07. Putus?

89 18 3
                                    

"Mungkin bener gue cuma seorang pengecut yang ninggalin seseorang yang sayang sama gue"

-ANGGASTA MAHENDRA-

Seminggu setelah Anggasta dan Adel ke makam waktu itu hubungan mereka malah berakhir.

"aku mau kita putus Del" ucap Anggasta tiba tiba membuat Adel syok.

"kamu bercanda kan? Kamu lagi prank aku kan?" balas Adel masih dengan perasaan tidak percaya.

"aku serius Del, maaf" jawab Anggasta kemudian pergi dari hadapan Adel.

Adel tidak dapat berkata apapun, matanya masih setia memandang punggung tegap Anggasta sampai hilang di balik dinding.

"yaudah kalo itu mau kamu" lirih Adel menahan air mata nya.

Langkah Adel membawa nya ke rooftop setelah kandasnya hubungan mereka tadi di taman belakang.

Adel tidak begitu sedih tidak juga senang karna Adel sendiri tau bahwa semuanya tidak dapat di paksa apalagi mengenai tentang perasaan.

"baru aja seminggu yang lalu kamu bilang bakal jagain aku tepat di depan makam orang tua aku Ta, tapi sekarang ucapan itu hanya tinggal kenangan yang dengan gampang nya kamu lupain" gumamnya.

Disisi lain Anggasta kini tengah berada di lapangan basket seorang diri. Ia sendiri merasa bingung dengan keputusan nya tadi tapi ia sendiri tidak dapat menolak bahwa dirinya masih sayang pada Adel.

"ARGGHHHHHHHHHHHH" teriak nya.

Adel dan Anggasta mereka sama sama terluka tapi tidak dapat di pungkiri bahwa mereka juga sama sama masih memiliki rasa. Mungkin sekarang sang kuasa tengah memberi waktu keduanya untuk saling membenahi diri masing masing.

Tidak lama itu bel pulang pun berbunyi, Adel dengan cepat turun dan segera masuk ke dalam kelasnya. Setelah membereskan semua buku serta alat tulisnya Adel langsung keluar, ia tidak ingin bertemu dengan Anggasta dulu untuk sekarang ini.

Hari ini Adel pulang sambil berjalan kaki, Adel lupa tadi membawa uang bahkan selama di sekolah tadi Adel tidak pergi ke kantin sama sekali. Dengan cepat langkahnya pulang, perut nya sudah berbunyi meminta untuk diisi.

Sesampainya di rumah Adel langsung menyiapkan apa saja yang akan ia masak untuk makan malam ini, pilihannya jatuh pada tumis kangkung dan tempe goreng. Walaupun tidak mewah tapi Adel tetap bersyukur masih bisa makan.

Setelah siap Adel memutuskan untuk membersihkan tubuhnya dulu baru ia akan makan. Saat ini Adel sudah siap dengan pakaian santai nya, ia pun memakan masakan yang ia masak tadi dengan begitu lahap.

Adel bukan tipe gadis yang apabila makan akan lama dan sangat menghayati bukan. Adel itu kalau makan cepet banget kecuali kalau ia makan ikan dan daging ayam baru ia akan lama, sedikit info Adel itu gak suka daging sapi tapi Adel suka banget sama yang namanya bakso, aneh bukan?

Adel pun sudah selesai makan malam nya tidak lupa juga ia membersihkan bekas makannya tadi.

Di lain tempat tepatnya di kediaman Anggasta. Kini cowok dengan paras begitu tampan itu sedang melamun entah apa yang sedang cowok itu lamunkan.

Kini Anggasta tengah berada di balkon kamarnya, mata tajamnya menatap lurus ke depan.

"hufttttt"

Helaan napas terdengar dari bibir seksi milik Anggasta.

"gue kangen sama lo Del!" lirihnya.

Anggasta menyesal telah memutuskan hubungannya dengan Adel. Ia pikir setelah putus dengan Adel hidupnya akan merasa tenang tapi kini malah sebaliknya.

Anggasta hidup seorang diri di Jakarta, sedangkan kedua orangtua nya berada di luar negeri. Di rumahnya hanya ada ia dan seorang pembantu yang sudah ia anggap seperti ibu nya sendiri.

Berbeda dengan Anggasta, Adel sekarang tengah santai dengan ponsel yang ada di genggamannya. Matanya terus menscroll layar ponselnya, matanya memicing melihat ada satu notif yang terpampang jelas di layar beranda media sosialnya.

Dengan rasa penasaran Adel membuka notif itu dan ternyata ada satu notif dari cowok yang mengomentari salah satu foto nya yang beberapa hari lalu ia posting. Adel pun membalas komentar itu dengan santai dan tenang tidak ada perasaan apa apa bahkan eskpresinya pun masih datar.

Sangking asiknya Adel sampai lupa waktu bahkan kini mereka sudah saling bertukar pesan. Adel pun merasa senang, ia pikir setelah putus dengan Anggasta hidup nya akan hancur. Karena memang Adel belum sepenuhnya sayang pada Anggasta tapi bukan berarti ia tidak merindukan sosok Anggasta di hidupnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 yang artinya ini sudah sangat larut, ah sangking serunya Adel sampai lupa besok ia akan sekolah. Adel pun mematikan ponselnya dan mengcharge ponselnya agar besok pagi tidak lowbet.

Pagi harinya Adel berangkat sekolah seperti biasa, dan hari ini juga hari dimana tidak ada lagi jemputan dari seorang Anggasta Mahendra.

"gak papa Del, kamu pasti bisa kok" ucap nya pada diri sendiri.

Adel kini berjalan di koridor seorang diri, perihal hubungannya yang kandas masih belum terdengar di telinga para murid SMA BAKTI KARYA. Dan itu adalah kabar bagus karena sapa taukan ia dan Anggasta masih bisa kembali lagi hehe.

"aduh mikir apaan sih gue" gumamnya.

Sangking tidak fokusnya Adel menabrak bahu seseorang.

"KALO JALAN ITU PAAA..." ucapan Adel terpotong saat matanya melihat sapa yang menabraknya tadi.

"kenapa diem?" tanya seseorang itu.

Adel mencoba menormalkan detak jantung nya yang semakin lama berpacu dua kali lebih kencang dari sebelumnya.

"gak jadi" sewot Adel lalu pergi tanpa menunggu jawaban dari Anggasta.

Anggasta menatap punggung gadis nya itu ah lebih tepatnya mantan gadisnya itu sampai masuk ke dalam kelasnya.

Sesampainya di kelas Adel langsung mengambil ponsel nya yang sedari tadi bergetar. Cepat cepat ia membuka ponselnya, matanya menatap terkejut ke layar ponsel nya.

Ada satu notif dari cowok semalam.

Dimas Adriyan

Selamat pagi cantik

Gimana paginya?

Semalem mimpi indah apa mimpi aku nih? Wkwk

Jangan lupa sarapan

Kira kira seperti itulah isi pesan dari cowok semalam, Dimas Adriyan.

Dengan senyum yang mengembang Adel langsung membalas pesan dari Dimas, jari jari lentiknya menari di atas layar ponselnya yang terpampang nama Dimas.


Gistara Adelia

Selamat pagi kembali:)

Pagi ini masih sama kayak pagi kemarin

Aku gak mimpi apa apa tuh wkwk

Siapp Dimas.

Sedikit infomasi Dimas itu gak satu sekolah sama Adel jadi mereka hanya bisa bertukar pesan untuk saat ini.

Dimas itu orang nya humble jadi wajar aja Adel mau membalas pesan dari Dimas. Dan Adel juga bukan cewek yang mau chatting sama cowok yang sembarangan. Sembarangan dalam arti cowok yang suka tebar pesona dan selalu gombal gitu. Obrolan itu terus berlanjut sampai istirahat tiba.









Aku update lagi yaa, semoga kalian suka.

GISTARAWhere stories live. Discover now