satu: matahari, kenapa?

1.3K 166 13
                                    

DISCLAIMER
fanfiction ini mengandung unsur 18+, cheating, hubungan tidak sehat, dan tentu saja dengan pair boy x boy, bagi yang terkendala atau tidak menyukai hal hal yang telah disebutkan, silahkan tinggalkan lapak ini untuk kenyamanan bersama, kritik + saran sangat dipersilahkan, cerita ini mengambil tokoh utama dari manga karya author hebat Ken Wakui, dengan kapal utama BajiFuyu yang diselingi beberapa pasangan lain seperti BajiTora, perkenalan tokoh ada di chapter berikutnya yang kemungkinan besar mengandung spoiler time skip character.
Bagi yang sampai disini memutuskan untuk keluar, terimakasih atas waktu yang telah diluangkan untuk membaca paragraf peringatan ini, bagi yang memutuskan untuk lanjut, selamat menikmati.















Chifuyu membuka mata perlahan, manik biru indahnya menyusuri kamar gelap yang hanya memiliki sumber penerangan dari ponsel yang kini tengah ia gunakan. Pukul empat pagi, wajar saja matahari masih enggan menampakkan sinar hangatnya.

Chifuyu menghela nafas sejenak, mengelus pelan pundak dan belakang lehernya yang terasa sangat pegal. Chifuyu melirik ke samping, lebih tepatnya pada sosok bersurai panjang bertelanjang dada yang kini tengah terlelap membelakanginya.

Chifuyu merenung sesaat, mencoba untuk mengumpulkan kesadaran sepenuhnya. Setelah dirasa cukup, chifuyu beranjak dari kasur, memungut bajunya yang berserakan dilantai kamar lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Keluar dari kamar mandi chifuyu membuka semua gorden dikamarnya, seakan memberi izin pada sang mentari untuk menyinari ruangan gelap bak tak berpenghuni itu. Chifuyu mengambil salah satu dari banyaknya ikat rambut berwarna hitam di meja rias kamarnya, mengikat tinggi poni poni yang sedikit mengganggu penglihatannya, setelah itu ia kembali mendekati ranjang, berniat untuk membangunkan sosok laki laki yang jelas berperawakan lebih besar darinya.

"Baji-san..."

Tidak ada respon.

Chifuyu kembali memanggil nama pria bernama baji itu, tapi kali ini dengan sedikit memberikan guncangan di bahu yang lebih tua. Setelah beberapa menit akhirnya baji terbangun, chifuyu dengan cepat memintanya untuk mandi dan bersiap untuk bekerja.

_______________________________________________________

Sembari menunggu baji bersiap, chifuyu sudah sibuk didapur apartement yang tidak dapat dikatakan kecil itu, ia berencana untuk membuat roti panggang beroleskan selai, sederhana memang, tapi ia sangat berharap baji bisa memakannya, untuk mengganjal perut sebelum jam makan siang apa salahnya bukan?

Tepat saat dua roti panggang sudah ia oleskan selai, baji keluar dari kmar dengan setelan kerja yang khas.

"Baji-san, aku sudah membuatkan roti panggang, duduk lah dan sarapan terlebih dahul-"

Kalimat di tenggorokan chifuyu tersendat saat baji jalan melewatinya begitu saja, lebih tepatnya seperti terburu buru ke arah pintu keluar apartement, membuka pintu itu dan mempersilahkan seseorang masuk.

"Kazutora!! Mengapa datang sepagi ini?"

Baji nampak antusias, sedangkan pria yang dipanggil kazutora itu tersenyum cantik, sangat cantik, hingga chifuyu yang ikut melihat senyum itu hanya bisa memainkan jari jarinya, tanda ia sedang gugup.

"Kemarin aku sudah berjanji padamu untuk membawakan sarapan bukan? Aku hanya menepatinya, ayo makan bersama, jika berangkat ke kantor sekarang kurasa kita masih memiliki sedikit waktu, atau kau ingin memakannya di apartementmu saja? Aku membuat cukup banyak, tak apa jika chifuyu ingin bergabung, ngomong ngomong dimana dia...? Oh-!! Hai chifuyuuu!!!"

Chifuyu yang tiba tiba disapa agak terkejut gugup lalu membalas dengan canggung, "h-halo kazutora-san..."

Baji nampak tak memperdulikan chifuyu, ia hanya fokus pada kazutora yang berada di dpeannya.

"Ayo makan di kantor saja, aku juga akan berangkat, dia bisa masak atau membeli sarapan, jangan khawatirkan dia."

Chifuyu tak membantah, ya... itu memang faktanya bukan?

"Baiklah... kalau begitu ayo cepat", kazutora.

Baji menatap datar chifuyu dan berucap "ambilkan kunci mobilku dikamar."

Chifuyu mengangguk lalu bergegas mengambil salah satu kunci mobil milik baji. Saat kembali untuk memberikannya, dapat chifuyu lihat baji sedang berciuman dengan kazutora, ciuman yang mesra di pagi hari, keduanya tampak sangat menikmati waktu mereka. Chifuyu tak ingin mengganggu dan menginterupsi, ia dengan sabar menunggu hingga kedua sejoli itu selesai baru memberikan kunci mobil baji.

"Kami pergi dulu, sampai nanti chifuyu", kazutora tersenyum ramah sambil melambaikan tangannya pada chifuyu, nampak rona merah menghiasi wajahnya yang indah, menambah kesan manis yang sudah melekat saja.

Pintu ditutup rapat, lalu hening.

Chifuyu berdiam ditempat sembari menggaruk kepalanya tanda kebingungan, harus ia apakan roti roti itu? Mood-nya untuk makan sudah hilang, digantikan dengan rasa sesak, sedih, tapi juga rasanya sudah sedikit terbiasa.

Chifuyu menatap jendela apartement yang mulai dimasuki oleh sinar matahari pagi, ia tersenyum getir.

Mentari di ufuk timur, hari ini pun cahayamu bagi intensitas Chifuyu Matsuno lagi lagi tak terasa hangat.

nelangsa [bjfy fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang