sebelas: malam dan tenggat waktu.

797 136 10
                                    

Sudah terhitung tiga minggu semenjak chifuyu mulai berkuliah, ya.. satu bulan pertama tidak ada masalah, hanya chifuyu yang masih kaku untuk mencari circle pertemanan, walau begitu tetap saja semuanya aman terkendali.

Memasuki bulan kedua chifuyu kuliah ia mulai nampak sedikit lebih sibuk, yang biaasanya mampu menyapu apartement lima kali sehari karena tidak ada kerjaan yang harus dilakukan mulai berkurang menjadi dua kali. Yang biasanya chifuyu jam delapan malam sudah berada dibawah selimut mencoba untuk tidur, kini mulai tidur lebih larut.

Memasuki bulan keempat dan kelima, semuanya berubah.

Chifuyu sedikit kewalahan mengurus apartement miliknya dan baji, jadwal makan yang tadinya memang tidak pernah tepat waktu kini tambah berantakan tak karuan, hanya makan jika ingat saja. Jam tidur juga semakin hari semakin larut, kantong mata bahkan perlahan tampak mulai menghiasi bagian bawah mata chifuyu.

Alasan semua ini tidak lain dan tidak bukan adalah tugas.

Mahasiswa mana yang tidak pernah kewalahan karena tugas?

Tiap hari saat jam sudah menunjukkan tengah malam, chifuyu biasanya masih berkutat dengan kertas, pensil, penghapus, dan penggaris. Bahkan tak sesekali matanya kelelahan melihat cahaya laptop untuk mengerjakan tugas.

Melelahkan memang, tapi jujur saja chifuyu sudah memprediksi semua ini. Ia tak sembarang omong saat meminta kepada baji untuk melanjutkan kuliah, ia sudah membayangkan tugas tugas setinggi langit yang menunggunya didepan sana, tapi tak apa, karena ia sudah memprediksi hal ini rasanya chifuyu tidak terlalu shock. Tapi bagaimanapun juga chifuyu tetap tak semudah itu beradaptasi.

Lain dengan chifuyu yang kewalahan, lain pula dengan baji.

Yang benar saja, pria gila kerja itu sudah cukup terbiasa dengan cahaya laptop yang terpancar ke wajahnya hingga jam tiga pagi. Bagi baji itu bukan hal yang aneh lagi.

Walaupun baji setiap hari selalu pulang dari kantornya sesuai dengan jam yang ditetapkan, bukan berarti ia tidak lembur.

Baji hampir setiap malam lembur, hanya saja tugas tugasnya kebanyakan ia kerjakan di apartement dengan suasana yang sudah familiar dengannya.

Dan dengan adanya chifuyu yang ikut begadang mengerjakan tugas, jujur saja malam malam baji yang sibuk berkencan dengan laporan kantornya tidak terasa terlalu monoton lagi. Pasalnya ketika chifuyu sudah muak dengan tugasnya, biasanya tanpa ia sadari, chifuyu akan mengomel sambil menceritakan hari hari menyebalkan yang ia alami, mulai dari dosen yang sok sibuk hingga teman sekelas yang tidak tau terimakasih, chifuyu akan menceritakan semuanya.

Baji tidak merasa terganggu, suasanya jadi sedikit hidup saat chifuyu mengomel tidak jelas itu, apalagi saat baji melirik si surai pirang memanyunkan bibir sambil terus mengoceh dengan mata yang sudah terasa berat menahan kantuk, sedikit menggemaskan bagi baji.

Dan seperti hari hari lainnya, kini baji dan chifuyu tengah sibuk dengan urusan masing masing. Berkutat dengan laptop dan kertas.

Saat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam chifuyu pun meregangkan badannya, ia sedikit bersyukur karena akhirnya tugas yang harus ia kumpulkan lusa sudah selesai.

Chifuyu tidak ada kelas besok, ia memiliki firasat jika hari esok akan ia habiskan dengan seharian tidur diranjang karena kelelahan.

Saat akan beranjak untuk pergi ke kamar, chifuyu milirik baji yang masih sibuk dengan laptopnya, duduk tepat disamping chifuyu lengkap dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Tampan.

Chifuyu merasa tak enak jika pergi terlebih dahulu, menghela nafas panjang, chifuyu akhirnya memilih untuk menunggu baji hingga selesai, kini yang ia lakukan hanyalah membersihkan serpihan serpihan sampah penghapusnya, menyapu apartement, dan menyibukkan diri.

Satu setengah jam kemudian laptop baji akhirnya berhenti memancarkan cahayanya, baji juga melepaskan kacamata yang entah mengapa rasanya sangat berat untuk batang hidungnya itu, melirik kesamping, dapat ia lihat chifuyu yang sudah sangat mengantuk tampak berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan kesadarannya.

Baji tentu saja menyadari jika chifuyu menunggu dirinya selesai dengan pekerjaan hingga larut malam begini, tersenyum kecil, baji pun mengelus pucuk surai chifuyu, berniat untuk membangunkan si empu.

Chifuyu yang merasakan guncangan pun sedikit tersentak dan hanya menganggukkan kepala saat samar samar mendengar baji memintanya untuk pindah dan tidur dikamar. Tanpa ia sadari tingkahnya itu kini membuat baji mengerutkan dahi.

Baji yang melihat mata sayu, bibir yang sedikit terbuka, dan kepala yang mengangguk kecil itu sedikit meneguk ludah, tiba tiba ada satu pertanyaan yang mendarat di pikiran baji, baji bahkan tidak tau hubungan pertanyaan itu dengan yang ja lihat saat ini, tapi...

Kapan terakhir kali ia melakukan hubungan intim dengan chifuyu?

Jika dipikir pikir lagi sepertinya sudah dua minggu... waktu yang wajar untuk mereka berdua yang kini tengah sama sama sibuk.

Baji menarik tengkuk chifuyu mendekat, menempelkan bibir kecil itu agar bisa ia kuasai, dapat baji rasakan tangan chifuyu sedikit memberontak, memukul mukul lemah dadanya. Tapi bagaimanapun juga chifuyu kini setengah kesadarannya berada di alam mimpi, hingga beberapa menit kemudian pukulan itu menghilang, digantikan dengan desahan saat chifuyu merasa baji terlalu kasar memperlakukan tubuh bagian bawahnya disana.

Keesokan harinya firasat chifuyu memanglah benar, karena hari itu yang ia lakukan hanya menghabiskan hari tidur diranjang karena kelelahan.

nelangsa [bjfy fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang