Chap 3. Jus Stroberi

156 20 0
                                    

"Kalau dia serius pertahan-in, kalau dia main-main tinggalin. Masalah ngelupain tinggal cari yang lain, gampang, 'kan?"

Sebulan telah berlalu, tapi bayangan bersama Galang masih terngiang dipikiran Rain. Walaupun hatinya tak sesedih pertama kali putus, tapi kenapa untuk melupakan cowok tampan itu sesulit ini.

"Benar, ya, kata orang melupakan cinta pertama itu susah."

"Gak juga, buktinya gue udah move on dan dapat pengganti baru."

Rain menoleh menatap Bulan yang sibuk dengan ponselnya tanpa menoleh menatap Rain.

"Lo mah beda, mantan lo terlalu banyak. Gak heran lo gampang banget ngelupain mantan-mantan lo sebelumnya."

"Gini, ya, Rain. Gue pacaran gak mau ambil pusing, kalau dia serius gue pertahan-in, kalau dia main-main gue tinggalin. Masalah ngelupain tinggal cari yang lain, gampang, 'kan?"

"Iya, bagi lo gampang. Bagi gue mah susah. Udah sebulan, tapi gue masih ingat sama Galang."

"Gimana gak ingat terus sama tu cowok, yang di otak lo cuma Galang, Galang, dan Galang. Gimana mau lupa. Lagian lo masih betah aja nge-jomblo, cari yang baru, gih. Gue cariin, mau?"

"Ogah. Mending sendiri aja dulu, bentar lagi kan mau ujian kelulusan. Mending gue fokus belajar dari pada pacaran."

"Nyindir gue lo?!"

"Haha."

"Tapi, gue serius, Rain. Mending lo cari gebetan, ntar lo sendiri pas hari kelulusan. Ketua OSIS ngadain api unggun dihari kelulusan, pasti teman-teman sekolah pada bawa pasangan. Mau lo sendirian?"

"Kan ada elo sama Rey, ngapain gue sendirian?"

"Enggak, maksud gue gebetan, Rain. Pacar! Bukan teman."

"Harus banget gitu?"

"Gak, sih. Minimal teman cowok gitu, yang dekat, yang akrab. Kayak Rey contohnya."

Rain mengerutkan kening menatap Bulan curiga.

"Keknya sering banget lo bahas-bahas gue sama Rey. "

"Ya, kenapa emang? Lagian kalian cocok kok."

"Cocok dari mana? Ngomong-ngomong soal Rey, gue gak lihat dia seminggu ini. Kemana, ya, Lan?"

"Cieee, pas ngilang nyariin lo, 'kan."

"Salah kalau gue nyariin dia? Dia kan juga teman kita."

"Berarti lo kangen sama dia, kalau kangen tandanya sayang, kalau sayang tandanya cinta. Berarti lo cinta sama Rey."

"Bodoamat, Lan. Terserah lo! Gue nanya Rey kemana malah bahas cinta-cintaan lo, gak nyambung tau gak!"

Rain beranjak pergi meninggalkan Bulan yang masih tertawa di bangkunya. Membuat Rain kesal adalah hobi baru bagi Bulan.

Bulan berhenti tertawa, melihat keseliling kelas yang ternyata kosong. Bulan bergidik ngeri tertawa sendiri, lalu beranjak pergi keluar dari kelas, dan berniat menyusul Rain yang pergi entah kemana.

  ***

"Gue nyariin lo ke kantin, ke perpustakaan, ke taman, sampai ke WC lo gak ada. Taunya malah dilapangan."

Bulan duduk disamping Rain yang sibuk membaca novel dan sesekali meminum jus yang dibelinya dari kantin.

Bulan yang masih ngos-ngosan diam-diam mengambil minuman Rain. Membuang tutup juga sedotannya dengan asal lalu meminumnya sampai kandas.

Rintik Hujan [SELESAI]Where stories live. Discover now