18 ೫ Mencampakkan ++

146 17 2
                                    

ထ • • ೫ • • ထ

Suara kencang berasal dari pintu yang ditutup secara kasar setelah lelaki itu masuk, Alfa dengan langkah lebar langsung duduk ditepi ranjang. Matanya dengan tajam menatap Viola dari pantulan cermin meja rias.

"Lo dari tadi belom siap?!"

"Siap apa?" tanya Viola dengan ragu

"Buka baju lo!"

Viola mengerjap, apa yang mau suaminya lakukan? Mengapa terburu-buru, seakan ia adalah wanita pesanan yang waktunya akan habis.

"Alfa, aku mandi dulu ya."

"Buka."

Viola membalikkan tubuhnya menghadap langsung pada suaminya, benarkah Alfa ingin seperti ini? Memperlakukan layaknya perempuan rendahan.

"Lo nggak nurut?"

"Bukan gitu, Alfa."

"Buka! Jangan bikin gue ngelakuin hal lebih gila."

Viola harus tenang, semuanya akan berjalan dengan baik walaupun harus sesuai dengan kemauan suaminya terlebih dulu. Tidak ada rumah tangga yang terus lurus tanpa adanya belokan, entah itu masalah ataupun hal yang tidak terduga, semuanya pasti ada yang terjadi.

Viola mengarahkan tangannya kebelakang mencari resleting gaunnya. Sangat sulit untuk membukanya, terlebih tangannya menjadi gemetar.

Melihat istrinya yang lamban, ia langsung maju mendekat. Tangannya mencengkram lengan atas Viola dan membalikkan tubuh istrinya tanpa perasaan. Lalu menyingkap rambut Viola, namun sebelum ia membuka resleting gaunnya. Alfa menatap Viola pada pantulan cermin, bibirnya menyungging melihat Viola yang memejamkan mata karena gugup.

"Buka mata lo, ini bukan pertama kalinya kan?" pernyataan itu sedikit merendahkan Viola dari ucapan yang dilontarkan Alfa.

Viola menghembuskan napasnya dengan pelan, membuka mata dan saat itulah suara resleting diturunkan oleh Alfa.

Tangan Alfa menyingkap sisi kanan gaun Viola, menjamah bahu kanan Viola yang mulus. Sentuhan Alfa begitu terasa langsung di kulit tanpa penutup kain apapun. Alfa mendekatkan bibirnya kebelakang telinga istrinya, aroma tubuh Viola yang memabukkan membuatnya ingin mengulum daun telinga Viola tanpa izin.

Deru napas Viola begitu terasa, karena tangannya kini menyentuh tekuk tulang pipi Viola agar menoleh padanya. Kini nafsu Alfa justru naik semakin bernafsu, sungguh wanita yang kini menjadi istrinya adalah sosok yang membuat siapapun menjadi tergoda.

"Alfa...."

Mendengar suara pasrah Viola, menambah insting terkuat ditubuhnya untuk dimanjakan. Bibir Viola tidak bisa ia lewatkan, mulai melumatnya dengan rakus, namun tangan kirinya tetap menahan agar tubuh Viola membelakanginya.

Viola mulai menyentuh tangan kiri Alfa dengan ragu, seraya tangan yang lain meremas gaunnya.

Alfa mengarahkan Viola kesamping, didepannya terdapat sebuah meja buffet, lalu Lelaki itu melepaskan ciuman itu lalu mendorong tubuh Viola ke dekat meja. Untung saja Viola menahan tubuhnya dengan tangan yang langsung menyentuh meja sebelum tubuhnya yang menubruk dengan sakit.

"Jangan harap gue perlakukan Lo kaya ratu." Alfa memegang lengan Viola menariknya untuk berhadapan dengannya. Lalu kembali memaksakan kehendak dengan mencium Viola semakin agresif, semakin berkuasa. Dengan tangan yang tidak tinggal diam untuk menggerayangi tubuh indah Viola.

Tanpa melepas ciuman berhasrat itu, Alfa melepas paksa gaun bagian atas sampai menampakkan payudara bulat dengan bra tipis tanpa tali yang menopangnya. Ciumannya semakin bernafsu hingga turun ke leher Viola, menghirup aroma tubuh istrinya sangat dalam menikmati sensasinya.

LilacWhere stories live. Discover now