Halo back lagi sama work ini.
Aku mau cepet tamatin ini di bulan September. So? Aku bakal rajin up sekira nya sehari sekali, kalau lagi mood ya :)
***
"Jadi keadaan Jungkook bagaimana sekarang?"
Itu Yugyeom yang bertanya. Temen geng Jungkook datang menjenguk. Sebenarnya semalam mereka ingin datang tapi dilarang oleh Mama nya Jungkook karena sudah malam sekali.
"Jungkook dinyatakan mengalami koma. Benturan yang dialami nya membuat otak dia lambat dalam merespon sesuatu," jawab sang Mama Jungkook, Yoona.
Bambam dan yang lainnya tiba-tiba menjadi tidak bersemangat. Mereka kira Jungkook baik-baik saja dan sudah sadar, ternyata sahabatnya itu jauh dari kata baik.
"Kalian teman dekatnya Jungkook?" tanya Yoona yang diangguki oleh semuanya.
"Ah begitu. Kalian ingin menjenguk Jungkook? Silahkan,"
Kelima belas teman geng Jungkook masuk ke ruang rawat Jungkook dengan berhati-hati. Mereka tidak ingin mengacau dan membuat teman yang sedang tidur nya itu merasa terusik.
"Annyeong, Kook. Sudah lelah kah kau terus pura-pura tersenyum?" tanya Mingyu yang duduk di kursi samping ranjang Jungkook.
"Kenapa kau tidak berbagi dengan kami saja, hm? Bukankah itu akan lebih baik?" Yugyeom cukup kecewa karena Jungkook yang selama ini punya pribadi yang dingin dan cuek ternyata untuk menutupi sakit hati nya.
"Aku tidak tega melihat dia lemah seperti ini," bisik Rose pada Mina yang berada tepat di sebelah kiri nya.
"Hm, kau benar. Aku juga tidak tega jadinya," jawab Mina sambil melirik Jungkook yang di kelilingi alat medis.
"Hey, kau. Katanya ketua geng yang kuat. Ayo tunjukkan, buka matamu dan sapa kami." ucap Bambam sendu. Dia tidak sanggup menahan rasa sedih nya jika melihat sahabat yang selalu menguatkan dirinya ketika sedang bermasalah, kini hanya bisa tertidur di ranjang pesakitan dengan alat medis di sekitarnya.
•Flashback On•
Jungkook menghampiri Bambam yang sedang terduduk di tangga dengan wajah yang murung. Ini adalah pertama kalinya bagi Jungkook setelah 3 tahun bersahabat, melihat sahabat nya itu murung, jadi dia berniat menghampiri Bambam.
"Hey, kau kenapa?" tanya Jungkook datar sembari mengambil tempat di samping Bambam.
Bambam menoleh sekilas lalu menunduk kembali, "Aku kesal dengan keluargaku Kook. Bagaimana bisa mereka menuduhku," ucap Bambam. Jungkook menegang seketika, tapi dia usahakan untuk tetap santai.
"Maksudmu? Ceritakan padaku dan jangan setengah-setengah seperti ini,"
"Kemarin saat aku pulang ke rumah setelah pulang dari cafe itu. Kau tahu kan Kook?" Jungkook mengangguk. Karena saat itu dia yang mengajak semua teman geng nya untuk kumpul dan refreshing sedikit karena sekolah tiba-tiba ada ulangan dadakan.
Tapi...
Apa caranya itu membuat yang lain jadi terkena masalah?
"Jadi saat aku pulang. Tiba-tiba saja Appa menamparku Kook, kau tahu? Aku disangka mampir ke club' dan minum minuman berbahaya. Padahal itu sama sekali tidak benar," Jungkook masih setia mendengarkan tanpa ada niat memotong ceritanya sahabatnya. Dia juga jadi merasa sedikit bersalah karena sudah membawa mereka ke cafe.
"Aku saat itu langsung menolak pernyataan itu, tapi Eomma bilang bahwa aku sudah berani berbohong padanya"
"Aku menceritakan bahwa saat itu aku bertabrakan dengan seseorang yang baru saja keluar dari club. Tapi dia tetap tidak percaya, Kook!" Bambam akhirnya kesal. Dia refleks membentak Jungkook yang sedang terdiam.
"Gunakan nama yang sopan Bam, kata 'dia' bukan ditujukan untuk orangtua mu. Mau itu Eomma mu atau Appa mu," Bambam memejamkan matanya. Dia lupa Jungkook itu disiplin sekali. Bahkan dia terlalu baik dengan orang lain.
"Aku lupa. Mianhae," ucap Bambam.
"Menurutku begini. Kau minta maaf saja pada kedua orangtua mu, dan kau berjanji tidak akan melakukan hal yang sama. Mereka menuduh bukan karena dia tidak sayang padamu, tapi karena mereka takut kau terjerumus ke hal-hal berbahaya." jawab Jungkook. Bambam terlihat berpikir sejenak.
"Begitu? Jadi mereka menyayangiku?" tanya Bambam yang langsung dapat anggukan dari Jungkook.
"Ah. Geurae,"
"Oh ya Kook. Bagaimana hubungan mu dengan kakak mu? Bukankah sempat bermasalah kemarin?"
Jungkook membeku di tempat. Lidah nya tiba-tiba kaku untuk menjawab. Dia sempat bilang begitu karena tidak ingin ditanya lebih oleh sahabatnya, dan berakhir seperti ini.
"Sudah baik. Kau tenang saja," senyum itu. Senyum palsu yang Jungkook selalu berikan kepada orang-orang.
Bambam hanya mengangguk, "Gomawo, Kook. Kau memang membantu. Tumben sekali kau berbicara panjang," ucap Bambam menggoda. Jungkook memutar bola matanya malas.
"Terserah,"
Berakhir Jungkook meninggalkan Bambam yang sibuk menggodanya
•Flashback Off•
Mengingat itu membuat air mata Bambam mengalir. Bukan dia lemah. Tapi karena merasa bukan sahabat yang baik untuk Jungkook.
"Bam. Kau menangis?" Bambam cepat menghapus air matanya saat Lisa memergokinya menangis. Dia dengan cepat menggeleng.
"Kau tenang saja. Jungkook itu kuat, dia pasti cepat bangun. Jika dia lemah, tidak mungkin dia melawan anak sekolah sebelah waktu itu kan," Lisa mengusap-ngusap punggung Bambam yang sedikit bergetar. Bambam hanya mengangguk samar.
"Aaa, Bamie ku menangis. Lucu nya," Lisa menggoda Bambam. Berniat dia akan tersenyum kembali.
Tapi dia salah, justru dia terkena jitakan keras dari Bambam hingga merah.
_______________________________________
End.
Gak deh. Masih ada beberapa chapter lagi menuju ending nya.
Jadi bakalan aku cepetin karena mau up work baru setelah yang ini selesai.
Semangat nunggu end✨
YOU ARE READING
I'm Done ✓ {Hiatus Lama}
FanfictionBTS fanfic [Brothership] Sejak kejadian itu, Min/Park Jungkook tidak pernah merasakan bahagia. Dirinya selalu dikelilingi rasa bersalah. Bahkan senyum manis dengan gigi kelinci nya sudah jarang sekali terlihat sejak kejadian itu. Entah bagaimana akh...
