Bab 8 "the past is back"

153 17 0
                                    

Hujan diluar tidak membuat suasana hati Laila ramai,  malah semakin bergemuruh seperti kilatan petir yang bersahutan.  Sampai ia berhenti berusaha mengalihkan suasan hati menuju fokus kesebuah bioskop online yang sudah lama dia beli untuk ditonton dirumah sendiri. Yaa tadinya sendiri pikirnya,  sampai terdengar suara pintu kamar terbuka dan ia duduk di samping Laila.  Dengan helaan napas panjang Laila berusaha menetralkan semua kegusarannya dengan menonton  film "SELESAI"

Laila ingin mematikan  film yang ia tonton, namun Rega melarangnya.  Dia juga ingin mengetahui isi film ini.  Karena selama pandemi,  sulit orang-orang diluar mencari hiburan. Dan saat ada karya anak indonesia yang luar biasa dan selau rega dengar setiap karyawannya menyebut "Lu uda nonton film Selesai, yang pemainnya cakep2 tuh" biasa bukan banyak lelaki kalau nonton cari yang bening-bening dulu.  Alhasil rega penasaran,  ia menyuruh Laila untuk meneruskan film yang ditontonnya.
Sampai disebuah alur cerita film ini, sedikit menusuk dirinya menjadi lelaki kejam untuk istrinya sendiri.

Tapi seorang rega tidak ingin menyalahkan dirinya terus,  semua ini juga campur tangan orang tua dan wanita di sampingnya.  Sudah tahu calon suaminya berengsek masi mau di Terima.

Keduanya begitu hikmat dalam menonton,  tidak ada suara sedikit pun yang Laila keluarkan.  Sesekali Rega melihat respon Laila saat menonton film ini.  Bahkan rega berusaha membuka pembicaraan...
"kamu sepertinya suka nonton film? "
 
"Gak juga mas.  Selagi punya waktu dan nungguin mas pulang kerja Aku harus cari kesibukan.  Biar gak bosen, dari pada buat orang lain bosen mas".

"Hah...  Maksudnya? ".

"Gak ada maksud apa-apa mas.  Sepertinya ada yang ingin mas bicarakan sama ila? ".

"Saya pikir yang dibicarakan karyawan kantor film  ini hanya cantik parasnya saja,  rupanya isi cerita dan aktingnya bagus".

"Yaa lebih bagus dari parasnya pastinya mas.  Paras bukan akhir dari keberhasilan bukan? Tunggu sepertinya ada hal lain yang ingin mas kasih tahu".

"Hmmm... Enyak sama Engkong kumpul dirumah papa.  Biasa  enyak ngerayai ulang tahun tiap bulan ditanggal yang sama,  jadi buat acara makan malam disana sama semua keluarga". Rega terkadang gak habis pikir apa untungnya ulang tahun dirayain tiap bulan,  itu hanya alasan saja pikir Rega.  Sebenarnya alasan utamanya hanya ingin kumpul saja.  Tapi rega malas setiap kumpul pertanyaannya masih ditempat yang sama "Cucu enyak mana Ga".
"ila juga sudah tau Mas,  enyak telpon ila tadi.  Buat pastikan Mas harus ikut datang. Mas gak perlu terus sembunyi seperti  ini.  Lebih baik datang saja,  bukan kah sudah biasa pertanyaan  yang eyang ucapkan itu. Jadi anggap angin lalu saja"
Saat hendak ingin menjawab,   bioskop telah dimulai, Mau gak mau Rega menghentikan semua kata-katanya.

Sepertinya wanita disebelahnya sudah begitu excited dengan film dihadapannya,  mau gak mau ia ikutan nonton dengan semua pertanyaan yang mengambang saat ini.

Regara merasa tubuhnya kedinginan sehabis kena hujan, alhasil rega menonton hanya separuh dan memutuskan untuk bersih-bersih.  Kebiasaan rega,  Hp selalu ia tinggalkan di meja.  Saat ini berada persis dihadapan Laila,  sampai suara dering dengan no tanpa nama.
Karena suara deringnya mengganggu konsentrasi Laila,  akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat panggilan untuk suaminya. Dan suara di sebrang sana mulai mengusiknya

"Hallo...  Rega ga... Kamu disana kan? ".

Laila semakin diam seribu bahasa,  tanpa menjawab sedikit pun yang sudah terlintas diotaknya untuk bertanya. Sampai suara lain dari pintu kamar mandi menyadarkan laila untuk memberi HP nya pada sang pemiliknya. 

"Ya Allah eyang..." ia benar-benar semakin malas, mau berapa kali eyangnya ini nelpon dan nawarin obat kuat.  Rasa-rasanya semakin malas ia hadir keacara esok. Ada apa lagi sekarang  nelpon?  Mau ngasih ramuan apa lagi pikirnya? Namun apa yang ia pikirkan tidak sesuai dengan suara yang keluar saat ini.

L A I L A ( On Going )Where stories live. Discover now