delapan: the good, then bad, and ugly.

831 142 36
                                    

Tengah malam. Chifuyu dibangunkan oleh suara ketukan dan bel apartement yang tiba tiba berbunyi, entah siapa yang memiliki keperluan di jam segini, chifuyu dengan mata kantuknya berjalan keluar kamar untuk membukakan pintu.

Ceklek

"Hai chifuyu, hehe..."

Dahi chifuyu berkerut, pasalnya kini di depan pintu ada kazutora yang sedang membopong baji, sepertinya baji benar benar minum sangat banyak.

"Kazutora-san...?"

"Chifuyu, maaf merepotkanmu tapi bisa bawa baji masuk?"

Chifuyu kembali merasa heran, "bukankah baji-san akan tidur di apartementmu beberapa malam kazutora-san?"

"Y-ya.. itu benar, hanya saja tidak bisa malam ini, aku ada urusan mendadak, dan aku tidak mungkin juga meninggalkannya dengan keadaan seperti ini."

Chifuyu masih keheranan tapi ia hanya mengangguk, mengambil alih baji yang langsung ambruk dipelukannya. Kazutora meminta maaf lalu segera pergi, tampaknya ia benar benar memiliki urusan penting.

Kini hanya ada baji dan chifuyu, sungguh rasanya chifuyu bisa ikut mabuk hanya dengan mencium bau alkohol pada diri baji, benar benar menyengat.

"Ya Tuhan... baji-san, berapa banyak kau minum..?"

Chifuyu dengan sedikit menyeret membawa baji ke kamarnya, hingga akhirnya sampai dan chifuyu langsung membaringkan baji di tempat tidur.

"Kazutora..."

Chifuyu tidak menghiraukan baji yang mulai melantur memanggil nama kazutora, jujur ini sudah cukup sering terjadi.

Saat merapikan selimut dan ingin mematikan lampu kamar, tiba tiba saja baji menahan dirinya yang akan hendak pergi, membawa tubuh pria yang lebih kecil tenggelam di dadanya.

Chifuyu tentu saja terkejut, ia segera memberontak dan itu membuat baji sedikit kesal.

"Baji-san lepaskan aku."

Berkata dengan dingin chifuyu menatap baji tidak suka. Baji bangun dari tidurnya, masih dalam pengaruh alkohol saat ini orang yang ia lihat dalam dekapannya adalah...

"Kazutora...?"



















Driiiiitt.

Suara decitan tercipta saat baji menggerakkan tubuhnya dengan sangat cepat, menggagahi chifuyu yang sedari tadi sudah memberontak menangis di bawah baji.

Suara decitan itu sudah cukup membuktikan betapa kasarnya permainan baji saat ini bukan?

Chifuyu berusaha mati matian untuk mereda tangisnya, sesekali memberi pukulan yang tampak tak berguna di dada baji, sedari tadi memohon pada baji untuk menghentikan semua ini.

Chifuyu tidak merasakan apapun selain sakit disekujur tubuh, terlebih di bagian bawah tubuhnya yang kini tengah di obrak abrik oleh baji.

Desahan dan isakan seakan menjadi satu, tak tau lagi entah yang mana keluar dari mulut chifuyu. Membekap mulut dengan tangannya sendiri, chifuyu berusaha sebisa mungkin untuk menahan suara apapun yang bisa keluar dari mulutnya.

"B...baji... s...shhaan.."

Baji benar benar gila.

Chifuyu sudah tidak bisa menghitung lagi sudah berapa lama ia mengemis untuk berhenti kepada baji, entah sudah berapa kali pria bersurai hitam itu memuntahkan cairannya didalam chifuyu.

Yang benar saja... bahkan saat mereka melakuakn hubungan badan dalam keadaan sadar satu sama lain saja chifuyu merasa sangat kesakitan, dan kini bagian bawah tubuhnya di hujam tanpa ampun dan belas kasihan selama berjam jam?

Gila, baji keisuke kau gila.

Tapi bagian terbaik saat baji menyakiti chifuyu bukanlah ini, bagian terbaiknya adalah saat baji merasakan nikmat yang tubuh chifuyu berikan tapi mendesahkan satu kata penuh luka dengan deep voice-nya tepat disamping telinga chifuyu.

"Ah... kazutora.."

Saat mendengar nama itu desahan dan tangis chifuyu tiba tiba berhenti, chifuyu merasa seakan disambar petir karena sakit yang menabrak hatinya.

Chifuyu tau fakta bahwa baji tidak pernah berbuat hal yang aneh pada kazutora, semua hawa nafsunya ia salurkan pada tubuh chifuyu, bukan sekali dua kali chifuyu kendengar baji mendesahkan nama kazutora saat mereka sedang berhubungan badan.

Tapi kali ini rasanya benar benar sakit, seluruh tubuhnya benar benar sudah akan hancur, bagian bawah tubuhnya sudah seperti mati rasa, tubuh bagian atasnya tidak lebih baik, dipenuhi bekas gigitan dimana mana, dan pelaku yang melakukan semua itu masih sempat sempatnya mendesahkan nama orang lain?

Tak ada suara kali ini, hanya air mata yang mengalir deras, sesekali ia mengerutkan kening saat merasakan gerakan baji yang terlaku kasar, entah bagaimana chifuyu bertahan malam itu, terakhir yang ia ingat hanyalah tubuhnya yang masih digunakan dengan padangan matanya yang lama kelamaan kabur hingga akhirnya benar benar tertutup, hanya menyisakan kegelapan.

nelangsa [bjfy fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang