BAB CIII

921 123 13
                                    

Sore itu, ketika Song Yan baru saja akan meninggalkan perusahaan, dia melihat sosok yang dikenalnya duduk di sofa resepsionis di lantai pertama dan memberi isyarat kepadanya.

"Luotong, kenapa kamu di sini?"

Song Yan memberi isyarat kepada asistennya untuk pergi dulu dan kemudian mengendalikan kursi rodanya untuk menyambut Luotong.

Yu Luotong berkata dengan wajah sedih, "Song Yan, aku mohon kamu terima aku."

"..."

Song Yan merasa kulit kepalanya mati rasa ketika mendengar ini.

Song Yan membeli perusahaan IT lokal dua tahun lalu dan ketika dia mengadakan rapat staf, dia menemukan bahwa David telah menjadi karyawannya sendiri.

Adegan itu agak memalukan saat itu.

David mencoba yang terbaik untuk berpura-pura tidak mengenalnya di perusahaan tetapi secara tidak sengaja mengoceh di rumah.

Segera, Yu Luotong berlari mencari Song Yan.

Ini berlangsung selama dua tahun. Song Yan secara bertahap berubah dari teman kampung halaman Yu Luotong menjadi keluarga gadis Yu Luotong. Setiap kali pasangan muda itu bertengkar, Yu Luotong berlari ke Song Yan dengan penuh keluhan.

Melihat Song Yan tidak berbicara, Yu Luotong menyempitkan mulutnya dan memohon, "Baiklah, oke?"

Song Yan menghela nafas tanpa daya, "Kamu bertengkar dengan David lagi?"

"Fvck orang itu! Aku benar-benar tidak tahan dengannya. Dia adalah toples cuka berjalan!"

#Toples cuka = pencemburu

Ketika Yu Luotong menyebut David, dia terbakar seperti dia memakan bahan peledak.

"Aku baru saja mabuk di jamuan makan perusahaan dan tidur di kamar bersama rekan-rekan ku. Dia benar-benar langsung pergi ke perusahaan kami dan memperingatkan rekan-rekan ku untuk menjauh di depan semua orang. Aku tidak ingin keluar sepagi ini, sekarang seluruh perusahaan tahu bahwa aku gay. Bagaimana aku bisa hidup?!"

Song Yan tersenyum dan menghiburnya, "David terlalu gugup denganmu dan masalah tidur di kamar yang sama bisa sangat besar atau kecil."

"Ada begitu banyak pria dan wanita berbaring di seluruh ruangan."

"Itu ..."

Song Yan menyentuh hidungnya, berpikir bahwa dia tidak dapat membantu David kali ini.

Yu Luotong berkata, "Tidak peduli apa, aku tidak bisa pulang malam ini. Song Yan, aku memperingatkanmu, jangan diam-diam melapor ke David lagi!"

Song Yan berkata tanpa daya, "Setiap kali kamu bertengkar dengan David, kamu akan lari ke padaku untuk menginap. David akan tahu bahwa kamu ada di sini bersama ku."

"Kalau begitu kamu bisa menyembunyikanku di tempat yang berbeda. Kamu memiliki begitu banyak properti atas namamu. Tidak apa-apa untuk meminjamkanku tempat berlindung dari pusat perhatian, kan?"

Song Yan masih ingin mencari alasan untuk menolak.

Yu Luotong menunjuk ke hidungnya dan berkata, "Jika kamu berani menolakku, aku akan memanggil Xia Lin dan mengatakan kamu menggunakan foto photoshop untuk membodohinya!"

Song Yan hanya bisa mengeluarkan ponselnya dengan patuh dan meminta asisten untuk memberikan Yu Luotong kunci vila.

Yu Luotong yang telah mencapai tujuannya, lalu berjongkok di depan Song Yan dan mengetuk lututnya, "Apakah masih tidak merasakan apa-apa?"

Yu Luotong menghela nafas, "Sampai kapan kamu ingin bersembunyi dari Xia Lin seperti ini?"

Song Yan terdiam sejenak dan berkata, "Setidaknya tunggu sampai dia sampai ketujuan."

"Kau benar-benar bisa membiarkannya pergi?" Mata Yu Luotong melebar, "Mengapa kamu harus menyiksa dirimu sendiri seperti ini? Jika kalian saling mencintai, bagaimana kamu bisa peduli jika kekasihmu dalam keadaan sehat?"

Song Yan tersenyum pahit, "Kamu juga mengatakannya tetapi prtanyaannya apakah keduanya saling mencintai."

Yu Luotong tersedak dan berkata dengan tidak yakin, "Aku pikir Xia Lin masih memiliki kamu di dalam hatinya. Kalau tidak, mengapa dia sangat peduli dengan rehabilitasimu?"

Song Yan menggelengkan kepalanya, "Dia sangat baik dan berpikir bahwa kakiku menjadi seperti ini adalah tanggung jawabnya. Aku menyembunyikan darinya, hanya berharap dia bisa hidup dengan mudah."

Song Yan meminta asistennya untuk mengantar Yu Luotong ke vila terdekat yang tidak digunakan.

Ketika Yu Luotong keluar dari mobil, dia berulang kali memberi tahu Song Yan, "Kamu tidak diizinkan lagi memberi laporan singkat kepada David, apakah kamu mendengarku?"

Song Yan sepenuhnya setuju.

Tetapi ketika Yu Luotong memasuki pintu vila, Song Yan mengeluarkan ponselnya dan memanggil David, "Kemarilah dan jemput seseorang sendiri. Alamatnya XXXXX."

Asisten mengemudi di samping, "..."

Dia hanya mendengarkan David mengaum di telepon, "Song Yan, dengarkan aku, jangan tinggal dengan Luotong! Kamu sebaiknya menjauh darinya sebelum aku sampai di sana!"

Song Yan mengeluarkan telinganya tanpa daya. Dia hampir mendengar kapalan dalam kalimat ini.

"David, kamu juga istirahat," Song Yan membujuk dengan getir, "Luotong mengganggumu karena cemburu tanpa pandang bulu. Jika kamu bisa memberinya sedikit ruang pribadi, dia tidak perlu melarikan diri dalam dua hari."

Sebelum dia selesai berbicara, David menutup telepon dengan tergesa-gesa. Song Yan meletakkan telepon, menggelengkan kepalanya, dan menghela nafas.

Asisten bertanya dengan hati-hati, "Bos, bukankah kamu berjanji dengan Tuan Yu?"

Song Yan berkata sedikit, "Luotong datang kepadaku beberapa kali dan dia selalu ditangkap oleh David. Jika dia benar-benar tidak ingin ditangkap oleh David, dia tidak akan datang kepadaku lagi."

Mereka selalu bertengkar dan berdamai satu sama lain. Siapa yang bisa mengatakan bahwa mereka tidak menikmatinya?

Saat senja mendekat, hujan ringan secara bertahap mulai turun di luar jendela mobil. Song Yan melihat pemandangan jalanan yang surut di tengah hujan.

Tiba-tiba dia memikirkan dirinya sendiri dan kehidupan Xia Lin sebelumnya. Pada saat itu, mereka juga akan bertengkar tentang beberapa hal sepele. Pada akhirnya, Song Yan selalu membanting pintu dan pergi. Xia Lin dengan sabar keluar untuk menemukannya setiap saat.

Dalam kesannya, jarang sekali Xia Lin kabur dari rumah karena marah. Satu-satunya saat Xia Lin pergi, dia tidak pernah kembali.

Song Yan perlahan mengangkat kepalanya, menyembunyikan wajahnya di bayang-bayang kursi belakang, menutup matanya, dan menahan air mata yang akan mengalir deras.

Pada tahun-tahun di luar negeri ini, Song Yan sering secara tidak sengaja mengingat kehidupan sepelenya dengan Xia Lin dalam beberapa tahun terakhir kehidupan sebelumnya. Dia memiliki kenangan baik dan buruk.

Dia masih ingat bahwa dia diam-diam membuat harapan pada lilin di hari ulang tahunnya yang terakhir. Jika ulang tahun berikutnya ditemani oleh Xia Lin, dia akan membawanya ke luar negeri untuk mendapatkan akta nikah.

Tapi Tuhan punya rencana lain.

Dia tidak punya waktu untuk mewujudkan keinginan ini dan insiden datang satu demi satu. Meski pada akhirnya penyakit yang merenggut nyawa Xia Lin, dialah yang membuat hati Xia Lin hancur.

Memikirkan hal ini, Song Yan tiba-tiba merindukan Xia Lin dan ingin bertemu dengannya lagi. Bahkan jika dia hanya bisa melihat dari kejauhan, dia akan senang.

Di senja yang redup, asisten mendengar Song Yan duduk di kursi belakang berbisik, "Pindahkan jadwal dua hari besok. Aku akan ke Kota F."

-END- [BL Novel Terjemahan] Tidak Ingin Melihat Mu di Kehidupan SelanjutnyaWhere stories live. Discover now