enam belas: alasan larut malam.

613 112 9
                                    

Di siang hari saat matahari dengan tanpa ragu memperlihatkan cahayanya pada semesta, yang chifuyu lakukan hanyalah berdiri mematung di depan kulkas sembari dalam hati mengucapkan kata 'cap cip cup...' untuk memilih rasa es krim yang akan ia makan.

Cuaca benar benar sangat terik siang ini dan memakan beberapa es krim adalah pilihan yang tepat agar dapat bertahan hidup, itu pikir chifuyu.

Chifuyu sudah menghabiskan dua bungkus es stik itu dengan cepat, jadi kini ia ingin memakannya lagi walaupun sempat dilema memilih rasa apa yang akan masuk ke mulutnya sekarang.

Setelah memilih es krim mana yang akan ia makan, chifuyu segera beranjak dari dapur menuju ruang televisi, berniat untuk menghabiskan waktu dengan berleha leha disana.

Tepat saat ia beberapa langkah hingga akhirnya tiba di sofa, chifuyu tiba tiba mematung saat melihat seorang pria bersurai hitam legam sebahu memasuki apartement nya tanpa aqba aba.

"Baji-san...?"

Chifuyu terkejut, lebih tepatnya sangat terkejut. Ini bukan jam makan siang, dan baji beberapa hari ini bahkan tidak pulang ke apartement karena mengurus beberapa hal di perusahaan tapi tiba tiba saja lelaki yang menyandang status suami chifuyu ini berada di rumah? Saat jam kerja masih berjalan? Tuhan... apakah dunia akan kiamat?

"Baji-san? Mengapa pulang? Apakah ada yang tertinggal? Mengapa tidak menghubungiku untuk mengantarnya? Dan juga... bAJI-SAN?!"

Chifuyu melempar asal es krim di tangannya dan segera berlari untuk menopang tubuh baji yang tiba tiba terlihat seperti akan kehilangan keseimbangan.

"Baji-san?! Apa yang terjadi?!?!?"

Baji menyandarkan setengah beban tubuhnya saat ia memeluk pinggang kecil chifuyu. Kepalanya yang tadi terasa berat sedikit merasa lebih baik saat di tenggelamkan dalam bahu chifuyu, tapi ia masih merasa tenggorokannya sangat tidak enak, dan juga tiba tiba baji merasa suhu di sekitar sangat dingin.

"Baji-san... kau kuat berjalan ke kamar?"

Baji hanya mengangguk sebagai jawaban. Walaupun sedikit tak yakin, chifuyu tetap mencoba membopong tubuh baji yang besarnya melebihi chifuyu sendiri dan untungnya baji benar benar dapat berjalan hingga ke kamar.

Setelah tiba di kamar, chifuyu dengan cepat membaringkan baji di ranjang dan memeriksa suhu tubuh baji.

Panas. Baji sepertinya terserang demam.

Chifuyu menghela nafas, ia benar benar sangat mewajarkan jika baji terkena deman, melewatkan makan dan begadang di depan computer berhari hari, manusia mana yang tidak akan sakit?

Chifuyu sangat ingin menyeramahi baji, tapi niat itu ia urungkan saat melihat baji yang sudah tertidur pulas. Chifuyu sudah tak tahu lagi berapa banyak ia menghela nafas karena ulah baji, tapi untuk beberapa saat ini, tolong jangan larang chifuyu untuk melakukan hal itu.





"Oh? Baji-san? Kau sudah bangun?"

Chifuyu bertanya sembari tetap meletakkan kain kompres di kening baji.

"Panasnya sudah sedikit menurun, istirahatlah lebih banyak lagi dan kau akan sembuh baji-san."

Baji tak berkomentar apa apa, hanya memperhatikan setiap gerakan yang chifuyu lakukan.

"Baji-san, kau ingin memakan sesuatu?"

Baji mengangguk. Jujur saja ia sangat kelaparan kini.

"Apa yang ingin kau makan?"

"Peyoung..."

"??? Tidak tidak! Kau tidak ku izinkan memakan mie!"

Walaupun sedikit sedih mendengar peruturan chifuyu, baji kembali hanya diam tak berkomentar, apalagi melawan.

nelangsa [bjfy fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang