07 ೫ Roda yang berputar

178 24 20
                                    

ထ • • ೫ • • ထ

Ini sudah tiga hari berlalu sejak kejadian itu, yang membuat Viola tidak masuk Sekolah. Kawanan Alfa sudah bertambah, kini ia bersembilan. Tidak sulit mencari anggota yang sesuai.

Walaupun bersembilan, teman yang benar-benar dekat dengan Alfa hanya Fano, Nogi, dan Girland. Girland sebenarnya dari kelas lain, namun sudah termasuk dekat karena hubungan Alfa dan Girland dulu.

Alfa memilih bangku lalu duduk melihat sekeliling, dan terfokus pada Viola yang tertunduk lesu dengan beberapa temannya. Dengan arogan ia memanggilnya.

"Viola! VIOLA!! Lo denger nggak sih?!" Alfa menatap tajam pada kedua mata ketakutan itu. Alfa sadar, sedari pagi Viola menghindarinya, dan ia paham betul karena apa.

"I-iya.."

"Duduk!" ia menyuruh Viola untuk duduk dihadapannya.

Dengan takut Viola duduk. Disaat seperti ini tidak ada yang berani menolong Viola. Girland berdiri dibelakangnya dengan Fano dan Nogi yang ada disamping meja.

"Lo pernah nyoba mie ayam campur fanta?" Alfa memandangi wajah ketakutan Viola. "Gue traktir lo, mau nggak?"

Viola menggeleng.

Alfa menuangkan fanta pada mangkok mie ayam yang baru dipesan. Lalu menyerahkan pada Viola, "Makan, ini gratis buat lo."

Viola merapatkan bibirnya.

"Sekali lagi gue bilang cepetan makan!"

"Aku nggak mau..."

"Makan, sayang... Ini sambutan buat lo karena udah masuk Sekolah lagi." Alfa tersenyum miring.

Viola melirik pada sekeliling, tidak ada yang peduli padanya. Hanya karena mereka pun takut pada Alfa?

"Anjing lah!" desis Alfa karena kesal, seraya melempar mangkoknya sampai mengenai tubuh Viola. Sontak Viola memejamkan mata karena perlakuan Alfa. Kejadian itu langsung mengundang banyak mata disana.

Alfa bangkit, lalu mengedarkan pandangan pada semua yang menontonnya. "MULAI SEKARANG, DETIK INI JUGA. VIOLA, IYA CEWEK INI." Alfa menunjuk Viola dengan rendah.

"BUKAN LAGI RATU DI SEKOLAH INI." Alfa menoleh melihat reaksi terkejut yang ditampakkan oleh para siswa yang menonton.

"SAMPE GUE LIAT ADA YANG TEMENAN SAMA NI CEWEK, BAHKAN DEKET DALAM SATU METER. GUE JAMIN HIDUP LO NGGAK AKAN TENANG! JADI JANGAN PUNYA NIATAN BUAT NOLONGIN VIOLA, INGET KATA-KATA GUE!!"

Setelah mengeluarkan ucapan bagai pengumuman, Alfa bersama kawannya langsung meninggalkan Viola yang masih terdiam membeku. Ia masih tidak percaya, dirinya diperlakukan seperti ini. Dan ini belum akan berakhir karena yang barusan terjadi hanyalah permulaan.

Kajadian dikantin langsung terdengar ditelinga Levi, membuat lelaki itu geram. Namun belum sempat ia ingin menemui Viola, langkahnya dihalangi oleh seseorang.

"Lev, kamu tau sifat Alfa kaya gimana. Semakin kamu nolongin Viola, semakin dia menderita. Alfa mau bikin kamu menderita lewat Viola."

"Dan gue nggak bisa biarin itu, Fa!" Levi menghela napas frustasi. "Walaupun hubungan lo sama Viola merenggang, lo tega liat Viola diperlakuin rendah sama cowok lo?!" Alfa menatap tajam Fafa.

"Alfa bukan cowok aku. Aku udah berusaha buat bikin Alfa berhenti gangguin Viola, Lev." ada yang percaya ucapan Fafa? Liat dia, ular bermuka dua.

"Astaga, trus gue harus gimana?! Ah, shit!!"

"Jauhin Viola!" Fafa menatap serius pada Levi.

Lalu dari arah lain, bogeman diarah pada Levi dengan keras. Levi meringis memegang sudut bibirnya, sambil mengumpat kasar. Ia melihat siapa yang berani memukulnya.

LilacWhere stories live. Discover now