PROLOG

501 47 14
                                    

Ini adalah kisah tentang seorang gadis sederhana yang hidup sendiri di keras nya kota Jakarta.

Gistara Adelia gadis sederhana yang memulai hidup sendirian setelah kepergian kedua orang tuanya beberapa tahun lalu akibat kecelakaan.

Gadis dengan perawakan tinggi hanya 155cm itu kini tengah berjalan kaki menuju sekolah nya. Sekolahan yang ia tempati memang tidak sebesar sekolahan lain yang ada di kota itu.

Dengan napas yang tidak teratur ia berjalan cepat karna gerbang sebentar lagi akan di tutup. Sesampainya disana ternyata nasib buruk menimpa gadis kecil itu.

Kini ia berdiri di tengah lapangan sampai waktu pelajaran pertama habis dan mau tidak mau ia harus mengerjakan hukuman itu. Untung saja hari ini matahati tidak begitu panas jadi ia sedikit lega.

Setelah beberapa menit kemudian jam pertama habis itu berarti ia sekarang sudah boleh masuk kelas untuk mengikuti pelajaran kedua.

"hufttt capek banget gila" ucapnya duduk di bangkunya.

Tidak lama itu guru yang akan mengajar pun tiba.

Kring kring kring

Akhirnya waktu yang ditunggu tunggu tiba, istirahat.

Kini gadis kecil itu melangkahkan kaki nya keluar menuju kantin untuk mengisi perut nya yang belum sempat ia terisi akibat ia bangun terlambat.

Gadis kecil itu ahh panggil saja ia Adel. Selama di koridor banyak pasang mata yang memandang Adel seolah mereka jijik.

Lalu bagaimana sikap Adel? Adel nampak tidak peduli karna itu memang sudah biasa baginya. Sejak pertama ia menginjakkan kaki nya ke sekolahan ini hampir semua murid tidak menyukai Adel dengan alasan yang tidak jelas.

Sesampainya ia di kantin Adel langsung memesan nasi goreng spesial yang ada di kantin itu.

Tidak butuh waktu lama pesanan Adel kini sudah tersedia di depan nya. Adel menikmati makanannya dengan tenang. Karna Adel sendiri tidak memiliki teman satu pun di sekolah itu.

Kini Adel sudah menyelesaikan makanannya lalu ia beranjak untuk membayar ke ibu kantin tapi tiba tiba ia tidak sengaja menabrak bahu salah satu most wanted di sekolah itu.

"KALAU JALAN PAKE MATA!" bentak orang itu. Mata nya menatap nyalang Adel dengan rahang yang mengeras pertanda bahwa ia sangat marah.

Kalau kalian mengira Adel akan takut oh kalian salah! Adel memang bukan golongan cewek famous di sekolah itu tapi bukan berarti ia akan takut kepada sesama manusia kecuali kedua orang tuanya.

"sorry gak sengaja" ucap Adel enteng.

"GAMPANG BANGET YA LO BILANG MAAF? GUE GAK BAKAL NERIMA MAAF MURAHAN LO!" bentak orang itu lagi.

hadeh sabar Adel ngadepin orang gila ini memang harus butuh tenaga ekstra batin nya sambil mengelus dada.

"NGAPAIN LO DIEM HUH? LO HARUS TANGGUNG JAWAB!" sambung nya dengan mata tajam nya yang menatap Adel.

Sedangkan Adel? Ia mencoba untuk tetap tenang.

"gausah teriak teriak di depan muka gue juga kali!" tutur Adel santai.

"gue gak budek asal lo tau!" sambung nya dan melengos.

Tiba tiba tangan nya langsung di cekal oleh orang itu yang membuat nya hampir saja jatuh ke belakang.

"apaan sih narik narik tangan gue, lo kira gue tambang pake di tarik segala?!" ucap nya kesal.

"lo.."

"harus tanggung jawab!" bisik orang itu membuat Adel sedikit terkejut dengan posisi mereka saat ini.

"oke fine gue bakal tanggung jawab, puas lo?" final Adel yang sudah merasa kesal.

Orang itu hanya menampilkan senyum nya. Bukan, bukan senyum yang manis tapi senyum yang memiliki arti lain.

"gadis pintar, nanti temuin gue di rooftop!" titah nya dan keluar dari kantin.

Adel yang melihat punggung orang itu yang kian menjauh merasa kesal ingin rasanya ia mencakar wajah sok tampan itu sekarang.

Anggasta Mahendra most wanted di sekolahan itu ia terkenal dengan wajah nya yang tampan bak dewa yunani rahang yang tegas dengan tinggi badan 183 cm dan jangan lupakan mata nya yang tajam bak elang serta tatapan mengintimidasi membuat siapa pun takut menatap nya.









Bismillah, selamat datang di cerita kedua aku. Semoga kalian suka dan have fun gaes.

GISTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang