzuyu. Kau pasti ingin makan kan?" Jungkook mengangguk saja lalu duduk di salah satu kursi yang berada di meja makan.
"Awalnya sih tidak, aku ingin tidur. Tapi bocah satu ini tidak ingin makan sebelum aku ikut makan. Jadi yasudah,"
"Bagus Unnie! Kau berhasil membuat Jungkook Oppa keluar dari kandang nya, akhirnya aku bisa ikut makan!" Yuna dan Tzuyu bertosan ria, sedangkan Jungkook sudah memandang mereka berdua dengan tatapan horror.
"Seharusnya aku tahu bahwa ini kelakuan keduanya," gumam Jungkook yang mulai merasa tertekan. Sedangkan kedua adiknya hanya tertawa tidak jelas.
"Oppa, bagaimana kehidupanmu saat di Korea?" tanya Yuna yang sudah merasa penasaran daritadi. Jungkook melirik sekilas pada Yuna, "Biasa saja. Tidak ada yang spesial."
"Jinjja? Padahal menurutku di Korea itu seru loh Oppa." ujar Yuna jujur, Jungkook hanya mengangguk. Memang benar seru sih, tapi rasanya Jungkook tertekan jika terus berada di Korea.
"Itu menurutmu Yuna-ya, menurutku tidak." sahut Jungkook.
"Lain kali ajak aku ke Korea. Aku bosan jika harus berada di Australia terus," pinta Yuna yang diangguki Jungkook. Iyakan saja dulu. Ngajak nya belakangan.
"Aku juga ingin ikut!" seru Tzuyu. Jungkook mengangguk lagi saja. Demi kesenangan kedua adiknya katanya.
"Oppa nanti malam aku dan Tzuyu Unnie akan mengajak mu jalan-jalan, kau tidak keberatan kan?" Yuna melirik pada Jungkook, memastikan bahwa kakak nya itu tidak keberatan sama sekali. "Ya terserah padamu. Aku ikut saja," dan berakhir dengan seruan Yuna dan Tzuyu.
***
Terlihat kedua namja sedang membeli sesuatu di toko. Mereka adalah Jimin dan Taehyung.
"Sepertinya sudah semua, mari kita pulang!" seru Taehyung pada Jimin. Tapi sebelum itu, langkah mereka terhenti kala melihat tujuh orang remaja yang sepertinya mereka kenal.
"Tunggu Tae,"
Jimin berjalan menghampiri mereka, "Tumben sekali kalian bertujuh saja, kemana yang lainnya?" tanya Jimin saat sudah di dekat tujuh orang itu. Sontak membuat tujuh orang yang sedang membeli sesuatu itu menoleh.
"Sebegitu penting kah? Mereka teman kami, dan tidak ada urusan dengan dirimu." sahut Bambam. Jimin memandang horror Bambam.
"Aku kan hanya bertanya, santai saja kali."
"Tapi aku tidak bisa santai jika ada dirimu, mian." ujar Bambam tanpa beban. Jimin menaikan sebelah bibir nya, dia tidak suka, dan Bambam pun begitu.
"Ayo guys, kita pergi saja. Disini ada pengurus hidup orang," Bambam dan enam orang itu pergi meninggalkan Jimin yang sudah memandang sedikit tidak suka, sedangkan Taehyung memandang mereka bingung.
"Yeah, dan kau membuat mereka pergi dengan julid nya, sangat menyebalkan. Ada apa sih Jim?" Jimin menggeleng lalu pergi meninggalkan Taehyung secara tiba-tiba.
"Bagus sekali, tadi kau pergi dan aku menghampirimu, sekarang aku juga yang ditinggalkan." protes Taehyung, dirinya langsung menyusul saudara nya yang semakin menjauh.
"Padahal aku menghampiri mereka hanya ingin bertanya soal Jungkook. Tapi kenapa malah di julidin?" gerutu Jimin. Beruntung Taehyung masih jauh di belakangnya, jadi tidak akan mendengar.
_______________________________________
Segini dulu ya readers, ketemu lagi di next chapter!!
TBC OR END?

YOU ARE READING
I'm Done ✓ {Hiatus Lama}
FanfictionBTS fanfic [Brothership] Sejak kejadian itu, Min/Park Jungkook tidak pernah merasakan bahagia. Dirinya selalu dikelilingi rasa bersalah. Bahkan senyum manis dengan gigi kelinci nya sudah jarang sekali terlihat sejak kejadian itu. Entah bagaimana akh...