Bagian 1

2.4K 148 2
                                    

Kriiiing!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kriiiing!

Alarm di smartphone-nya berbunyi memecah kesunyian kamar. Sosok laki-laki berambut ikal bangun dari tidurnya. Tangannya meraba-raba sekitar mencari benda dengan suara menyebalkan itu. Setelah dapat, segera ia tekan kasar salah satu tombolnya sehingga suara itu berhenti. Matanya yang masih mengantuk menatap langit-langit kamar yang retak. Tapi setelah melihat jam berapa ia terbangun, ia segera bangkit dari ranjangnya.

Laki-laki ini bernama Raffael atau akrab disapa Raffa, tubuhnya yang kurus menjadi salah satu ciri yang bisa dengan mudah dikenali oleh siapa pun. Kaki Raffa melangkah berjalan meninggalkan kasur. Di dalam ruangan dengan cat dinding krem ini, ia mencari sesuatu untuk diminum. Ia buka kulkas dan menemukan sebotol air minum, Raffa menenggaknya sambil menjaga pintu kulkas agar tidak tertutup.

Setelah sudah merasa segar, ia beralih ke beberapa barang yang berantakan di ruang depan. Ya, Raffa memang kurang memperhatikan kerapian barang-barangnya. Seringkali baju, buku dan benda-benda miliknya tersebar berantakan begitu saja di unit rumah susun kecil ini yang jadi tempatnya berteduh. Unit rusun kecil yang cukup untuknya sendiri, terdiri dari satu buah kamar tidur, ruang tengah, dapur dan kamar mandi.

Raffa segera pergi mandi setelah urusannya dengan barang-barang itu selesai. Tak butuh waktu lama untuknya membersihkan diri. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 dan dirinya harus bergegas berangkat ke tempat kerja. Sebuah seragam biru muda ia kenakan, lalu dilapisi dengan jaket berwarna cokelat.

Ia mengemas barang-barang pentingnya ke dalam tas kecil yang melingkar di pinggangnya. Sudah yakin membawa semua yang dibutuhkan, Raffa berjalan menuju pintu. Ia keluar ruangan. Kemudian mulai berjalan menelusuri koridor demi koridor rumah susun dengan tiga lantai ini.

Di rumah susun ini, banyak hal dan jenis-jenis orang yang dapat ia temui. Tetangganya misalnya, pasangan suami istri yang setiap hari kerap menganggu Raffa dengan tangisan anaknya yang begitu keras. Atau seorang tukang service barang elektronik yang terkadang menghalangi jalan saat sedang memperbaiki sesuatu.

Tempat ini hanyalah rumah susun sederhana dengan penghuni yang bisa terbilang hidup dengan ekonomi pas-pasan. Dindingnya banyak yang sudah kusam, catnya sudah retak-retak dan terkadang pola pikir penghuninya yang masih rendah membuat sampah terlihat di beberapa sudut lorong.

Raffa yang tinggal di lantai dua lalu berjalan menuruni tangga yang berada di tengah bangunan. Sesampainya di bawah, suasana ramai menyambutnya. Banyak orang membuka usaha di lantai bawah. Ada yang membuka warung kopi, tempat potong rambut, atau berjualan makanan di kantin. Semuanya terasa sangat sibuk saat pagi hari seperti ini.

"Berangkat, Mas?" tanya salah satu orang yang mengenalnya.

"Iya," jawab Raffa sambil tersenyum tanpa menghentikan langkahnya ke arah pintu keluar.

Raffa sampai di luar bangunan, ia berjalan memasuki parkiran dan menuju ke arah motornya. Setelah beberapa meter menuntun motor itu keluar barisan, barulah Raffa menaikinya dan menyalakan mesin. Seru mesin motornya terdengar halus. Tak lupa juga ia mengenakan helmnya. Dengan cepat motornya mulai melaju dengan pelan ke luar area rusun itu.

Necrolust [18+] (TAMAT) Where stories live. Discover now