Bab 6 "Sweet"

156 20 0
                                    

Setelah semua rangkaian kejadian, Laila masih memupuk harapan cinta pertamanya yang menatapnya asing saat bertemu sapa di malam itu. Dapat berubah setelah 2 tahun lebih pernikahan,  bahkan harapan yang sudah digantungkan Laila pada Regara kini hanya dapat ia hantarkan pada sang pencipta. 

Ia ingin  layaknya istri menjadi yang tercinta dan dicinta,  namun kini layaknya orang asing setiap dia melihat sosok Laila.  Sampai semua hal menyakitkan  terdengar dari bilik pintu itu,  seketika Laila luruh dalam tangisnya.  Haruskah ia tenggelam kembali dilautan yang bekarang itu yang menusuk hatinya ribuan kali tanpa henti.

Laila lirih dalam tangisnya,  ia ikhlas Rega tak mengingat  masa kecilnya dulu.  Namun kenyataan yang diberikan jauh lebih menyakitkan. Ia sudah tahu kini dirinya hanya seoranga wanita "Asing" dalam kehidupan Regara.

Dalam temaram lampu hanya ditemani cahaya bulan dan bintang, Laila duduk dalam balutan piyama tidur.  Menonton TV Music yang menampilkan wajah Bruno Mars dan beberapa penari dengan menggunakan topeng monyet nya.  Seharusnya lagu ini membuat laila bahagia,  namun sedu sedan suara tercekat hanya air mata yang mengalir tanpa hentinya. 

Ia memandang layar tv namun hati dan pikirannya pada peristiwa yang menyakitkan.  Dari balik pintu kamar mandinya, Regara yang sedang menyelesaikan rutinitas mandinya.  Kini keluar hanya menggunakan handuk yang melilitkan disekitar pingganya.  Namun saat dia ingin melihat, berjalan menuju wanita satu-satunya yang ada dikamarnya,  siapa lagi kalau bukan istrinya. Tapi dia bukan wanita satu-satunya yang ada di hati regara.

Kini Regara berjalan duduk dihadapan sang istri,  yang kini memiliki mata sembab.  Rega yakin gadis ini habis menangis.  Tatapan keduanya begitu dekat,  bahkan tak ada jarak. 

"Saya baru sadar, dance monkey bisa buat kamu nangis? Apa terjadi sesuatu ?".

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Laila,  dia masih memandang lelaki di hadapannya.  Begitu lekat begitu teduh dan begitu menyakitkan.  Sampai rega menyadarkannya... 

"ila... "

Sponta Laila menghapus air matanya dan mengatur deru napasnya. Tetap masih memandang regara suaminya.

"Aku baik-baik saja Mas.  Tadi nonton Film sedih setelahnya aku ganti chanel musik.  Maaf kalau mengganggu  Mas Gara". 

Gara hanya menggeleng memberi keyakianan,  kalau dia tidak terusik dengan keaadan saat ini.  Namun ia tahu ada kebohongan dari semua jawaban Laila saat ini.  Karena gara tidak mau masuk dalam privasi laila,  akhirnya ia menetralkan semua perasaannya saat ini.

"Mas Gara aku sudah siapkan Teh hangat dan cake". Tunjuknya di atas nakas dekat keduanya saat ini.

"Nanti saja,  saya  lebih tertarik memakan yang ada dihadapan saya saat ini".

"Hah...  Maksud Mas Gara".

Dengan wajah merona seperti kepiting rebus,  Laila berusaha menutupi salah tingkah nya.  Ia menunduk namun gagal saat Gara menarik dagunya dan memandang penuh damba.

Tanpa menunggu lama Gara memberi sebuah Ciuman nan lembut yang membuat Laila tak berkutik.  Karena Rindunya kini menyatu.  Kini ciuman itu menggugah gairah pasangan ini jauh lebih dalam menuju hasrat yang saling memabukan.

Laila yang Rindu akan cinta dari sang rajanya, kini hasrat itu menyatu kembali.  Dimalam-malam indah seperti  ini,  laila hanya bisa berdoa dalam harapnya.  Semoga Tuhan memberi pintu hati kasih sayang pada suaminya. Melupakan luka dan kini berganti penyatuaan yang membuat seisi dunia cemburu, dua insan yang saling tertawa dan tersenyum.

Namun dibalik semua kebutuhan  biologis antar pasangan,  ada luka yang tak berdarah, ada sebuah dinding pembatas yang tak memiliki celah.

Hasrat satu sama lainnya tidak bisa dibendung lagi,  masalah hati sekarang sebuah masa bodoh untuk keduanya.  KeMungkinan?  Atau pada salah satunya berharap banyak.  Sebuah pernikahan  yang terlihat baik-baik saja  agar tetap baik.

Namun ini lah bentuk sebuah drama pernikahan  yang seolah-olah terlihat baik-baik saja.

Tidak ada yang berpikir,  apa yang terjadi setelahnya.  Pasangan insan yang bergelora saling membutuhkan.  Namun hasrat ini kian akan menjadi luka nantinya.

Laila tidak lupa dengan rasa sakitnya  saat ini, bahkan disela-sela ia begitu menginginkan  sang suami.  Ada setitik air mata ia jatuhkan.  Dua sekaligus rasa yanh harus ia terima.
Melayani keinginannya dan nafsu sang suami,  dan merasakan kesakitan ini sendirian.  Akan jadi apa pikirya setelah ini dirinya.  Remuk sudah semua luka bahagia jadi satu.

Gara tak terusik dengan sebulir air mata itu,  ia masa bodoh.  Karena Laila tak menolaknya,  ia memberi ruang untuk seorang regara.

Ia meyakini,  laila juga membutuhkannya . Gara melupakan cintanya sejenak, namun menyakiti laila semakin dalam.

🌾🌾🌾🌾🌾

Bersambung. . .

L A I L A ( On Going )Where stories live. Discover now