Chap 4. Sepupu

142 19 0
                                    

"Not everything mush be shown to the world."

Rain termenung dibawah sinar bulan sabit yang menggantung indah di langit. Dihiasi ribuan bintang yang ikut menemaninya. Sesekali angin malam yang dingin menerpa wajahnya.

"Ngomong-ngomong, selama gue di Jogja lo sama Galang ngapain aja selama pacaran?"

Sekian lama berdiam diri di teras atas bersama Rain, kini Devan angkat bicara.

"Udah dibilangin gue udah putus sama dia, pake lo tanya lagi tentang dia!"

Rain membuang muka menatap langit yang begitu indah, tetapi hatinya kembali gundah dengan pertanyaan Devan. Tetangga sekaligus sepupunya yang baru saja balik dari Jogja setelah beberapa bulan menyelesaikan pekerjaan. Umur mereka jaraknya terlalu tipis, tak heran Rain sering memanggilnya dengan nama saja.

"Maksud gue selama pacaran lo ada di bawa kerumah dia ketemu orangtuanya atau jalan-jalan keluar kota. Gitu, Rain."

"Gak ada. Bahkan ketemu aja cuma disekolah. Nongkrong di kafe itu juga sama teman-temannya. Galang berubah semenjak beberapa bulan yang lalu, gak semanis dulu pas awal jadian."

"Sangat-sangat tidak berkesan hubungan kalian. Padahal waktu nembak heboh bukan main. Hujan pun di terjang demi pujaan hati."

Devan terkekeh geli, sedangkan Rain sudah melempar tatapan tajam kearah Devan sedari tadi.

"Lo kalau ketemu sama gue pasti nyari masalah mulu. Hobi banget buat gue kesal, heran gue."

"Gue adalah sepupu terbaik di dunia. Buktinya waktu lo butuh teman gue siap dengerin, walaupun ujung-ujungnya gue bakal kena geplak sama lo."

"Lo sepupu paling nyebelin, ngeselin dan paling gak jelas di dunia!"

"Gue tau gue cakep pake banget, baik hati, rajin menabung dan tidak sombong. Cuma lo gak mau akuin, takut kalah saing lo sama gue. Ngaku lo?!"

"Gak jelas lo. Balik lo sana, yang ada makin puyeng gue ngelawan-in lo."

"Gue baru balik dari Joga. Bahkan setelah ketemu nyokap gue langsung nemuin lo, tapi sekarang malah lo usir-usir. Kebangetan lo!"

"Bodoamat. Sana lo balik, besok gue kerumah lo ambil oleh-oleh."

"Gak ada! Oleh-olehnya gue kasih tetangga yang lain aja. Gak pantes sepupu galak kayak lo gue kasih oleh-oleh. Bye!" celetusnya lalu beranjak pergi meninggalkan Rain yang ingin melempar kursi kearahnya.

"Devan!" teriak Rain. Tapi Devan dengan cepat balik ke rumahnya.

***

Tuk tuk tuk

"Assalamualaikum, Tante Ratih. Ini Raina, bukain pintu dong!"

Hening.

Tak ada balasan atau suara langkah kaki dari dalam rumah. Tapi dari dalam lampu rumah masih menyala, lalu kemana orang didalamnya?

"Kak Devan bukain pintu dong! Ini Rain!"

Teriak lagi, tetap hening tak ada balasan. Saat hendak mengetuk lagi seorang perempuan seumuran dengan Mamanya menghampirinya dengan membawa sekantong belanjaan berisi sayur dan ikan.

"Loh, Raina? Ngapain pagi-pagi kerumah, ada perlu sesuatu?"

"Eh, Tante Ratih. Habis dari pasar, Tan?"

Rintik Hujan [SELESAI]Where stories live. Discover now