023. Permainan Dimulai

36 4 1
                                    

"Musuh paling jahat adalah orang terdekat"

-Author

Setelah mengantarkan Adel pulang, Akbar langsung pamit pulang karena masih ada hal penting yang harus ia kerjakan, ujarnya.

Kali ini Adel berniat ingin pergi ke sesuatu tempat yang sudah lama tidak ia kunjungi. Setelah bersiap dengan pakaian yang simple namun tetap terlihat anggun Adel keluar dari rumah, dalam perjalanan Adel sudah dapat membayangkan tempat yang akan ia kunjungi ini akan jauh berbeda dari beberapa tahun yang lalu.

Butuh waktu sekitar 30 menit kini Adel sudah tiba ditempat itu, wajah cantiknya seketika bersinar ia kagum sekaligus terkejut, tempat ini melebihi ekspetasinya ya ini jauh lebih indah dari sebelumnya.

"Demi apa ini keren banget" gumamnya, lalu berjalan menuju tempat yang menjadi favorite nya dulu.

"Tempat ini jauh lebih cantik dari sebelumnya Ayah..." ucap Adel dengan mata menjelajah tempat itu.

"Tapi gak lebih cantic dari lo Del" sahut seseorang yang tiba tiba duduk disamping Adel.

"Lo?" kaget Adel.

"Biasa aja kali liatnya, iya gue tau gue ganteng" pujinya pada diri sendiri.

"Apaan sih" sewot Adel.

Seketika keadaan menjadi hening dengan pikirannya masing masing, sampai perkataan seseorang yang sedang duduk disamping Adel membuka pembicaraan.

"Ini tempat kesukaan gue dulu waktu kecil, dulu gue sering kesini bareng sahabat gue..."

Dengan penasaran Adel menoleh penasaran kelanjutan ceritanya.

"Tapi, sayangnya persahabatan gue hancur karena sahabat gue rebut orang yang gue sayang" lanjutnya.

Adel mengangguk meskipun sebenarnya ia juga belum paham siapa yang dimaksud seseorang itu.

"Adel" panggilnya lembut membuat darah Adel berdesir.

"Hmm"

"Jangan cuekin gue lagi ya? Gue kesepian" ucapnya melirih diakhir kalimat.

"Kenapa tiba tiba? Bahkan kita baru kenal" jawabnya.

"Gue percaya lo bukan orang jahat Del dan gue suka waktu deket sama lo" sambungnya.

Adel berpikir, cukup lama sampai pada akhirnya mengangguk setuju.

"Lo serius mau jadi temen gue? Demi apa?" ucapnya senang dan tiba tiba memeluk Adel.

"Gue gak bisa napas Al lepasin" kesal Adel dengan tingkah Al.

Seseorang itu adalah Al, murid baru yang kini sudah menjabat menjadi teman baru Adel. Al yang merasa bersalah dengan cepat melepaskan pelukan itu dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Maaf, gue seneng banget tadi"

"Its okey" jawab Adel tersenyum diakhir kalimatnya.

"Sejak kapan lo tau tempat ini?" tanya Al.

"Udah lama banget waktu bokap gue masih hidup, dulu gue sering diajak kesini cuma buat air danau yang tenang ini" jawab Adel menerawang jauh ke masa lalu.

Ya, mereka berdua kini sedang berada ditepi danau yang begitu tenang dan indah menyejukkan.

Hening seketika.

"Btw,  gue seneng lo mau temenan sama orang kek gue" ucap Al membuat Adel menoleh.

"Maksudnya??" tanya Adel tidak paham.

"Bukan apa apa..."

"Mau pulang sekarang?" tawar Al dibalas gelengan oleh Adel. Al yang mendapat penolakan hanya mengangguk.

Setelah itu Al pun pergi dan meninggalkan Adel sendiri ditepi danau. Al sempat menoleh sebentar sembari memberikan senyuman tapi senyuman yang memiliki arti sendiri bagi Al.

"Selamat menikmati permainan ini nona cantik" batinnya.









Update lagi yaa, semoga kalian suka

GISTARAWhere stories live. Discover now