Bab 12 "Absurd"

165 19 0
                                    

Nuansa sejuk yang selalu ia rindukan dipagi hari, ditemani aroma wewangian yang membuat indra penciumannya tampak begitu menyegarkan. regara sudah biasa mencium aroma khas istrinya, namun kali ini membuat dirinya begitu rindu dan nyaman. Sepertinya ia sudah mulai gila, sejak kapan ia begitu terpesona dengan wewangian sang istri.

Dalam pernikahannya baru kali ini, ia begitu tertarik dengan aroma parfum sang istri. Lebih tepatnya tidak ingin jauh dari sang istri tercinta.

"Regara lu mulai ngawaur kayaknya". Batinnya saat ini.

Sedangkan didapur sosok yang ia pikirkan lagi sibuk menyiapkan sesuatu. Tanpa sepengetahuan Laila Regara sudah ada dibelakangnya, sedang memeluknya. Dan batin Laila sedikit terkejut, ini kejadian langkah pagi-pagi suaminya tampak manja.

"Mas sudah mau berangkat?".

"Kamu ngusir aku? Gak senang kalau aku lama-lama dekat kamu? ".

"Bukan gituh mas, aneh aja".

"Hmmmm... Aku mau tanya kemarin yang ngantar kamu siapa? Cowok atau cewek? ". Tampak dalam pertanyaan yang diubah Regara membuat ia salah tingkah, karena melakukan hal yang tidak biasa.

"Temen cowok Mas".

"Hah... Sejak kapan kamu punya teman cowok? ". Lebih tepatnya Gara gak pernah bertanya teman laila siapa saja.

"Aku kenal dia juga di Swiss Mas".

"ohh ya sudah, kalau begitu aku mau pergi kerja dulu. Dan tolong parfum kamu belik lagi yaa, itu habis aku pakai tadi hehe".

"Hah... iya iya nanti Laila beli parfum lagi". Aneh suaminya gak seperti biasanya. Tumben mau pake parfumnya, bukannya punyanya sendiri ada.

*****

Didalam ruang kerja Regara sudah ada sosok wanita yang menunggunya begitu antusias dan tampak cantik. Langkah kaki terdengar semakin dekat namun saat pintu dibuka, langkah itu terhenti seperti ingin kembali bersama istrinya dirumah.
Ia tidak nyaman berada satu ruangan dengan sang mantan kekasihnya ini. Lihat ia selalu menebar pesonanya.

"Ada apa pagi-pagi berada diruangan ku?".

"ooh ini aku mau kembalikan Jaz kamu, itu aja sih. Terima kasih".

Sang wanita langsung pergi sedangkan Regara cukup sakit kepalanya. Setiap saat harus berpapasan dengan wanita ini, ia mau membuang jaz yang ada di totebag ini. Namun ia ingat jaz ini adalah jaz pemberian Laila. Kalau dia tahu ada yang hilang pasti ia akan mencari nya.

Sudahlah lebih baik ia kerja saja, sedangkan dari balik pintu wanita itu berpikir.

"kenapa perasaanku gak pernah berubah buat kamu Ga". Batin Raline, namun ia berusaha menutup rapat-rapat semua perasaan yang sudah nyeleneh ini.
Saat langkah kaki ini hendak keluar ia berpapasan dengan Tomi teman sekaligus sekretarisnya rega.

"Hai Ral lu disini? Ada kontrak kerja yang belum beres kah? ". Tanya tomi langsung tanpa basa basi

"Gak sih, aku balikkan Jaz Rega aja. Ini mau balik".

"Ohhh Ya sudah hati-hati. Oh ya Ral, lu nganggap gue teman lu kan. Berarti lu mau dengar ucapan gua kan!?".

Raline mengangguk dan memberi seutas senyum hangat pada sang teman lama. Walau ia tidak tau apa yang ingin diucapkan tomi saat ini.

"Gue tau lu sama Rega ada cerita di masa lalu. Tapi sekarang uda beda, lu berdua harus tau jarak dan resiko kalau berlebihan diluar kantor . Gua gak mau kalian berdua sama-sama hancur, gua tau lu masih ada cinta dihati lu buat rega. Tapi gua ingatin, lebih baik selesaikan semua".

L A I L A ( On Going )Where stories live. Discover now