Bagian 8

868 71 1
                                    

Raffa terbangun dengan mata yang masih mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raffa terbangun dengan mata yang masih mengantuk. Kantung matanya membesar, sedikit menghitam. Tatapannya sayu ke arah depan, rasa pusing karena kurang tidur terasa di kepalanya. Tapi bunyi alarm membuatnya tak bisa mengelak. Mau tak mau ia harus bangkit dari kasur dan memulai aktivitas. Lagi.

Baju yang kotor dengan darah masih ia pakai selama ia tidur beberapa jam itu. Sambil melepaskan pakaiannya, kaki Raffa melangkah ke arah kamar mandi. Sesampainya di sana, ia tersadar kalau potongan kepala itu masih ada di kamar mandi. Tergeletak begitu saja, bagian wajahnya menghadap ke arah Raffa.

Dengan segala akalnya ia berpikir, bagaimana cara menyimpan kepala itu. Sampai akhirnya ia mendapat ide. Ia segera berpindah tempat ke ruang depan, mengarah ke tumpukan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Satu per satu barang ia ambil, dikeluarkan tanpa pandang bulu. Matanya mencari sesuatu. Sampai akhirnya sebuah kotak berbahan kaca transparan ia dapatkan. Sebuah akuarium.

Raffa membawa akuarium miliknya ke dalam kamar. Ukurannya cukup untuk menampung kepala jenazah itu. Ia tinggal akuarium itu sesaat. Sebuah lemari kecil di dapur ia buka, tangannya meraih jerigen berisi sebuah cairan kimia. Stiker kecil terpasang di jerigen itu, bertuliskan “Formalin.”

Cairan formalin itu sendiri sudah lama ia simpan, dahulu dirinya memang senang mencuri beberapa barang dari dalam kamar mayat termasuk formalin ini. Raffa lalu kembali ke kamarnya. Ia ambil akuarium itu, lalu mengisinya dengan cairan formalin itu. Jerigen itu sampai habis setengah.

“Baiklah, Sayang. Kamu bisa masuk sekarang,” ucap Raffa yang kemudian berjalan menuju kamar mandi. Ia mengambil potongan kepala itu dan bergegas membawanya ke kamar. Kepala jenazah itu lalu ia masukkan ke dalam akuarium, membiarkannya terendam dengan air formalin dengan harapan bisa awet dalam jangka waktu lama.

Raffa mengangkat akuarium itu, jari-jarinya menggenggam kuat. Berusaha agar akuarium itu tidak terlepas. Dirinya naik ke atas kursi, mengarah ke sebuah rak berisikan barang-barang miliknya. Raffa menaruh akuarium itu di posisi paling atas.

Dari bawah, matanya memandangi akuarium tadi beserta isinya. Potongan kepala yang sudah membengkak itu ia jadikan hiasan kamar. Raffa tersenyum puas, matanya tak bisa berhenti menatap ke atas rak itu. “Sekarang sampai selamanya aku bisa melihat kamu, Sayang,” ucap Raffa.

Setelah selesai dengan kegiatan pagi harinya yang gila, Raffa kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap berangkat ke tempat kerjanya. Meninggalkan kepala itu di dalam rendaman cairan formalin dengan berwadahkan akuarium.

Seperti pagi-pagi pada umumnya. Suasana rusun sibuk dengan beberapa pedagang yang tengah menyiapkan hidangan-hidangan yang siap dijual. Beberapa orang masuk untuk mengisi perut, beberapa lainnya keluar dengan perut kenyang. Tukang parkir turut dibuat sibuk dengan motor-motor yang keluar dan hendak berangkat kerja.

***

Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Suasana sibuk rumah sakit sesaat terhenti, kala satu per satu dari pegawainya keluar setelah jam menunjukkan waktu istirahat. Beberapa juga masih ada yang tetap bekerja dan mengambil jam istirahat kedua untuk menghindari hal-hal darurat yang bisa datang kapan saja.

Necrolust [18+] (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang