7 Semideus || Nct Dream

Δεκαεννέα

Hohoho saya up lagii

[Δεκαεννέα [Dekaennea] = sembilan belas]
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Minum pelan pelan"

Haechan memberikan segelas minuman herbal pada Jeno, menyuruh Putra Hades itu untuk meminumnya.

Perlahan Jeno meneguk minuman itu, perutnya terasa begitu panas membuatnya menggeram sakit.

"Jeno daritadi sama gua," Renjun berujar, sembari menatap Jeno ngeri.

"Kenapa lu gak bilang?"

Jisung menoleh kearah Renjun dengan tatapan datarnya. Renjun yang merasa tertuduh, melirik Putra Hermes itu dengan tajam.

"Lu liat tadi? Apa Chiron kasih gua kesempatan buat jelasin?"

Jisung terdiam, ia menghela napas pelan. "maaf"

"Siapa yang terakhir ke kamar Jeno?" Mark bertanya sembari menatap ke 6 sahabatnya satu per satu.

"Gua"

Jisung bersuara, merasakan berbagai tatapan menuju kearahnya ia menghela napas.

"Tapi gua gak ngeliat botol itu sama sekali, gua ke kamar Bang Jeno cuma buat minjem pedangnya"

Jeno mengangguk. "Tadi Jisung juga udah izin"

"Tadi Mark juga hampir kena anak panah emas punya Apollo"

Mata tajam Jaemin melirik Haechan. Sedangkan, si putra Apollo terkejut, namun alisnya menukik tidak terima setelah menyadari tatapan mengintrogasi milik Jaemin.

"Daritadi gua di ruang herbal sama Pelicia."

"Siapa yang punya panah itu selain lu di pondok Apollo?" Chenle bertanya sembari tetap melemparkan tatapan tajamnya pada Haechan.

Haechan menghela napas gusar. "Gua doang, tapi gua berani bersumpah gua gak pernah ada niat buat bunuh Mark!"

"Bang Jaem lu gak seharusnya nuduh bang Haechan begitu."

Jaemin menoleh kearah Jisung yang juga tengah melemparkan tatapan tajam padanya.

"Lu hampir ngenain panah kebencian ke gua dan Gava."

Jaemin menukikkan alisnya heran. "Gua dari tadi di hutan sama-

"Panahnya berasal dari arah hutan."