12 ೫ Hanya Akting

177 26 11
                                    

ထ • • ೫ • • ထ

Sepeninggal Alfa, Viola hanya bisa menunduk tidak berani menatap satu per satu teman Alfa. Tampang kebingungan pun ditampakkan oleh beberapa teman Alfa seperti Fano dan Girland, dimana mereka tau jika Alfa tidak suka miliknya disentuh oleh orang lain.

"Gue nggak bisa ngelakuin apa yang Alfa suruh!" sebrengsek apapun Girland yang terkenal suka memainkan perempuan tetap tidak ingin melakukan hal kotor pada kepemilikan Alfa, yaitu temannya sendiri.

"Kenapa nggak bisa? Munafik. Bilang aja lo mau nikmatin sendiri kan?!" ucap seorang lelaki yang dulunya anggota Aervis, sifatnya tidak mudah untuk dipercaya. Sekali berkhianat, masih bisa berkhianat lagi.

"Kita nggak akan ngikutin suruhan Alfa." Fano mulai angkat suara, sebagai kepercayaannya Alfa ia harus bisa melerai kekacauan yang dibuat oleh ketuanya. Fano membantu Viola untuk bangun, membawanya kebelakang tubuhnya. "Keadaan Alfa lagi emosi, lo nggak liat?"

"Apa hubungannya? Yang jelas kita harus lakuin semua apa yang Alfa suruh. Lo nggak patuh sama ketua lo sendiri?"

"Gue setuju sama Fano." ucap Nogi mulai melindungi Viola.

Empat kawan Alfa ingin melindungi Viola dari parang anggota yang lain, mereka sadar secantik apa Viola hingga menjadi rebutan. Banyak yang menginginkan Viola, dan sekarang lah kesempatan itu datang. 

Tetapi tetap saja Fano tidak menganggap itu kesempatan, dulu ia pernah menyukai Viola, walaupun rasa itu sudah terhempas ia relakan karena Viola sudah milik Alfa. Ia tidak ingin tubuh Viola yang berharga dibagi pada manusia yang kelapan nafsu dihadapannya.

"Terus lo maunya gimana bangsat? Mau lo pake sendiri sama temen lo?"

"Udahlah masalah kaya gini jangan sampe bikin kita jadi dua kubu." Girland muak dengan perdebatan yang sulit dilerai.

"Gini aja."

Semuanya menoleh menatap Fano, menunggu penjelasan dari lelaki itu. Fano menatap satu per satu anggota, ia yakin tidak semua yang menginginkan Viola. "Kalian harus setuju kalo kita nggak akan ngelakuin itu."

"Kalo Alfa marah karna kita ngebantah gimana, lo mau tanggung jawab?"

"Bisa aja kita ngelakuin kebalikannya, supaya Alfa percaya kalo kita ngelakuin apa yang dia suruh."

"Biar Alfa nganggep kalo kita perkosa Viola bareng-bareng?" tanya Girland memperjelas ucapan Fano.

"Dengan cara?"

"Kita tidur dulu aja. Nanti gue bangunin kalo kita harus siap-siap."

"Lo yakin ini bakal berhasil?" tanya Nogi takut jika ketahuan Alfa.

Fano mengangguk meyakinkan. Menatap Viola yang menahan tangisnya sedari tadi, lalu ia baru bisa melihat wajahnya setelah Viola mendongak. "Tenang aja, ada gue." Fano menenangkan Viola sebisa mungkin, bukan karena berharap jika suatu saat ia bisa bersama Viola. Tapi karena menghargai jika Viola milik Alfa.

"Fano, makasih." 

ထ • ထ

Tepat sebelum matahari terbit, langit masih gelap. Belum ada tanda-tanda arunika yang akan muncul dari balik awan. Fano mulai membangunkan semua anggota yang masi tertidur, tidak lupa membangunkan Viola terlebih dulu. Viola mengikuti apapun yang Fano instruksikan, ia duduk dalam diam menunggu Fano.

Ia sangat lega masih ada lelaki yang melindunginya, teman Alfa tidak begitu buruk. Tapi Viola tidak bisa melupakan perlakuan Alfa padanya, setega itu Alfa memberikannya pada anggota kumpulannya. Ia tidak akan memaafkan dengan mudah lelaki itu.

LilacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang