09. Balikan?

84 17 10
                                    

"Aku lebih baik mengulang ribuan kali dengan orang yang sama dari pada harus mencari yang lain"

-GISTARA ADELIA-

kring kring kring

Bel pulang berbunyi Adel langsung memasukkan semua barang miliknya ke dalam tas.

Langkahnya yang kecil pun keluar dari kelas, kali ini Adel tidak ingin berlama lama di sekolah.

Sesampainya di parkiran tiba tiba tangannya ada yang mencekal, dengan gerakan slowmo Adel memutar tubuhnya menghadap belakang.

Damn it.

Dia Anggasta.

Mantan kekasihnya.

Mau apa lagi dia? Musnah sudah rencana Adel untuk menghindar dari seorang Anggasta.

"buru buru banget sih"

"mau apa?" tanya Adel tanpa basa basi.

"pulang sama aku! Gak ada penolakan!"

Seketika Adel terdiam, itu tadi apa? Pernyataan atau perintah? Kenapa Anggasta suka sekali membuat Adel harus berpikir seperti ini sih.

"enggak!" tolak Adel mentah mentah.

"aku gak nerima penolakan dari kamu Gistara!" ucap Anggasta dingin membuat bulu kuduk Adel ngeri.

"kamu apa apaan sih Anggasta? Kenapa maksa sih? Kamu gak inget? Kita udah gak ada hubungan apa apa lagi!" ucap Adel menekan di semua katanya membuat Anggasta diam tak berkutik.

Untung para murid sudah pulang, mungkin hanya ada beberapa yang masih ada di sekolah itupun kebanyakan murid yang mengikuti organisasi.

"udah ah aku duluan" ucap Adel lalu meninggalkan Anggasta yang masih terdiam.

Cukup lama Anggasta diam sambil menatap kepergian Adel yang kini sudah menghilang dibalik dinding gerbang.

"ARGHHHHHHHH"

"KENAPA SUSAH BANGET SIH BALIKIN ADEL KAYAK DULU LAGI?" teriak Anggasta. Ia tidak peduli jika ada yang melihat ia kacau seperti ini.

Dengan perasaan yang kacau Anggasta mengendarai motornya ugal ugalan. Banyak umpatan yang keluar dari pengendara lain tentu saja tidak akan di pedulikan oleh Anggasta yang kini tengah kacau.

Anggasta kini sudah tiba di depan rumah seseorang yang membuatnya menjadi kacau seperti ini, Adel. Ya, kini Anggasta sudah berdiri tepat di depan pintu rumah Adel.

Dengan perasaan yang campur aduk Anggasta memberanikan diri untuk mengetuk pintu itu.

Tok tok tok

"BENTAR!"

teriak Adel dari dalam rumah. Adel tiba dirumah 10 menit sebelum Anggasta datang.

"cari si-ap pa..." ucapan Adel terhenti ketika melihat siapa yang mengetuk pintu tadi.

"pulang!" usir Adel berusaha menutup kembali pintu nya tetapi nihil tenaga Anggasta lebih lebih kuat dari tenaganya.

"tunggu bentar Gis, aku mau ngomong sama kamu, aku mohon!" mohon Anggasta berusaha meyakinkan Adel.

"MAU NGOMONG APA LAGI SIH ANGGASTA? KITA UDAH GAK ADA HUBUNGAN APA APA LAGI KALAU KAMU LUPA!" teriak Adel tepat di depan wajah tampan Anggasta.

"aku tau Gis, tapi aku mohon kasih kesempatan buat aku memperbaiki kesalahan aku yang kemarin sama kamu Gis. Aku tau aku salah udah mutusin kamu secara sepihak tanpa persetujuan dari kamu. Aku nyesel Gis udah mutusin kamu, ternyata hidup aku sepi kalau gak ada kamu, aku mohon kamu balik lagi sama aku" ucap Anggasta dengan tulus.

Sedangkan Adel masih belum bisa menjawab apa pun, otak nya seketika kosong dan hati nya pun bertolak belakang dengan apa yang ia ingin katakan.

"Anggasta jangan gini!" hanya kata itu saja yang dapat keluar dari bibir Adel.

Perlahan tubuh Anggasta merosot di depan Adel. Ia paham pasti akan susah bagi Adel untuk menerimanya kembali.

"aku tau kamu gak akan mau terima aku lagi di hidup kamu, aku coba untuk nerima semua keputusan kamu" ucap Anggasta dengan suara yang lirih hampir tidak terdengar.

Hati Adel berdenyut nyeri mendengar itu. Tidak bisa di pungkiri Adel pun masih sangat menyayangi Anggasta.

"Anggasta bangun, sini duduk samping aku!" titah Adel masih mencoba tetap tenang.

Anggasta pun menuruti perintah Adel dengan tubuh yang tak bertenaga pakaian nya pun jauh dari kata rapih.

"Anggasta tatap mata aku!" sambungnya lagi yang masih dituruti oleh Anggasta.

"aku mau jadi pacar kamu lagi" ucap Adel dengan satu kali tarikan napas dibarengi dengan senyum manis di wajahnya.

Anggasta terkejut matanya hampir saja keluar, canda keluar wkwk.

Anggasta masih mencerna ucapan Adel yang barusan masuk kedalam indera pendengarannya.

"kok diem? Kamu gak mau?" tanya Adel pura pura sedih.

Anggasta seketika gelagapan sendiri, apa apaan tadi Adel bilang? Tidak mau? Ya jelas mau lah, yakali sudah berusaha semaksimal mungkin malah di sia siain gini.

"kamu gak becanda kan Gis?" tanya Anggasta memastikan.

"menurut kamu?"

"aku serius Gista!"

"aku juga serius Anggasta!"

Dengan gerakan cepat Anggasta langsung mendekap tubuh mungil Adel, rasanya masih sama, nyaman. Senyum Adel mengembang di dalam pelukan Anggasta, ia juga sama rindu nya dengan cowok tampan ini tapi rasa gengsi itulah yang membuat Adel harus pura pura moveon.

"makasih udah mau nerima aku lagi Gis, aku janji gak akan tinggalin kamu lagi" ucap Anggasta di sela sela pelukan mereka.

"aku gak butuh janji Anggasta, aku cuma butuh bukti dari kamu" jawab Adel yang diangguki Anggasta.

Akhirnya perjuangan gue gak sia sia buat dapetin Adel lagi batin Anggasta.











Aku update lagi yaa, semoga kalian suka.

GISTARADove le storie prendono vita. Scoprilo ora