BAB XV

3.6K 585 9
                                    

Dalam beberapa hari berikutnya, frekuensi Song Yan menelepon dan menggangu Xia Lin berkurang secara signifikan.

Xia Lin menebak bahwa dia memegang ponselnya hampir sepanjang waktu dan melihat gambar kabur Yu Luotong dengan linglung.

Dan Xia Lin akhirnya mengakhiri les pelajarannya yang sulit sebelum sekolah dimulai, dan kembali ke Kota B bersama Zhou Shuo.

Pada pagi hari pertama sekolah, Song Yan mengendarai sepeda gunungnya ke pintu rumah Xia Lin seperti biasa, dan meneriakkan nama Xia Lin. 

Setelah beberapa saat, kepala pelayan keluarga Xia keluar dan berkata kepadanya: "Tuan muda kedua kami dan Zhou Shuo sudah meninggalkan rumah setengah jam yang lalu. Apakah dia tidak memberitahumu?"

Song Yan terkejut: "Kapan dia memberitahuku?"

Sambil berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan melihatnya. Seperti yang diharapkan, ada pesan teks diterima diam-diam di kotak surat.

"...Kamu mengirimi ku pesan teks? Aku sangat sibuk di pagi ini, bagaimana aku bisa punya waktu untuk membaca pesan teks itu!" Song Yan mengutuk dan pergi.

Ketika dia tiba di kelas, hanya ada beberapa menit sebelum kelas membaca pagi. Pada saat ini, Xia Lin sudah duduk di kursinya, menundukkan kepalanya dan dengan hati-hati mendikte kata-kata Bahasa Inggris.

Song Yan menghela nafas lega, berjalan ke arahnya, dan membanting tas sekolahnya ke mejanya, "Xia Lin, apa maksudmu?"

Gerakannya sangat keras sehingga membuat para siswa di sekitar ketakutan.

Karena kedua orang ini adalah teman karib yang tidak dapat dipisahkan yang terkenal di kelas, perasaan mereka sebagus lem, dan mereka tidak pernah saling memalingkan muka karena suatu alasan. Jadi suara Song Yan berhasil membungkam ruang kelas yang bising dalam sekejap.

Semua orang menebak. Apa yang terjadi sehingga menyebabkan Song Yan untuk berbalik melawan Xia Lin di depan umum.

Kursi Zhou Shuo berada di sebelah Xia Lin. Hanya ada satu jalan di antaranya.

Dari saat dia melihat Song Yan bergegas masuk dengan marah, dia memiliki firasat bahwa ada sesuatu yang salah. Ketika dia melihat Song Yan membanting tas sekolahnya, dia melompat. Dia bangkit, dan bersiap bahwa jika mereka berdua mulai berkelahi, dia bisa bertarung(melindungi Xia Lin) dengan cepat.

Namun, konflik berdarah yang diharapkan tidak terjadi karena Xia Lin sangat tenang atau dia sudah siap secara mental untuk menahan amarah Song Yan.

Hanya ketika dia selesai menulis surat Bahasa Inggris terakhir dengan perlahan dan tanpa suara, dia mengangkat kepalanya dan menatap Song Yan: "Apa maksudmu?"

"Jangan berpura-pura bodoh. Kenapa kamu tidak menungguku pagi ini?"

"Aku harus berlatih menulis 50 kata Bahasa Inggris sebelum kelas membaca pagi dimulai." Xia Lin berkata, dan menunjukkan kepada Song Yan buku kosa kata yang ditulisnya dengan padat.

"Jika aku menunggumu, aku tidak akan punya waktu untuk menyelesaikan tugas. —Atau apakah kamu ingin aku membangunkan mu dari tempat tidur yang hangat setengah jam lebih awal, hanya untuk membiarkanmu pergi ke sekolah bersamaku?"

"Uh ..." Song Yan tiba-tiba agak ragu. Di musim dingin ini, memintanya untuk bangun setengah jam lebih awal hampir seperti membunuhnya.

"Kalau begitu jangan hanya mengirimiku pesan teks. Jika kamu melakukan hal semacam ini di masa depan, kamu harus meneleponku terlebih dahulu."

"Tidak perlu," kata Xia Lin ringan, "Aku akan pergi setengah jam lebih awal setiap hari untuk sekolah, dan kamu tidak bisa bangun pagi, jadi mari kita pergi pada waktu kita sendiri. Tidak perlu dengan enggan bergabung bersama untuk pergi ke sekolah."

Song Yan tidak berbicara, tetapi menatap Xia Lin dengan sepasang mata, dan dengan jeda cukup lama lantas berkata, "Xia Lin, haruskah kamu seperti ini?"

"Seperti apa?"

"Kamu tahu itu di hatimu! Sejak aku kembali dari Australia, kamu menjadi yin dan yang aneh. Jika kamu tidak suka denganku, katakan saja!"

Xia Lin terdiam sejenak, mengangkat kepalanya dan menatap Song Yan dengan tenang: "Aku ingat kamu mengatakan bahwa apa pun yang aku lakukan, kamu akan berdiri di samping ku, kan?"

Tentu saja Song Yan ingat kalimat ini, tapi dia selalu merasa ada yang salah.

Xia Lin melanjutkan: "Sebenarnya, aku tidak perlu kamu untuk melakukan apa pun untuk ku. Bagaimanapun, ujian masuk perguruan tinggi adalah urusan ku sendiri dan kamu tidak dapat membantu ku. Namun, aku harap kamu tidak mengganggu jadwal hidup ku untuk tujuan ini dan tidak mempengaruhi kemajuan belajar ku."

Berbicara tentang ini, maksud percakapan dari satu sama lain telah diungkapkan dengan sangat jelas.

Xia Lin menarik napas dalam-dalam dan bersiap bila Song Yan akan memutuskan hubungan dengannya.

Dada Song Yan naik turun sejenak, dan tiba-tiba dia menampar meja dengan keras: "Kamu mengatakannya lebih awal. Ini baru bangun setengah jam lebih awal. Tidak masuk akal kamu bisa melakukannya, dan aku tidak bisa melakukannya. Itu saja. Mulai besok, aku juga akan bangun lebih awal. aku juga bisa bangun dalam setengah jam, kamu bisa menunggu ku ketika itu terjadi! "

Xia Lin sedikit tercengang, kapan mereka membuat kesepakatan ini?

Dia tidak percaya Song Yan dan tidak bisa mendengar maksudnya. Namun, Song Yan selalu berusaha berpura-pura bingung, dan jika dia harus melawan niatnya, dia benar-benar tidak bisa memikirkan tindakan pencegahan yang efektif untuk sementara waktu.

-END- [BL Novel Terjemahan] Tidak Ingin Melihat Mu di Kehidupan SelanjutnyaWhere stories live. Discover now